Part 31

2.4K 309 20
                                    

시작이 없었다면,
끝이 없지 않았을까
(Jika tidak pernah ada awal, mungkinkah akhir juga tida akan pernah ada?)
🍂🍂🍂

Selamat membaca, guys
🍁🍁🍁

Min Hee menelungkupkan tubuhnya di atas kasur, sehari itu hanya terisi oleh sedu sedan saja. Baginya, itu adalah detik-detik yang paling mencekik dalam hidupnya.

Walau begitu masih ada sebuah harapan yang bersemayam dalam lubuk hatinya paling dalam: mungkin semua itu tidak seperti yang dipikirkannya.

Ia berharap masih ada penjelasan dari Won Woo yang bisa menyelamatkannya dari keterpurukan yang semakin menggila ini. Tapi Won Woo adalah Won Woo, itu sama halnya dengan menunggu air laut mengering, atau kata lainnya adalah tidak mungkin.

Matahari mulai meredup dengan gundah di langit barat, seiring waktu berlalu air mata Min Hee sudah berhenti menetes. Menurut kebiasaannya, dalam situasi yang seperti ini hanya ada sebuah keputusan kelam yang akan ia lakukan.

Min Hee mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang.

"Min Hee-ya!" Suara orang di seberang sana sesaat setelah sambungan terhubung.

"Appa!" seru Min Hee langsung terisak kembali.

"Kau kenapa, sayang? Kenapa menangis?" tanya ayahnya.

"Aku mau tinggal dengan ayah," jawab Min Hee tanpa pikir dua kali.

"Apa sesuatu terjadi padamu?" tanya ayahnya lagi karena khawatir.

"Aku mau pindah secepatnya juga," ucap Min Hee sedikit memaksa.

"Baiklah, ayah akan menjemputmu sekarang. Kau tunggu saja di rumah," kata ayahnya cepat-cepat. Sambungan pun terputus setelahnya.

Min Hee menyusut air matanya dengan kasar lalu mulai mengemasi barang-barang penting ke dalam koper. Ia juga mengemasi barang Min Jae yang saat ini sedang main di rumah temannya, Hong Gi.

Saat Min Jae pulang, anak laki-laki itu menatap heran kakaknya dan dua koper yang sudah tertata rapi.

"Kau mau kemana?" tanya Min Jae.

"Kita akan pindah ke rumah ayah," jawab Min Hee dengan suara yang serak.

Min Jae mendekat ke arah Min Hee dengan gusar. "Kau habis menangis?"

Yang ditanyai malah mengatupkan bibirnya rapat. Tapi Min Jae harus mendapatkan jawabannya.

"Kutanya, kau kenapa?" Ia mengulangi dengan tegas.

Min Hee menelan salivanya dengan tidak nyaman. "Ha-hanya ingin tinggal bersama dengan ayah saja," jawabnya.

"Won Woo Hyung, kan?" tanya adiknya penuh selidik.

Mendengar nama itu lagi membuat perasaan Min Hee tidak karuan. Ia jadi bungkam, dan secara tidak langsung mengiyakan pertanyaan adiknya. Ia kembali mengeluarkan air matanya.

"Hei, ada apa sebenarnya?" tanya adiknya melembut. Tangannya sudah merangkul pundak kakaknya untuk menguatkan.

"Kau pernah bilang akan ikut denganku kalau aku pergi, kan?" tanya Min Hee mencoba untuk tegar.

"Oke, kita pergi. Tapi apa yang terjadi?" tanya Min Jae lagi, tapi ia kembali melanjutkan karena teringat sesuatu. "Ah, apa gara-gara teman perempuan Won Woo Hyung itu?"

Min Hee mengangguk agak malu mengakuinya, tapi ia ingin berkata jujur pada Min Jae.

"Dari mana kau tahu?" tanya Min Hee.

"Aku melihat mobilnya di depan," jawab Min Jae pelan.

Min Hee menghela napasnya berat saat mendengarnya. Bahkan sampai sore pun Lu Si masih ada di rumah Won Woo, pikirnya.

"Aku ingin menyerah pada Won Woo. Kali ini aku harap kau ada di pihakku," kata Min Hee.

"Tidak kau coba tanyakan dulu pada Won Woo Hyung?" tanya Min Jae.

"Tidak perlu. Mereka saling menyukai, Min Jae. Mereka bahkan sampai berciuman dan melupakan keberadaanku di rumah," jelas Min Hee tersedu-sedu.

Wajah Min Jae berkedut sekali, namun ia tidak berani melanjutkan pembicaraan yang ia ketahui akan menyakiti kakaknya lebih parah lagi.

Bunyi klakson mobil menjadi petanda bagi keduanya untuk siap-siap keluar. Ayahnya sudah berdiri di samping mobil yang akan membawa mereka ke rumah baru.

Rasanya ada bola besi yang dirantaikan di pergelangan kakinya saat melangkah mendekati laki-laki paruh baya yang jarang ditemuinya itu.

"Keputusan yang bagus, sayang," tutur Tuan Cha saat sebuah kecupan di kening anaknya berakhir.

"Ayo!" kata Min Hee ingin cepat-cepat pergi.

Untuk yang terakhir kalinya, ia melirik kediaman Won Woo yang terasa sepi dari luar. Kira-kira apa ya yang sedang dilakukan Won Woo dan Lu Si sekarang, pikir Min Hee.

Dalam hatinya ia berkata: Won Woo-ya. Terima kasih karena selalu ada di sisiku. Ini benar-benar lucu, aku yang paling menyayangimu pada akhirnya yang meninggalkanmu juga. Sampai aku siap bertemu denganmu lagi, tetaplah baik-baik di sini. Selamat tinggal, Won Woo.

Walaupun cerita ini berakhir dengan menyedihkan, ia tidak ingin menyimpan Won Woo sebagai kenangan yang buruk untuknya, karena laki-laki itu akan selalu mempunyai tempat yang istimewa dalam hatinya. Selalu.

Mobil itu pun membawa Min Hee pergi menjauh dari sosok yang telah menjadi sumber kehidupannya selama ini. Ia sama sekali tidak berharap mendapatkan kebahagian lain selain dari Won Woo, untuk sekarang cukup dengan beristirahat dari lara yang sudah lama membelenggunya dalam ruang gelap tak bertuan.

Pasti bisa, kan?

***

TBC

Jangan lupa vomentnya yaa
😉😉😉

Tell Me We're Not Friend || Jeon Won Woo || ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang