14.

76 12 53
                                    

•••

Tidak ada yang berubah, semua masih sama.
Valentine melangkahkan kakinya memasuki area kampusnya, setelah satu minggu lebih meliburkan dirinya sendiri.
Sesekali matanya melirik kesana kemari, seperti mencari sesuatu yang ia harap tidak ia temukan.

Dengan lebih tenang Valentine mendudukkan dirinya di salah satu kursi yang ada di ruangan kelas yang ada dalam jadwalnya hari ini, dalam hati ia masih bersyukur karena pada kenyataannya ia tidak bertemu dengan orang-orang yang ia coba hindari hari ini.

"Hi,"

Valentine menoleh ke arah kirinya, dan ia mendapati seorang pria sedang duduk sembari menatapnya dengan senyum yang begitu manis.

Dan untuk beberapa saat Valentine justru malah melirik kesana kemari, seperti mencari orang lain selain dirinya. Takut-takut pria itu bukan menyapa dirinya, namun ternyata tidak ada yang lain selain dirinya.

"Padaku?"

Valentine menunjuk dirinya sendiri sembari menatap pria itu balik, dengan wajah meminta jawaban. Dan, pria itu mengangguk.

"Iya, memangnya siapa lagi yang ada disini selain kau,"

Balas pria itu enteng, membuat Valentine hanya bisa mengusap tengkuknya canggung.

"Umm, kenapa? Ada yang bisa ku bantu?"

Pria itu menganggukan kepalanya ketika Valentine berkata demikian, seolah itulah jawaban yang paling tepat untuk saat ini.

"Aku mahasiswa baru disini, jadi aku perlu sedikit banyak mengenal seluruh isi kampus ini,"

Valentine mengangguk-anggukan kepalanya menyimak, belum berniat menjawab.

"Jadi, jika aku meminta bantuanmu untuk mengantarku mengelilingi kampus ini. Mau tidak?"

Lanjut pria itu kembali bersuara, dan lagi Valentine hanya menganggukan kepalanya.

"Umm, aku memang baru melihatmu. Apa kau benar-benar mahasiswa baru?"

Pria itu menganggukan kepalanya mantap, sembari tersenyum kapada Valentine dengan begitu manis tentunya.

"Ah jika kau keberatan tidak apa-apa, mungkin aku akan meminta bantuan kepada yang lain,"

"Tidak-tidak, aku akan mengantarmu. Tapi, tidak hari ini tak apa?"

Valentine membalas dengan segera,
Sebenarnya ia sedikit tidak yakin akan keputusannya untuk menemani calon temannya itu untuk berkeliling, tapi bagaimanapun juga ia tidak mau di cap sebagai gadis angkuh dan sombong.
Maka, mau tak mau ia tetap harus menyetujuinya.

"Ayolah, aku ingin hari ini,"

Pria itu merengek, seperti seorang anak kecil yang merengek kepada ibunya.
Valentine menatap pria itu kesal, bagaimana bisa hari pertamanya masuk kampus lagi, ia sudah bertemu orang baru yang menyebalkan seperti pria ini.

"Kenapa kau jadi merengek seperti itu?"

Valentine berucap demikian, membuat pria itu seketika memanyunkan bibirnya.

"Jika tidak hari ini, aku akan bersama yang lain saja,"

Sepersekian detik berikutnya, Valentine hanya bisa mendengus pasrah.
Jadi, hari ini ia harus berkeliling menemani pria itu.

Trouble • 5SOSWhere stories live. Discover now