Epilog - Part 3

2.4K 292 6
                                    

아무렇지 않은 척해 보지만
아물지 않은 상처가 보이네
(Walaupun berusha seolah baik-baik saja, yang terlihat justru luka yang tidak bisa sembuh)
🍂🍂🍂

Selamat membaca, guys
🍁🍁🍁

Won Woo pun mulai mengetahui kalau Min Hee sedang dekat dengan seorang laki-laki lain, bahkan Min Hee pernah diantar pulang oleh laki-laki itu.

Saat Min Hee terang-terangan berkata bahwa itu hanya untuk membuatnya cemburu, maka gadis itu telah berhasil. Tapi ia menolak jujur pada Min Hee, alasannya mungkin karena ia ingin mempertahankan harga dirinya. Ia juga tidak mengerti, kenapa ia menjadi pihak yang justru merumitkan masalah sederhana ini.

Pagi itu, ia mengajak Min Jae untuk menemaninya pergi mengambil mobil di bengkel. Anehnya, Min Jae bertingkah sedikit beda dari biasanya.

“Kakakmu sedang apa?” tanya Won Woo mengawali percakapan.

“Kau tahu, kalau saat ini dia sedang dekat dengan seseorang. Hal yang dilakukannya sepanjang hari hanyalah senyum-senyum sendiri.” Min Jae menertawakan penuturannya. “Sepertinya dia sedang jatuh cinta.”

“O-o ya?” Won Woo terdengar gugup menanggapinya. “Bagus kalau begitu! Dia tidak akan menempel lagi padaku,” lanjutnya berusaha senormal mungkin.

“Kau pasti senang sekali mendengarnya,” kata Min Jae menimpali.

Won Woo hanya tersenyum kaku.

Setelah mengambil mobilnya di bengkel, Won Woo mengajak Min Jae untuk sarapan di sebuah rumah makan di sekitaran komplek rumah mereka.

“Kulihat, Min Hee sampai mengundang teman laki-lakinya itu ke rumah,” kata Won Woo saat aktivitas makan sedang berlangsung.

“Dia juga ikut makan malam dengan kami,” respons Min Jae. “Dia bahkan sampai memuji kalau Noona sangat cantik saat sedang masak,” sambungnya.

Won Woo menelan salivanya agak kasar. “Bagaimana menurutmu?” tanya Won Woo.

Min Jae menimang-nimang. “Kurasa dia laki-laki yang cukup baik, terutama dia terlihat sangat mencintai Min Hee Noona,” jawab Min Jae.

“Kau setuju dengannya?” tanya Won Woo lagi.

Eii, kau tahu sendiri kalau aku selalu di pihakmu,” ucap Min Jae meyakinkan. “Tapi cinta bertepuk sebelah tangan selama bertahun-tahun padamu pasti membuatnya lelah, aku hanya bisa mendukung apapun yang bisa membuatnya senang. Maaf, Hyung,” lanjutnya sedih.

“Apa Min Hee juga menyukainya?” tanya Won Woo ragu, pasalnya ia terus bertanya seputaran tentang Min Hee sejak tadi.

Hyung!” protes Min Jae karena merasa diganggu terus setiap ia hendak menyantap makanannya. “Tanyakan saja pada Min Hee Noona! Lagi pula, sejak kapan kau tertarik dengan urusan percintaan Noona,” sembur Min Jae.

Won Woo mengusap belakang lehernya dengan canggung. “Min Hee pasti sangat senang sekarang, syukurlah!” katanya pelan tak bersemangat.

Selama ini, Won Woo pikir akan merasa senang jika suatu hari Min Hee berhenti menyukainya, karena ia memang tidak menjanjikan perasaan yang sama pada teman kecilnya itu.

Nyatanya, mendengar cerita Min Jae tentang hubungan Min Hee dengan laki-laki lain membuat darahnya bergejolak karena amarah. Sepertinya ia menjadi sangat egois, ia tak ingin Min Hee menyukai orang lain selain dirinya tanpa berniat membalas perasaan gadis itu secara bersamaan.

Kau benar-benar brengsek Won Woo, batinnya merutuki diri sendiri.

Sorenya, setelah jadwal perkuliahan yang melelahkan berakhir Won Woo langsung pulang ke rumah. Sepanjang hari ia tidak bisa konsentrasi karena percakapannya dengan Min Jae pagi tadi terus menyita pikirannya.

Saat sampai, tidak sengaja mata elangnya menangkap seorang gadis yang tengah tersedu sedan di depan gerbang rumah tetangganya. Dilihat dari sosoknya yang familiar, ia sudah tahu kalau gadis itu adalah Min Hee.

Seiring langkahnya mengikis jarak pada gadis yang sedang menangis itu, otaknya bekerja sangat cepat memikirkan alasan di balik tangisan itu. Mungkin sesuatu yang buruk telah terjadi antara Min Hee dan laki-laki itu, tebaknya dalam hati.

Karenanya, kaki-kaki itu melangkah dengan ringan mendekati Min Hee. Walau terkesan jahat, untuk pertama kalinya ia merasa senang Min Hee menangis begini.

“Sedang apa kau di situ?” tanya Won Woo dengan enteng. Tapi setelah melihat mata Min Hee yang berubah sembab, bohong sekali jika ia tidak merasa cemas.

Saat diberi tahu kalau alasan Min Hee menangis karena ciuman pertamanya dicuri oleh laki-laki yang tidak dikehendakinya, hati Won Woo ikut hancur. Ia hanya bisa diam karena otaknya tidak bekerja untuk beberapa waktu.

Walaupun ia tahu kalau itu tidak benar, kalau sebenarnya ciuman pertama Min Hee adalah dirinya, ia tak berani memberi tahu. Ia pikir itu akan semakin melukai harga diri Min Hee sebagai wanita. Jika Min Hee tahu, alih-alih senang, gadis itu pasti akan merasa lebih terpuruk.

“Maafkan aku!” Dan maaf karena hanya kata maaf yang bisa terucap, batin Won Woo melanjutkan.

“Kenapa kau meminta maaf, Won Woo?” tanya Min Hee dengan suara yang sudah parau.

“Karena aku telah membiarkan hal itu terjadi,” jawab Won Woo tak berdaya.

Kemudian, ia pun tahu kalau cerita Min Jae tadi pagi hanyalah kebohongan untuk membuatnya cemburu. Sebenarnya ia sangat membenci kebohongan, tapi tidak dengan yang satu ini. Ia justru berterima kasih pada Min Jae karena telah menyadarkan perasaannya.

***

TBC

Jangan lupa vomentnya yaa
😉😉😉

Tell Me We're Not Friend || Jeon Won Woo || ✔حيث تعيش القصص. اكتشف الآن