"Lo nggak makan, Nads?" Tanya Kinal beralih menatap Nadse yang sedaritadi memperhatikan mereka.

"Enggak, tadi udah makan. Cuma tadi gue liat kalian ya, gue kesini bentar." Kinal menggangguk paham dan mengikuti arah kemana Nadse melirik. Dan matanya jatuh pada Beby yang sedaritadi diam. Keningnya mengkerut menatap Beby yang masih belum sadar kalau saat ini dia di perhatikan.

Saat sudah merasa di perhatikan, Beby seakan terkejut dan menoleh ke arah Kinal, Nadse, Nabilah dan Jeje yang sudah menatapnya. "Kenapa?" Tanyanya dengan wajah bodohnya.

""Lo yang kenapa, malah nanya ke kita." Kata Nabilah memukul pelan bahu Beby.

"Gue? Gue nggak kenapa-napa." Ucap Beby membereskan buku dan bolpoin yang tadi dia gunakan di atas meja.

"Gue balik, ya? Mau istirahat, pegel." Pamitnya berdiri dan pergi dari sana tanpa menunggu Kinal, Nabilah dan Jeje mengiyakan.

"Ini pada kenapa, sih? Kok tumben pada mencar-mencar gini." Kesal Kinal menghembuskan nafasnya kasar.

"Ya sabar, Nal. PMS ye, lu? Ngamuk-ngamuk mulu." Ucap Jeje terkekeh pelan.

"Ya kesel, Je. Si Viny juga, beberapa hari ini jarang ngumpul, sama aja kek Lidya tuh." Ujar Kinal menumpu dagunya dengan kedua tangannya.

"Kali aja emang mereka capek, Nal. Ambekan lu, abisin tuh bakso kalo nggak buat gue sini." Kinal yang mendengar itu dengan patuhnya menghabiskan bakso yang hanya tersisa dua beserta mienya.

"Lo habis ini mau kemana, Nads?" Tanya Jeje menyeruput es tehnya sampai habis. Sedangkan Nabilah masih sibuk dengan nasi goreng dan mie ayamnya yang belum juga habis.

"Eemm... kalian sendiri mau kemana?" Tanya Nadse menatap ketiganya.

"Kita? Kita mah, mau ke-"

"Mau balik, Nads. Capek, apalagi si Kinal tuh, belum tidur dia dari semalem." Ucap Jeje menyela ucapan Nabilah dengan cepat dan tanpa menatap lawan bicaranya.

Kinal dan Nabilah melirik Jeje aneh. Tidak biasanya Jeje menyela ucapan orang. Dan kini gadis itu dengan santainya menyela ucapan Nabilah dengan mata yang tidak melihat ke arah Nadse.

"Tumben." Gumam Nabilah menyelesaikan suapan terakhirnya sambil matanya melirik Jeje.

"Udah kelar nih, kita duluan ya, Nads? Bye!" Jeje berdiri dari duduknya dan menarik Kinal dan Nabilah yang belum sempat menghabiskan minumannya.

"Eh buset, duluan ya, Nads!" Teriak keduanya sambil melambaikan tangan ke arah Nadse yang hanya tersenyum.

"Sial! Apa Jeje udah sadar?" Gumam Nadse menatap punggung gadis pendek dengan hoodie hitam yang menutup kepalanya.

*****

Viny yang tadi sebenarnya bukan pergi ke kelas dan malah memasuki sebuah ruangan yang semua orang tahu kalau itu ruangan seorang dosen muda.

Tanpa mengetuk dia langsung membuka pintu kaca itu dan menatap tajam pada orang yang kini mengangkat kepalanya menatap Viny dengan bingung. Sedangkan Viny masih berdiri dengan tatapannya yang seakan bisa membunuh siapa saja.

"Kebiasaan nggak ngetuk. Ngapain lo? Duduk sini!" Ucap pemuda itu mempersilahkan Viny duduk di sofa hijau yang ada di tengah ruangan.

"Apa maksud lo deketin Shani?" Tanya Viny to the point. Pemuda itu mengerutkan keningnya dan tersenyum kecil ketika mengerti kemana arah pembicaraan Viny.

"Vin, gue sama Shani itu cuma temen. Dan gue tau kok perasaan lo ke dia. Jadi nggak mungkin gue deketin Shani dengan alasan nikung lo." Jawab pemuda itu dengan tenang.

Semua Karena Cinta(Completed)Where stories live. Discover now