9

25 5 0
                                    

₩₩₩

Terlambat, semuanya terlambat. Kami terlempar ke belakang dan membentur tanah, tubuhku terasa sakit semua. Tulang-tulangku serasa patah.

Aku mencoba duduk, berhasil aku melihat ke arah teman-temanku yang lain. Mereka semua pingsan, aku sangat khawatir kepada mereka. Aku mencoba membangunkan mereka satu-persatu karena mereka memang dekat dengan aku duduk, tali yang mengikat kami sebelumnya sudah terlepas.

Aku bernafas lega, mereka sepertinya terkejut dan pingsan. Tetapi aku melupakan satu hal, serigala yang tadi melempar kami masih ada didepan kami dan semakin mendekat ke arahku yang masih sadar.

Aku ketakutan, tangan dan tubuhku bergetar. Aku menggigit bibir bawahku, menahan isak tangisku agar tak keluar. Serigala itu semakin dekat dengan ku. Dan aku sudah tak bisa berkutik dengan tubuh yang amat sangit ini.

Tiba-tiba ada seekor serigala muncul membelakangiku, serigala itu berhadapan dengan serigala yang ada didepannya.

'Ggrrr'

Kedua serigala itu saling menyerang dan menyerang. Ada perasaan sedikit lega dalam hatiku, karena sepertinya serigala itu baik dan mencoba untuk melindungiku. Entah kenapa aku merasa seperti itu, tapi ada juga rasa takut karena belum tentu itu benar juga.

Serigala yang melindungi ku berhasil mengalahkan serigala yang akan menyerangku tadi. Dan serigala yang kalah itu tiba-tiba berubah bentuk. Aku benar-benar syok melihat peristiwa didepan, walaupun keadaan disekitar gelap tetapi dengan bantuan sinar bulan memberi sedikit pencahayaan disana. Dan entah mengapa aku melupakan phobia ku yang takut gelap.

Serigala yang menolongku berbalik melihat ke arah ku. Dia mendekatiku, aku yang masih syok belum menyadari bahwa serigala itu sudah ada di depan mataku. Hembusan nafas serigala itu menerpa wajahku dan membuatku sadar.

Deg.

Aku melihat ke arah manik kuning keemasan di depan ku saat ini, aku terpaku melihatnya. Tak lama kemudian kepala ku terasa berputar dan pandanganku semakin memburam.

Tangan kiriku menyentuh tanah, mencoba menopang tubuhku. Aku berusaha tetap terjaga, tetapi mataku semakin berat dan berat. Aku tak sanggup lagi, tubuhku pun jatuh ke samping. Sebelum aku benar-benar pingsan, aku melihat seorang serigala yang berlari ke belakang pohon dan tak lama muncul bayangan seseorang yang berjalan menuju ke arahku.

Walaupun pandanganku buram, aku tahu bahwa sosok itu adalah seorang manusia. Sampai didepanku, dia bertanya dengan suara bas nya. Entah dengan siapa dia bertanya, apakah dengan serigala disampingnya itu? Dan sepertinya ya.

"Sepertinya dia akan segera pingsan," Ucap sebuah suara.

Tetapi aku hanya mendengar samar-samar kata 'akan pingsan' yang sepertinya tertuju kepadaku. Sepertinya memang begitu, karena tak lama setelahnya aku sudah tak bisa merasakan dan melihat apapun.

***

Aku mencium bau obat-obatan. Dan itu sangat menggangguku karena notabennya aku tak menyukai obat. Aku membuka mataku, aku melihat warna serba putih dan terdapat lampu kecil yang menempelinya. Aku melihat ke arah kanan dan kiriku. Tak ada siapapun disini. Aku sendirian. Dan itu sudahlah biasa untukku.

'Cklek.'

Suara pintu di buka terdengar ditelingaku, seseorang masuk. Bukan, sepertinya lebih dari satu orang. Aku melihat ke arah pintu, melihat siapa yang masuk ke dalam.

"Sepertinya kau sudah sadar," Ucap sebuah suara, dari suara bass nya menandakan bahwa dia seorang lelaki.

"Apa kau merasa sakit?" Tanyanya lagi.

Her Imagination Gets The Best Of HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang