11

25 4 0
                                    

₩₩₩

Author's POV

Hiruk pikuk kota menambah suasana menjadi lebih berwarna pagi ini. Ditambah dengan cuaca yang tak begitu dingin dan terasa sejuk disaat seperti ini. Semilir angin pagi membuat orang-orang merapatkan mantel ke tubuh mereka, mencari kehangatan masing-masing.

Tak luput dari seorang gadis yang terlihat kedinginan, dari penampilannya yang memakai mantel bulu tebal dan syal yang melilit lehernya. Gadis itu memasuki sebuah cafe, dan berjalan menuju meja kasir. Petugas kasir itu menyapa dan menanyakan apa yang akan dipesan gadis dihadapannya.

"Tolong satu cangkir teh greenty panas dan, mmm.. satu pancake rainbow, dan terakhir stick kentang dua porsi dalam satu tempat," Ucap gadis tersebut sambil mengangguk mantap di kalimat akhirnya.

Petugas kasir tersebut menyebutkan kembali pesanan gadis itu dan memberitahukan harga semua makanan yang gadis itu pesan.

"Terima kasih dan mohon ditunggu," Ucap petugas kasir itu mengakhiri percakapan mereka.

Mika's POV

Hari ini aku menikmati liburanku dengan berjalan-jalan ke kota, tadinya aku tidak diperbolehkan oleh ibu ku untuk pergi. Karena dia masih khawatir jika terjadi sesuatu denganku, tetapi setelah aku meyakinkannya dia memberikan ku izin untuk keluar.

Saat ditengah jalan udara terasa begitu dingin, menandakan bahwa sebentar lagi musim dingin akan datang. Aku merapatkan mantel bulu ke tubuhku dan merapikan mantel yang tadinya tersampir dileherku lalu ku ubah kulilitkan ke leher.

Aku melihat sebuah cafe, akupun berniat untuk menghangatkan diriku dengan masuk ke cafe tersebut dan memesan beberapa makanan.

Disinilah aku sekarang, duduk didepan jendela yang menghadap langsung ke arah jalan. Aku melihat kejalanan didepanku, melihat setiap beberapa kendaraan yang hilir mudik tak ada hentinya. Aku mengalihkan pandanganku ke setiap orang yang lewat, hari semakin siang dan sebentar lagi waktunya untuk makan siang. Akan tetapi, masih ada banyak orang yang sibuk dengan pekerjaan mereka.

'Apakah aku akan seperti mereka juga ya?' Batinku.

Waktu berjalan dengan cepat, sekarang ini aku masih berusia tujuh belas tahun. Dan beberapa bulan lagi aku naik ke kelas dua belas dan lulus. Setelahnya menyelesaikan ke perguruan tinggi lalu mencari pekerjaan. Hufft.. kelihatannya masih panjang juga jika difikir-fikir.

Tiba-tiba petugas yang menyajikan makanan datang. Aku sudah tak sabar ingin menyantap makanan ku.

"Apakah benar ini pesanan yang anda pesan, Nona?" Tanya petugas tersebut.

Aku menganggukkan kepala ku sebagai jawaban, petugas itupun mengatakan selamat menikmati makanan sambil tersenyum dan pergi.

Ditengah menyantap makananku, pandanganku tertuju ke arah seorang gadis kecil yang sedang berjalan dan disampingnya terlihat seekor anjing kecil yang menggemaskan. Aku menjadi teringat tentang sebuah rahasia dan lelaki itu. Richard.

Entah mengapa aku begitu senang dia mempercayakan rahasia itu kepadaku, dan tak memberikanku hukuman mungkin karena sudah mengetahui identitas kaumnya. Aku sangat senang bahwa semua novel yang aku baca menjadi kenyataan. Ya, fakta satu yang sama. Yaitu adanya werewolf didunia ini. Fakta kedua belum aku ketahui, yaitu apakah aku adalah mate seorang werewolf. Aku berdoa semoga saja itu benar bahwa aku adalah seorang mate dari makhluk yang bernama werewolf ini.

Sayangnya aku tak bisa menceritakannya kepada Ana, karena diancam oleh lelaki yang dingin tetapi tampan.

Tunggu.. tunggu..

Her Imagination Gets The Best Of HerWhere stories live. Discover now