Backstreet | 27 : Orang Itu...

7.8K 319 22
                                    

vote, komen, dan share cerita ini.✨

🐝🐝🐝

Ruangan yang tadi hening, sekarang menjadi berisik. Perihal pengakuan Indah tadi, tentu saja Dea kecewa. Shanin marah, tentu saja. Keduanya mencerca Indah dengan kompak karena membocorkan alergi Dea kepada nenek lampir (Shanin yang menjulukinya by the way.) Setelah mencerca, ketiganya menangis secara bersamaan dengan kata maaf Indah yang terus terlontar di mulutnya. Meskipun tadi ketiganya memiliki konflik yang cukup berat, tapi dalam sekejap saja mereka kembali akur seperti tidak memiliki masalah sebelumnya. Bahkan Sandi sampai takjub karena perubahan mereka bertiga itu. Apalagi, Shanin, pacarnya yang selalu mengeluarkan tanduk kalau ia ataupun Dea menyinggung tentang Indah.

"Gue masih nggak habis pikir." Shanin tiba-tiba bersuara setelah dua menit hening.

"Bahas aja terus." dengus Indah menjawab.

"Ya habis elo sampai segitunya, ck ck ck." ujar Shanin sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. "Cuma karena salah paham. Nyesel kan lo sekarang udah tau kebenarannya?" lanjutnya bertanya dengan nada yang sinis.

"Ya elo bayangin lah ketika cowok lo bilang suka sama sahabat lo sendiri."

"Tapi kan itu nggak bener. Gue cuma di anggap adik." potong Dea cepat setelah mendengar cerita tentang Shila oleh Sandi.

"Ya kan gue nggak tau sebelumnya. Ih! Udah ah jangan bahas itu mulu."

"Malu ya lo?"

"Udah tau pake nanya lagi."

Dua diantara tiga perempuan itu tergelak mendengar jawaban dari satu-satunya perempuan yang tidak tertawa. Bahkan, Sandi yang semulanya fokus bermain game di ponsel seketika tersenyum geli. Lelaki itu melirik ranjang yang ditempati oleh sahabatnya yang belum mau membuka matanya.

"Elo tau nggak sih kalo sahabat lo ini putus sama Delvian?" tanya Shanin kepada Indah seraya menunjuk Dea dengan dagunya.

Indah mengangguk. "Tau."

"Lah, elo kan nggak sekolah nyet? Masa tau sih?"

Indah mendengus, "Gue sekolah kok. Cuma nggak masuk kelas aja." jawabnya meringis.

"Terus elo kemana selama pelajaran?"

"Ada. Kadang gue ke perpus atau keliling sekolah lah, jalan-jalan."

"Nggak ada guru yang mergokin?" Kali ini Dea yang bertanya.

"Syukurnya nggak."

Shanin terlihat berpikir, "Berarti, elo tau dong pas alergi Dea kambuh di kantin?" tanyanya membuat Sandi dan Dea menoleh menatap gadis cantik itu.

"Heem." jawab Indah santai. "Tapi gue langsung labrak tuh si Nadine di toilet." lanjutnya dengan buru-buru kala melihat Shanin yang akan meledak.

Shanin mendengus kemudian teringat sesuatu, "Tapi elo nggak tau kan kalau ada yang nge-secret admirer Dea?" tanyanya mulai menggosip. Dea yang mendengar namanya disebut lantas mendengus, gue lagi. gumamnya dalam hati.

"Iya?!" Indah merespon dengan terkejut. "Tapi, nggak papa. Moga aja jadi pacar lo, De." lanjutnya cengengesan.

"Masalahnya, ini tuh agak crepy." Shanin memberitahu membuat Sandi yang tadi sibuk dengan ponselnya mendekat, "Kok kamu nggak cerita sama aku sih?" tanya lelaki itu. "Iya? Aku belum cerita ya? Yaudah sekalian lah sekarang kita gosip-gosip cantik." Shanin meringis.

Backstreet [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang