Epilog - Part 1

2.6K 290 4
                                    

나도 상처받는 건 똑같은데
너만 모르는 듯하다
(Aku juga sama terlukanya denganmu, kau saja yang tidak mengetahuinya)
🌾🌾🌾

Selamat membaca, guys
🍁🍁🍁

Bagi Won Woo, Min Hee hanyalah sebatas teman saja. Teman yang berbeda dari teman lainnya. Memang agak sedikit sukar untuk dijelaskan.

Walaupun Min Hee tulus mencintainya, mengencani gadis itu bukanlah ide yang bagus menurutnya. Ia juga tidak punya rencana untuk mencobanya.

Berbarengan dengan hal itu, ia jujur saat bilang peduli pada Min Hee. Itu fakta.

Won Woo takut dengan anak perempuan yang menangis, namun akhir-akhir ini melihat Min Hee berusaha tegar menjalani hidupnya yang sepi malah membuat hatinya perih.

Malam itu, Won Woo dan Min Jae sedang menunggu Min Hee di teras rumah. Kebetulan selain disibukkan oleh tugas kuliah, Min Hee juga jadi seorang pekerja paruh waktu kala itu.

Sebelum bicara, Min Jae menghela napas dengan berat. "Kau pasti akan berpikir aku egois. Karena jika aku jadi kau, aku tidak akan tertarik dengan gadis manja, kekanakan, ceroboh, menyebalkan, merepotkan seperti Min Hee Noona. Tapi bagiku dia kakak yang luar biasa. Dan aku ingin kau menjaganya, sebab dia sangat mencintaimu."

Won Woo terhenyak karena topik pembicaraan itu. Baginya itu terlalu mendadak dan serius.

"Apa kau mencintainya?" tanya Min Jae.

"Kau tahu? Saat mencintai seseorang, kita akan menjadi sangat rendah dan mudah dikendalikan," kata Won Woo.

"Jadi kau tidak mau terlihat rendah di depan Min Hee Noona." Min Jae menyimpulkan.

"Bukan, ini justru sebaliknya," ucap Won Woo. "Aku tidak suka saat dia bilang mencintaiku dengan wajah konyolnya, itu membuatku tidak nyaman. Aku hanya ingin mempertahankan harga dirinya agar tidak diperbudak oleh perasaannya padaku."

Setelah mendengarnya, Min Jae semakin mantap bahwa Won Woo adalah laki-laki yang paling pantas untuk bersanding dengan kakak perempuannya.

Ia pun bertanya. "Kenapa kau tidak mencoba menerimanya?"

"Tidak bisa. Aku tidak bisa mempertaruhkan hubungan kami. Dia terlalu manja, dan cemburuan," jawab Won Woo. Ia menggelengkan kepalanya dengan lemah.

"Kau takut?" tanya Min Jae.

Won Woo mengalihkan pandangannya karena malu bersikap seperti seorang pecundang di depan anak kecil berumur dua belas tahun.

Tapi ia mengakui. "Ya, aku takut. Tapi aku tidak setuju kalau dia pulang malam terus. Bisakah kau membujuknya?" tanya Won Woo bernada kesal.

"Kenapa tidak kau saja? Dia pasti bakal langsung menurut jika kau yang melakukannya," kata Min Jae dengan entengnya.

"Sudah kubilang, aku tidak mau memanfaatkan perasaannya," tolak Won Woo.

Beberapa saat kemudian, sosok yang ditunggu-tunggu sedari tadi pun mulai menampakkan diri di balik gerbang yang terbuka. Wajah gadis itu terlihat lelah dan kurang tidur.

"Noona! Ini sudah malam, kau terlambat lagi," protes Min Jae.

Kerja bagus Min Jae, batin Won Woo.

Belakangan hari ini, mengkhawatirkan Min Hee adalah pekerjaan yang paling menyita waktunya di tengah kesibukan tugas kuliahnya.

Walaupun mereka sudah jarang menghabiskan waktu bersama lagi, tapi selalu ia tengoki setiap malam lewat jendela kamarnya, memastikan bahwa gadis itu telah kembali dengan selamat.

Ia begitu saja merasa bertanggung jawab atas hidup Min Hee, apalagi setelah gadis itu hidup berdua dengan Min Jae.

"Kau mengkhawatirkanku?" tanya Min Hee pada Won Woo.

"Aku mengkhawatirkan Min Jae," jawab Won Woo berbohong.

Untuk ke sekian kalinya, ia merutuk dalam hati karena telah berbohong. Padahal apa susahnya bilang kalau ia memang mengkhawatirkan Min Hee, lalu meminta gadis itu untuk tidak membuatnya khawatir lagi. Selesai.

Won Woo pun memutuskan untuk pulang. Ia tahu kalau Min Hee butuh waktu untuk istirahat setelah beraktivitas seharian penuh.

***

TBC

Jangan lupa vomentnya yaa
😉😉😉

Tell Me We're Not Friend || Jeon Won Woo || ✔Where stories live. Discover now