14

18 3 0
                                    

***

Jess segera beranjak dari motornya dan berlari menghampiri orang yang berani menyentuh adiknya. Emosinya memuncak dan semuanya telah terjadi.

Jess menarik lengan Richard dan membuat adiknya memekik akibat sentakan yang terjadi, Jess langsung memukul lelaki yang menyentuh Mika dengan seluruh tenaga nya. Menghajar lelaki tersebut sampai babak belur. Tidak ada perlawanan yang dilakukan oleh Richard, dia hanya diam dan menerima semua pukulan yang dia terima.

"DASAR BRENGSEK!! Beraninya kau menyentuh adikku!!!" Seru Jess yang masih memukuli Richard.

Tersadar apa yang sedang terjadi, Mika segera menghentikan perkelahian yang sangat panas antara kakaknya dan Richard. Sebelumnya dia heran kenapa Richard tak melawan balik kakak nya, tapi itu tak begitu penting. Yang terpenting sekarang dia harus melerai Jess yang semakin liar.

"Kakak, hentikan! Dia bisa mati kalau kau pukuli seperti itu!!" Mika memperingati Jess tetapi dihiraukan oleh kakaknya itu.

"Jess sudah ku bilang HENTIKAN!!" Teriak Mika dengan nafas yang tersengal-sengal karena dia juga merasa emosi.

Jess mendorong tubuh Richard dan membuat lelaki itu ambruk seketika dengan wajah yang bisa dikatakan 'sangat tidak baik' itu. Jess mencoba menetralkan jantungnya yang berdegub kencang. Merasa ditatap, Jess menoleh ke arah Mika. Matanya seakan menanyakan 'apa' kepada adiknya itu.

"Kau keterlaluan, Jess. Jika aku tak menhentikan mu, kau bisa saja membunuhnya!" Ujar Mika dengan menekankan kata 'membunuh'.

"Bagaimana aku tidak begitu setelah melihat dia menciummu seperti itu, Mika! Ooh.. apa kau senang dicium seperti itu olehnya? IYA?!" Balas Jess dengan sengit.

Deg.

Mika menjadi teringat kejadian beberapa menit yang lalu. Ya, dia juga marah mengingat Richard lelaki asing yang menciumnya tiba-tiba itu dengan keadaan mabuk pula. Sebagai kakak, Jess pasti sangat marah melihat kejadian itu. Tak seharusnya Mika memarahi kakaknya, tetapi ada rasa yang tak bisa dia jelaskan ketika melihat Richard dihajar oleh Jess sampai seperti itu.

"Bukan begitu, tapi kau bisa dilaporkan ke polisi jika kau memukulinya sampai seperti itu. Ku mohon, sudah cukup kau menghajarnya, Jess. Sudah cukup," Ucap Mika yang semakin memelankan ucapannya sambil menundukkan kepala.

Jess menghela nafas, dia juga terlalu tersulut oleh emosinya sendiri.

"Maafkan aku, aku tak sadar dengan itu, Mika." Ucap Jess sambil memeluk adiknya dengan erat.

Dia takut adiknya terluka, apalagi lelaki tadi dihajarnya telah mencium Mika dan dalam keadaan mabuk juga. Membuat Jess semakin tak suka, seharusnya dia tak meninggalkan adiknya sendirian. Seharusnya dia menunggu adiknya selesai membeli makanan ringan dan mengajak nya menemui temannya. Ya, seharusnya itu yang dia lakukan.

"Baiklah, apa yang harus kita lakukan kepada lelaki brengsek ini?" Tanyanya setelah melepas pelukan mereka dan menatap Richard yang sudah tak sadarkan diri.

"Jess, jangan memanggilnya seperti itu. Nama nya Richard, aku berteman dengannya baru-baru ini." Jelas Mika.

"Jadi kau mengenalnya dan membiarkannya menciummu seperti itu? Hmm?" Jess mencoba untuk menggoda adiknya itu, dan menetralkan suasana menjadi lebih santai.

"Issh.. bukan begitu! Aku juga terkejut dengan hal itu. Ck, sepertinya percuma saja aku menjelaskannya kepadamu. Sudahlah, aku akan menelepon keluarganya," Mika menghampiri Jess yang masih terkapar di jalan itu.

Her Imagination Gets The Best Of HerWhere stories live. Discover now