Part 32 - End

2.9K 320 22
                                    

참 어렵다
그냥 널 보내주면 되는 건데.
그냥 널 잊어주면 되는 건데.
그냥 널 포기하면 되는 건데.
그냥 널 지워주면 되는 건데.
(Benar-benar sulit
Padahal hanya melepasmu saja
Padahal hanya melupakanmu saja
Padahal hanya menyerah padamu saja
Padahal hanya menghapusmu saja).
💧💧💧

Selamat membaca, guys
🍁🍁🍁

Selamat membaca, guys🍁🍁🍁

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tidak bisa.

Menghapus nama Won Woo adalah hal yang terbilang mustahil dilakukan, setidaknya bagi Min Hee yang sekarang sedang sekarat karena merindukan laki-laki itu.

Waktu malam adalah yang terburuk.

Min Hee merasakan dirinya menyatu dengan alam di suatu senja. Ia melihat panorama luar biasa yang memanjakan indra penglihatannya, dan juga sedikit berhasil mengobati luka hatinya yang parah.

Di sela-sela deburan ombak yang menenangkan sanubari, terdengar bunyi langkah mendekat dari arah belakang. Min Hee menengok untuk mencari tahu siapa sosok itu.

Dilihatnya di atas alang-alang yang bergoyang terbelai angin sore, seorang laki-laki sedang berjalan menghampirinya dengan pelan. Tiba-tiba sosok itu menahan langkahnya untuk menyisakan jarak, tapi pandangan mereka jatuh jauh lebih dalam dari yang dipikirkan, bahkan oleh keduanya.

Min Hee merasa ada yang mengetuk ulu hatinya saat melihat sosok itu, sehingga membuat rongga dadanya menderita kesakitan.

Ia juga merasa persendiannya linu semua, tapi kakinya memaksakan untuk mengikis jarak yang tersisa, karena ia begitu ingin memeluk sosok itu bukan main.

Baru saja satu langkah darinya, tiba-tiba dalam sekejap, seperti ada sihir yang membuat sosok itu tertelan oleh burung-burung gagak yang muncul pertama kali entah dimana.

Ia gemetar hebat saat menyaksikan kejadian mengerikan itu, tapi tidak ada yang dilakukannya selain diam dalam tangisan sambil memanggil-manggil nama sosok itu.

“Won Woo-ya,” ucap Min Hee.

Perasaan sedih yang semula menyelimutinya berubah menjadi mimpi buruk karena burung-burung gagak itu tiba-tiba menyerang ke arahnya dengan brutal.

Awalnya ia pikir akan mati seketika, tapi ternyata burung-burung gagak itu hanya melewatinya untuk membebaskan diri menuju laut lepas yang menjanjikan kebebasan.

Menyaksikan burung-burung gagak itu pergi membuatnya sangat sedih, ia merasa bahwa itu sebuah pertanda, bahwa Won Woo baik-baik saja tanpanya, bebas seperti burung-burung gagak itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Menyaksikan burung-burung gagak itu pergi membuatnya sangat sedih, ia merasa bahwa itu sebuah pertanda, bahwa Won Woo baik-baik saja tanpanya, bebas seperti burung-burung gagak itu.

Min Hee membuka mata dan mendapati dirinya yang sedang ketakutan di atas kasur miliknya sendiri. Ia berusaha mengatur napasnya yang sesak, lalu meneguk segelas air yang ada di nakas.

Ia mencoba membayangkan dirinya yang suatu hari terbiasa hidup tanpa Won Woo.

Ah, sepertinya hari itu tidak akan pernah ada, batinnya.

Tiba-tiba pintu terbuka dengan keras dari luar, sosok ayahnya diikuti wanita dewasa muncul menghampirinya dengan cemas.

“Ada apa?” tanya Tuan Cha.

Min Hee bingung mendapat pertanyaan seperti itu. “Ada apa memangnya?” tanyanya heran.

“Kami mendengarmu berteriak,” jawab wanita dewasa yang sekarang berstatus sebagai ibu tirinya.

Sebelum menjelaskan, Min Hee mendengar suara tangis anak kecil dari kejauhan.

“Maafkan aku mengganggu tidur kalian,” ucap Min Hee. “Anakmu menangis,” lanjutnya pada ibu tirinya. Kemudian wanita dewasa itu berlalu begitu saja.

“Min Hee-ya, kau kenapa?” tanya ayahnya mengalihkan perhatian. “Kau ada masalah?”

Min Hee menggeleng dengan lemas. “Tidak ada. Hanya mimpi buruk saja.”

Ia bermaksud melanjutkan tidurnya, dan ayahnya pun terpaksa menyerah pada penjelasan.

Appa!” panggil Min Hee sebelum ayahnya membuka knop pintu.

“Ya, anakku?” kata ayahnya mendengarkan.

“Sepertinya aku ingin liburan,” ucap Min Hee.

“Tentu saja. Aku akan membantumu mengurus semuanya,” respons ayahnya.

Saat ia menjadi sendiri lagi, ia kembali berpikir bahwa ini mungkin kesempatan terakhirnya untuk menyerah pada sosok cinta pertamanya. Dan ia harap, kali ini akan berhasil.

Jika kau kebetulan mengetahui kisah cinta tragis Min Hee ini, ada hal yang ingin diucapkan gadis itu padamu. Ia meminta maaf karena tidak bisa memperjuangkan cintanya, ia juga meminta maaf karena tidak bisa memberikan akhir yang bahagia untukmu.

Terkadang kita harus menerima bahwa harapan ada untuk kita harapkan, bukan untuk menjadi sebuah kenyataan. Jika suatu hal memang terjadi sesuai harapan kita, anggap saja itu adalah sebuah keberuntungan.

Dan semoga kau selalu beruntung.

Min Hee.

Min Hee

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

THE END

Jangan lupa vomentnya yaa
😉😉😉
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Yang berpikir ceritanya sad ending, jangan sad duluan yaa
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Karena aku bakal bikin epilog dari sudut pandang Won Woo
Yeee!!!
Mudah-mudahan bukan cuma aku doang yang seneng 😅

Yang penasaran, cuuung!!!
😁😁😁

Tell Me We're Not Friend || Jeon Won Woo || ✔Where stories live. Discover now