Backstreet | 23 : Orang Itu, Fazmi?

8.9K 345 6
                                    

vote, komen, dan share cerita ini.✨

🐝🐝🐝

Dea memasuki kelas yang tampak kosong. Hanya ada Fazmi disana yang tengah menyapu di depan dan menoleh ke arahnya. "Eh, De? Habis beli apa lo?" tanyanya yang kemudian mendekat.

Dea terdiam sebentar kemudian menggeleng, "Nggak kok." jawabnya dan langsung berjalan menuju bangkunya. Ia hendak duduk dan tersentak kala melihat ada sebungkus roti rasa keju dengan secarik kertas.

Ia melirik ke arah lelaki yang tampak fokus menyapu itu. Belum ada orang selain mereka berdua di kelas ini, jadi nggak ada salahnya kan untuk Dea menuduh jika Fazmi yang memberikan makanan serta secarik kertas kepadanya?

Dea menipiskan bibirnya dan perlahan membuka kertas yang terlipat rapi tersebut. Matanya menangkap huruf-huruf yang kini sudah menjadi kalimat, yang isinya ;

"Percaya deh, suatu saat nanti takdir akan membawakanmu kebahagian. Akan ada satu lelaki yang bakal mencintaimu dengan sangat tulus sehingga kamu tidak akan merasakan lagi kesedihan seperti sekarang.

tetep semangat ya? have a nice day! :) "

Saat ini suasana hati Dea sedang tidak baik-baik saja. Makanya, ia langsung beranjak dan menghampiri Fazmi. Ia berdiri menghadap lelaki itu yang menatapnya dengan tatapan bingung. "Kenapa, De? Mau bantuin gue nyapu?" tanyanya bergurau dengan tersenyum. Namun, senyumnya luntur kala melihat raut wajah datar perempuan di hadapannya.

"Gue mau nanya." ujar Dea memberi jeda. "Apa ada yang datang selain lo ke kelas?" lanjutnya bertanya.

Fazmi terlihat berpikir sebentar, "Kayaknya nggak ada deh. Emang kenapa?"

"Ini dari lo kan?" tanya Dea seraya menyodorkan roti dan secarik kertas yang membuat lelaki di hadapannya mengernyit bingung.

"Maksud lo apa? Gue nggak paham, De."

"Gue risih ya kalau lo selalu ngasih gue kayak gini! Kemarin susu sekarang roti, besok-besok elo mau ngasih gue apa lagi sih? Seblak? Pizza? Atau sekalian rumah deh biar gue nggak pusing mikirin kedepannya gimana." Reflek Dea membentak.

"De, elo kayaknya salah paham." Fazmi berusaha menengahi kala Dea yang saat ini tengah meluapkan emosinya. "Gue nggak pernah ngasih ini sama lo."

"Di kelas ini nggak ada orang lain selain lo." ujar Dea dingin.

"Oke-oke elo emang bener, nggak ada orang lain selain gue disini. Tapi, gue nggak ngerasa ngasih lo ini. Sumpah!"

"Nggak usah ngeles. Gue minta elo jangan ngasih gue kayak gini lagi!"

"Woy-woy elo ngapain sih De? Teriak-teriak gitu?" Shanin menyela perdebatan mereka berdua. Karena tadi, saat ia memasuki kelas keduanya tengah beradu argumen. Dan Shanin tersentak kala melihat mata sahabatnya itu yang tampak bengkak. Ia menatap ketua kelasnya itu dengan tajam, "Elo ngapain sahabat gue sampe nangis kayak gini?" tanyanya dengan dingin.

Fazmi menoleh, "Gue nggak ngapa-ngapain sumpah!" ujarnya membela diri dan kembali menoleh kepada Dea. "De, kalau kemarin yang ngasih eskrim, emang gue. Dan yang lo maksud ngasih susu atau roti, gue nggak pernah, De." lanjutnya dengan nada rendah.

Backstreet [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang