Part 13

2.3K 343 16
                                    

길은 절대 하나가 아니야
(Tidak pernah hanya ada satu jalan)
💮💮💮

Selamat membaca, guys
🍁🍁🍁

Malam harinya, Min Hee mendapat panggilan dari Yu Ra yang memintanya untuk bertemu di kafe tempat biasa mereka nongkrong. Walaupun Min Hee sudah berusaha menolak dengan baik-baik, Yu Ra berhasil membujuknya untuk bertemu.

Saat tiba di kafe yang dimaksud, Min Hee tidak hanya menemukan Yu Ra saja yang tengah menungguinya, melainkan ada Min Gyu juga di sana.

“Kenapa kau juga ada di sini?” tanya Min Hee pada Min Gyu.

“Maafkan aku, Min Hee-ya,” sesal Yu Ra pada Min Hee.

“Ini bukan salahnya. Aku yang memintanya mengundangmu ke sini,” ujar Min Gyu.

“Untuk apa lagi sih?” Min Hee tentunya menjadi risih karena hal itu. Ah kenapa hari ini begitu berantakan, keluhnya dalam hati.

“Aku ingin mengajakmu berkencan,” jawab Min Gyu jujur.

“Kau gila?” Min Hee berteriak, dan semua orang jadi melihat ke arahnya. Ia pun memelankan suaranya. “Apa kau sudah gila? Untuk apa aku kencan denganmu?”

“Setidaknya berikan aku kesempatan sekali saja.” Laki-laki jangkung itu memohon. “Kalau tidak aku akan teriak di sini, dan memintamu jadi pacarku.”

“Kau sedang mengancamku? Hah?” tanya Min Hee pelan. Min Hee tak suka jika amarahnya teredam begini, tapi apa boleh buat dia sedang berada di tempat umum.

“Apapun menurutmu.” Min Gyu mengedikkan bahu.

“Aku pergi dulu, kalau begitu. Sampai jumpa nanti di  kampus, Min Hee-ya,” ucap Yu Ra sembari menyeret kakinya pergi.

“Yu Ra-ya!” panggil Min Hee halus tapi terkesan memerintah. “Mau kemana kau?”

“Biarkan dia pergi! Dia hanya teman yang pengertian,” tutur Min Gyu membujuk Min Hee untuk duduk.

Min Hee pun terpaksa duduk. “Kau keras kepala sekali,” gerutu Min Hee.

Hari Min Hee tidak hanya hancur, tapi hancur total setotal-totalnya. Ia meratapi nasibnya yang kini tengah bertanya-tanya dalam hatinya, sedang apa tepatnya ia duduk di kafe bersama Min Gyu malam ini.

Namun sebuah pemikiran masuk ke otaknya begitu saja. Mungkinkah Won Woo juga merasakan hal yang sama tiap kali bersamanya, tebak Min Hee dengan dramatis.

“Kau mau pesan sesuatu?” tanya Min Gyu membuyarkan lamunan Min Hee.

“Aku sudah kenyang,” jawab Min Hee jutek. Ia kembali teringat bahwa inilah yang selalu dilakukan Won Woo padanya. Ia juga cukup tahu bagaimana rasa sakitnya, tapi ia tetap tidak bisa menerima situasinya bersama Min Gyu kini. Ia pun hanya bisa menyerah dengan pertengkaran batinnya.

“Kalau begitu kau mau jalan-jalan?” tanya Min Gyu dengan mata berbinar.

Kalau dipikir-pikir Min Gyu tampan juga ya, kenapa Min Hee tidak bisa sedikit saja menaruh perhatian pada laki-laki itu. Min Hee juga tidak mengerti kenapa sosok Won Woo begitu membayanginya kemanapun, padahal selama ini ia sudah berusaha membumihanguskan cintanya.

“Aku mau pulang saja.” Min Hee tetap menampilkan raut jengkel. Jika dikasih gula sedikit, takutnya nanti minta madu.

“Kalau begitu aku akan mengantarmu pulang. Rumahmu dekat dari sini, kan? Soalnya aku tak bawa mobil hari ini. Jadi kita jalan saja, berdua, seperti itu,” kata Min Gyu masih kuat dengan sikap cuek Min Hee.

Anehnya, Min Hee tak percaya seorang Kim Min Gyu meninggalkan mobilnya saat berpergian. Ia yakin ini cuma salah satu akal-akalan Min Gyu agar bisa berlama-lamaan dengannya.

Min Gyu bahkan sudah tahu alamat rumahnya, Min Hee membatin kesal. Seperti punya penguntit saja. Jika sudah begini jadinya, apa boleh buat, yang penting bisa pulang. Keduanya pun beranjak dari kursi mereka dan meninggalkan bangunan kafe itu.

Di perjalanan, Min Gyu terus berusaha mengajak ngobrol Min Hee. Tapi gadis itu hanya menimpali ya atau tidak saja dengan malas, tepat seperti apa yang sering dilakukan Won Woo padanya.

“Min Gyu-ya, kenapa sih kau suka padaku? Padahal aku sudah memperlakukanmu dengan buruk,” kata Min Hee, tapi kemudian ia teringat lagi dengan statusnya sebagai pecinta Won Woo. “Lupakan! Sepertinya aku sudah paham sendiri.”

“Min Hee-ya,” panggil Min Gyu sembari meraih tangan gadis itu dengan lembut.

Min Hee menepisnya dengan kasar dan langsung memelototi sosok jangkung melebihi dirinya itu. Tapi matanya juga tidak sengaja menemukan siluet dari seseorang yang dikenalnya di kejauhan.

Marahnya pada Min Gyu pun hilang seketika dan digantikan dengan sambutan super hangat dari Min Hee. Ia meraih tangan Min Gyu duluan. “Tadi kau mau bilang apa?” tanya Min Hee bertingkah manis.

“Kau kenapa?” Bukannya senang Min Gyu malah jadi agak takut.

“Kau bilang suka padaku?” tanya Min Hee rancu. “Aku tahu sulit untuk menolak wanita sepertiku.” Ia menyibakkan rambut panjangnya dengan centil. “Hanya laki-laki bodoh saja yang berani menolak wanita sepertiku, iya kan?” Ia sengaja meninggikan volume suaranya.

Min Gyu mengangguk kemudian nyengir saking gemasnya pada Min Hee.

“Min Gyu-ya, coba sebutkan satu saja kekuranganku!” pinta Min Hee sambil bergelayutan di tubuh sempurna milik Min Gyu.

“Kekuranganmu?” Min Gyu mengulangi. “Butuh waktu seumur hidup untuk menemukannya.”

“Benarkah?” Min Hee semakin bertingkah manja di depan Min Gyu, tapi penglihatannya menatap objek yang sama sekali lain. Objeknya ada di sebelah sana, beberapa meter darinya, sedang melihat tepat ke arahnya dan Min Gyu.

***

TBC

Jangan lupa vomentnya yaa
😉😉😉

Tell Me We're Not Friend || Jeon Won Woo || ✔Where stories live. Discover now