47

17.5K 1.2K 5
                                    

Kantor dibuat heboh pagi itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kantor dibuat heboh pagi itu. Kartu undangan berwarna pink yang didalamnya terdapat lembaran transparan bertuliskan 'Hera & Bian'. Ya, hari itu adalah satu bulan sebelum pernikahan Hera dan Sabian dilaksanakan, mereka mulai menyebar undangan ke rekan kerja, teman, dan keluarga.

Hera sampai di kubikelnya dan duduk. Sisi kantor menatapnya sebagai pusat perhatian. Ina, Anto, dan Rafi terlihat sedikit segan dan mencoba untuk tidak bertanya macam-macam.

"Gue tau kalian pada kepo. Dan ga usah segan, gue cuma mau nikah sama Pak Bian." ucap Hera pada akhirnya.

"Cuma kata lo? Edan emang ini anak." komentar Anto yang sudah tidak tahan.

"Gi-gimana bisa lo sa-sama Pak Bian?" Ina masih mencoba mencerna semuanya.

"Panjang ceritanya." Hera menghela napas pelan.

"Berarti lo ga jadi resign, dong?" tanya Rafi.

Hera mengangguk.

"Akhirnya, ya, Ra!" ucap Daffa sambil mengacungkan udangan saat melewati kubikel Hera yang penuh.

Hera hanya tersenyum.

"Daffa tau? Lo jahat sama gue, Ra. Serius." Ina mendumal.

"Dia jadi salah satu groomsman." jawab Hera.

"Anjay, Four Seasons." celetuk Anto masih membaca isi undangan.

Kerusuhan yang terjadi di lantai empat itu langsung teredam begitu Saviya atau yang biasa disapa Viya memasuki ruangan Sabian dengan seragam biru dongkernya. Saviya memang terlihat dingin, tapi sebenernya dia ramah. Adik perempuan Sabian itu memang sudah seminggu bekerja di stasiun televisi milik ayahnya itu. Saviya baru kembali dari Amerika juga.

"Calon Kakak Ipar, gue balik ke Mitra dulu, ya!" pamit Saviya dengan senyum saat melewati Hera yang sedang meminum kopinya.

"Ngagetin lo, Vi!" seru Hera kepada Saviya yang sudah menjauh.

Through The CityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang