06

33.7K 2.4K 7
                                    

Hera mengawali hari Minggu pagi yang cerah ini dengan kopi, seperti biasanya. Ia turun ke lantai dasar apartemennya untuk membeli kopi di starbucks. Karena akhir pekan adalah waktu orang-orang untuk bersantai, Hera hanya memakai hot pants dan tank top berwarna hitam yang ditutupi dengan hoodie pink kesayangannya. Tak lupa rambut panjangnya ia ikat.

"Tinggal di sini?" tanya seseorang tepat di telinga Hera saat ia sedang mengantri.

Hera memutar sedikit tubuhnya untuk melihat siapa yang bertanya tepat di telinganya. Ingin langsung menjawab pertanyaan itu, karena ia pikir orang tersebut adalah orang yang ia kenal, tapi yang di lakukan Hera hanyalah ucapan selamat pagi.

"Selamat pagi, Pak Sabian." sapa Hera ramah.

Hera menemukan Sabian yang menjulang tinggi di belakangnya, dengan kaos putih dan celana trainingnya.

"Pagi. So, kamu tinggal di sini?" kini Sabian berdiri di samping Hera.

"I-iya, Pak." jawab Hera gugup karena merutuki penampilannya saat ini.

"Kalo di luar kantor panggil Bian aja, saya cuma empat tahun di atas kamu."

"Ah, iya..." Hera hanya mengangguk kikuk.

"Selamat pagi, ada yang bisa saya bantu?" perempuan yang berdiri di balik meja kasir menginterupsi keduanya dari kecanggungan.

"Iced americano tall. Take away, ya, Mbak." jawab Hera.

"Atas nama?"

"Hera." jawab Hera.

"Ada tambahan?" tanya penjaga kasir itu.

"Espresso double shot." ucapan Sabian membuat Hera mengengok bingung.

"Atas nama?"

"Sabian." jawab Sabian.

"Biar saya yang bayar." Sabian mengeluarkan kartu debitnya dari dompet dan memberikannya kepada penjaga kasir itu.

Through The CityWhere stories live. Discover now