Backstreet | 6 : Kedai Eskrim

16.1K 595 21
                                    

vote,komen, dan share cerita ini.✨

🐝🐝🐝


Setelah bungkam begitu lama, akhirnya ia menjawab.

"Alasan lo gak mau putus apa?"

Delvi bungkam, "Lo pasti tau dong kalo seseorang diputusin tapi gak mau putus itu tandanya apa?" Delvi malah balik bertanya.

Dea terseyum miris, "Karena masih cinta kan?"

Delvi tampak mengangguk.

"Bahkan gue gak ngerasain arti cinta dari lo, Vi."

✨✨✨

Dea tampak begitu tenang berjalan seorang diri kearah kelasnya. Setelah mengobrol dengan Delvi lumayan lama dan membuat keputusan antara putus atau enggak, Dea dan Delvi sepakat untuk kembali melanjutkan hubungan mereka.

Ia memasuki kelasnya yang kini sudah ribut seperti pasar. Ada yang sibuk dengan ponsel, ada juga yang tengah bergosip ria dengan suara yang tidak kecil.

"Lo kemana aja sih?! Kata si Fazmi Lo di bawa kabur sama si Delvi?!" semprot Indah saat ia baru saja duduk di bangkunya.

Dea terkekeh, "Apaan sih, gak di bawa kabur kali. Cuma diajak ngobrol bentar aja."

"Diajak ngobrol tentang apa sih? Kayaknya penting banget?" Shanin menyahut.

Dea tersenyum, "Keputusan yang ngebuat gue bahagia."

Shanin dan Indah kompak menyatukan alisnya bingung, "Apaan tuh?"

Dea tertawa kecil, "Nanti deh gue kasih tau, mending kita ke kantin yuk."

"Tapi, janji ya lo mau ngasih tau kita?"

"Iya janji iya."

Mereka bertiga berjalan beriringan menuju kantin.

Tiba di sana, Dea melihat kearah segerombolan anak basket yang pastinya menyatu dengan anak cheers.

Entah sengaja atau tidak, Delvi menengok kearah Dea bertatap mata dan tersenyum. Mau tidak mau Dea membalas senyumannya dengan tenang. Padahal di dalam hati, ia sudah dugun-dugun.

"Lah nih anak kerasukan kayaknya, senyum-senyum sendiri segala." celetuk Indah.

Shanin terkekeh, kemudian menepuk pelan pundak Dea yang membuat yang punyanya menoleh. "Kenapa?"

"Jangan ngelamun, ini kantin loh."Shanin mengingatkan.

"Iya gue tau, kata siapa ini kuburan." balas Dea.

"Udah ah. Pusing deh gue, elo ngajak ke kantin mau makan?" tanya Indah.

"Iya gue belum sarapan." jawab Dea membuat Indah melihat jam tangannya yang kini sudah menunjukkan pukul tujuh kurang dua puluh menit.

"Yaudah mau duduk dimana nih?"

"Disana tuh," tunjuk Shanin kearah meja yang kosong. Buru buru mereka duduk di kursi yang kosong.

"Karena gue sedang bahagia, so kalian mau pesen apa?" tanya Dea.

"Wih tumben-tumbenan nih anak." sahut Shanin merasa tak percaya. Pasalnya temannya ini selalu tidak mau untuk mengantri di kantin.

"Kayaknya harus di rukiyah." tambah Indah dengan geli.

"Ish, udah deh kalian mau pesen apa?"
Dea bertanya sekali lagi.

"Gue udah makan. Nitip Milo hangat aja deh." ujar Indah.

"Gue juga." tambah Shanin.

"Oke tunggu bentar."

Backstreet [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang