4.

65 18 19
                                    

•••

"Valentine,"

Aku mengedarkan mataku, mengalihkannya dari layar laptopku kearah lain, ketika aku mendengar suara Ibu yang ku lihat sudah berdiri di ambang pintu kamarku.

"Ada apa Bu?"

"Calum di bawah,"

Aku memelototkan mataku.
Tidak, tidak ada masalah dengan mataku.
Tapi jawaban Ibu, itu berhasil membuat mataku bereaksi seperti itu.

Calum di bawah?
Dia gila, apa yang dia lakukan?
Dia benar-benar ingin mengacaukan semuanya!

"Valentine, Ibu masih disini,"

Aku tersadar.
Aku menatap Ibu dengan linglung, aku tidak tahu harus bagaimana saat ini.

"Aku akan turun sebentar lagi Bu, bisa tolong katakan pada Calum agar menunggu sebentar?"

Ibu mengangguk diiringi senyuman.
Kemudian segera berlalu dari ambang pintu kamarku, menarik pintunya sampai akhirnya pintu itu kembali tertutup dengan sempurna.

Ku katakan, ini bukan pertama kalinya dia datang ke rumahku.
Mungkin, ini adalah yang kesekian kalinya dia melakukan ini.
Tapi percayalah, aku tidak mengharapakan ini.
Ini salah, ini tidak benar, ini harus di hentikan.

Untuk beberapa saat, setelah aku mencoba menetralkan hatiku.
Perlahan aku berjalan, keluar dari dalam kamarku, dan berjalan menuruni anak tangga rumahku.

Astaga, aku tidak percaya bahwa aku akan menemuinya lagi, disini, di rumahku.
Gemuruh hatiku rasanya semakin menggila, menimbulkan keringat dingin di sekujur tubuhku, ah ini gila.

Dari jarak yang mulai mendekat, aku bisa melihat dia tersenyum senang.
Tersenyum melihat aku menemuinya, dan ku katakan, senyumannya adalah sesuatu hal yang akan membuat siapapun yang melihatnya jatuh cinta, dan aku adalah salah satu korbannya.

"Hay,"

Tuhan, bisakah sejenak hentikan waktu. Untuk aku bisa melupakan kenyataan, melupakan yang namanya kesalahan, dan biarkan aku merasakan bagaimana rasanya mencintai seseorang tanpa ada rasa bersalah, mencintai seseorang ketika dia yang ku cintai juga mencintaiku tanpa masalah.
Aku ingin mencintainya, tanpa bayang-bayang sebuah kesalahan.

"C-Calum,"

"Apa aku mengganggu?"

Calum fuckin Hood,
Jangan tanyakan itu, karena jawabannya adalah Iya.
Kau selalu menggangguku, mengganggu hariku, mengganggu hati dan perasaanku.

"Mungkin iya, mungkin juga tidak. Tapi dominan iya, karna kita dalam masalah,"

"No, aku tidak akan membuat kita dalam masalah. Itu kenapa aku berada disini sekarang, aku rindu, ingin menemuimu. Tapi masalah jika aku menemuimu di kampus, maka dari itu, aku memilih menemuimu disini, di rumahmu,"

Stop it!
Hentikan semua ini Calum, hentikan.
Jangan membuatku semakin sulit untuk bisa melepaskanmu, dan merelakanmu bersama sahabatku.

"Calum, stop. Ku mohon, jangan lakukan ini lagi. Aku tidak ingin merusak persahabanku,"

"Aku tidak merusak persahabatan kalian, aku hanya ingin melakukan keinginan hatiku. Dan jujurlah padaku, kau juga menginginkan ini kan,"

Aku menggelengkan kepalaku.
Aku tidak tahu harus berbuat apalagi sekarang.
Aku benci aku berada dalam keadaan seperti ini, aku benci memiliki perasaan lebih untuknya.

"Stay there, jangan mendekat Calum,"

Aku tidak bisa, aku harus menghentikan semua ini. Ini salah.

"Listen to me, Val,"

Dia duduk, di sebelahku.
Meraih tanganku, dan menggenggamnya dengan paksa.

"No Calum, hentikan,"

"Valentine, I love you. Tidak ada pengecualian, tidak ada paksaan, ini murni, dari sini,"

Dia manarik tanganku, meletakannya tepat di dada bidangnya yang--- Ah sudahlah.
Nafasku sesak, aku tidak bisa bernafas.
Apa yang dia katakan? Dia gila!
Tuhan, ku mohon, hentikan mimpiku ini sekarang juga.

•••

Holla guys,
Udah denger lagu Valentine-nya 5SOS belum?
Haha, sumpah yah pas denger lagunya tuh langsung jatuh cinta sama suara si Calum. 💙
Di tambah judulnya tuh, ah kenapa harus sama kek PU ini cerita, aku kan jadi makin cinta sama mereka. 😂
Oke maaf, jadi curhat.

Jangan lupa,
Let's be friends, give suggestions, vote, and also comments.
Thank you. 💙

Trouble • 5SOSWhere stories live. Discover now