Part 25

2.3K 303 10
                                    

그만 실망시키고 싶다.
나를.
(Aku ingin berhenti mengecewakan
diriku sendiri).
🍃🍃🍃

Selamat membaca, guys
🍁🍁🍁

Hari-hari Min Hee setelahnya adalah neraka dunia. Semua laki-laki yang dilewatinya banyak menegur dan menggodanya. Terkadang beberapa pujian memang ia dapatkan, tapi itu malah semakin membuatnya tak nyaman untuk berkeliaran di fakultas sendiri.

Bersamaan dengan hal itu.

Para fanatik Kim Min Gyu adalah yang paling sulit dikendalikan. Banyak di antara wanita gila itu yang melayangkan cemooh tak adil padanya, menatapnya jijik, dan bahkan sering membuatnya kerepotan. Misalnya saja, seseorang sengaja menumpahkan minuman ke bajunya atau yang lainnya sengaja menyenggol sehingga buku-bukunya berjatuhan.

Benar-benar kekanakan.

Sementara itu, Min Gyu masih berada di atas awan menonton kesengsaraannya. Walau bagaimanapun, kejadian ini tidak boleh berlangsung lebih lama lagi. Ia pun meminta pertemuan dengan laki-laki menyebalkan itu.

Min Hee hanya menunggu Min Gyu sebentar saja di sebuah kafe dekat kampus yang biasa dipakai mengerjakan tugas oleh para mahasiswa.

"Baru saja beberapa hari lewat, aku tidak menyangka kau akan secepat ini merindukanku," ucap Min Gyu sembari duduk tepat di samping Min Hee.

Min Hee memutar bola matanya karena sudah mulai enek dengan bualan laki-laki itu.

"Kau ini kenapa sih? Duduk di sana!" titah Min Hee sambil mendorong tubuh besar itu untuk pindah.

"Tidak mau," jawab Min Gyu sama sekali tak mengindahkan suruhan Min Hee.

"Kim Min Gyu!" bentak Min Hee sudah kehilangan kesabaran. "Kenapa kau ini keras kepala sekali, hah?"

Semua orang mengalihkan pandangan ke arah Min Hee karena kebisingannya. Gadis itu pun langsung meminta maaf dengan malu-malu, kemudian kembali memfokuskan diri pada Min Gyu yang duduknya semakin dekat saja dengannya.

"Jujur saja, kau masih tetap cantik walau sedang marah begini. Itu yang aku suka darimu sejak awal. Wajah jengkelmu selalu mampu menggetarkanku," ucap Min Gyu dengan santai.

"Aku tidak datang untuk mendengar gombalanmu yang menjijikan itu. Aku datang ke sini untuk memintamu mengurus wanita-wanitamu agar berhenti menggangguku," kata Min Hee tanpa basa-basi.

"Kau juga tahu kalau mereka tidak akan mendengarkanku," respons Min Gyu.

"Kau kan belum mencobanya," kata Min Hee memelas. "Aku sudah tidak tahan lagi dengan mereka."

"Akan kucoba," ucap laki-laki itu, tapi sedetik kemudian bibirnya menyeringai. "Tapi dengan satu syarat."

"Kim Min Gyu! Aku tidak sedang bercanda," kata Min Hee kesal.

"Aku juga. Pilihan ada di tanganmu," balas Min Gyu dengan enteng.

Min Hee menghela napasnya kasar. "Apa syaratmu?"

Min Gyu menjilat bibirnya sendiri, kemudian menyerang Min Hee tanpa aba-aba sedikit pun. Laki-laki itu memaksa agar bibir mereka saling bertautan, bahkan laki-laki itu juga berusaha memainkan bibir Min Hee lebih dalam lagi.

Min Hee tentunya tidak diam saja diperlakukan seperti itu. Ia mendorong tubuh berat Min Gyu dengan sekuat tenaga, tapi rasanya itu adalah pekerjaan paling sia-sia yang pernah ia lakukan.

Sementara itu lidah Min Gyu sudah berhasil memasuki mulut Min Hee, mulai menjelajahi satu per satu deretan gigi Min Hee dengan penuh gairah.

Sementara itu lidah Min Gyu sudah berhasil memasuki mulut Min Hee, mulai menjelajahi satu per satu deretan gigi Min Hee dengan penuh gairah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Saat napas Min Hee sudah mulai sesak dan dadanya terasa sangat sakit, tubuh berat Min Gyu perlahan mundur menjauh darinya. Lalu dengan satu kali hentakan, tubuh itu sudah terlempar ke lantai yang dingin.

"Ji Soo Oppa," gumam Min Hee dengan suara yang gemetar.

"Pergilah!" kata Ji Soo dengan suara tanpa ragu.

Min Gyu meringis kesakitan, tapi setelahnya ia tersenyum mengejek. Ia bangkit dan menatap Ji Soo penuh amarah, tanda akan ada penyerangan balik pun sudah bisa dirasakan.

Min Hee yang tahu kalau Ji Soo tidak punya kesempatan melawan tubuh atletis Min Gyu segera menghalau. Tangannya membentang membentuk pertahanan agar tidak ada lagi penyerangan karenanya.

"Kau sudah mendapatkan apa yang kau inginkan. Pergilah!" kata Min Hee pada sosok Min Gyu yang terasa semakin meninggi darinya, membuatnya gemetar karena ketakutan.

Min Gyu tampak tak sependapat, tapi ia mendengar perkataan Min Hee kali ini. Mungkin karena tatapan dari orang-orang yang terganggu olehnya yang membuatnya memilih pergi. Ia pun menyeret kakinya menjauhi bangunan rumah makan itu.

"Kau tidak apa-apa?" tanya Ji Soo pada Min Hee.

Min Hee mengusap air matanya dengan kasar. "Terima kasih, Oppa."

"Kuantar kau pulang," ucap Ji Soo cepat-cepat.

Walau merasa tak enak, jujur saja Min Hee tidak bisa menolak tawaran Ji Soo. Ia tidak mau menolaknya, karena ia butuh seseorang untuk menemaninya selama perjalanan pulang.

Di dalam bus yang mereka tumpangi, barulah percakapan bisa mulai dilakukan, karena Min Hee sudah berhenti dari tangisnya.

"Jika aku boleh tahu, dia siapa?" tanya Ji Soo.

"Dia tidak lebih dari sekedar laki-laki brengsek," jawab Min Hee sebal.

Ji Soo tersenyum tipis. "Seharusnya aku tidak mengungkitnya lagi. Maafkan aku!"

Min Hee menggelengkan kepalanya. "Tidak, kau tidak salah. Kau sudah menolongku tadi."

"Ngomong-ngomong kau tidak pernah main lagi ke mini market." Ji Soo pun mengalihkan topik pembicaraan.

"Aku bukan sok sibuk, Oppa. Tapi akhir-akhir ini ada banyak hal yang menimpaku," jawab Min Hee merasa bersalah.

Saat bus berhenti, mereka turun bersama dan berjalan kaki membelah komplek perumahan yang selalu sudah sepi.

"Kau tidak bekerja malam ini?" tanya Min Hee yang baru ingat kalau Ji Soo adalah seorang pekerja paruh waktu.

"Ini baru jam tujuh, aku akan kembali ke kampus sekitar jam sembilan," jawabnya.

"Maafkan aku sudah merepotkanmu, Oppa," kata Min Hee dengan mata sembabnya.

Ji Soo tertawa renyah. "Sebaiknya kita tidak saling meminta maaf lagi mulai sekarang, rasanya tidak akrab jadinya," ucapnya. Min Hee mengiyakan dengan anggukan kepala.

Saat sampai di depan rumah Min Hee, ia menawarkan secangkir teh pada Ji Soo. Tapi sebelum Ji Soo menerima atau menolak tawarannya, sosok Won Woo keluar dari gerbang rumahnya, lalu datang menghampiri.

"Won Woo," kata Ji Soo kaget.

"Ji Soo Hyung," kata Won Woo tak kalah kaget.

Min Hee hanya menonton sapaan kaget dari kedua laki-laki itu dengan kening yang berkerut.

***

TBC

Jangan lupa vomentnya yaa
😉😉😉

Tell Me We're Not Friend || Jeon Won Woo || ✔Where stories live. Discover now