"35" Ilusi

1.2K 75 21
                                    

"Sejauh apapun gue pergi pada akhirnya gue pasti akan kembali, karena lo itu titik awal dan juga titik akhir gue."

-Vallan Vakya-

***

Rombongan study tour akhirnya telah tiba di salah satu hotel yang terletak di dekat Pantai Kuta.

Vallan menarik lembut pergelangan tangan Mia, sedari tadi mereka berpegangan tangan tanpa ada yang berniat untuk melepaskannya.

Akhirnya pembagian kamar hotel, Mia mendapat kamar dengan nomber 125 sedangkan Vallan nendapatkan kamar nomber 116.

Mereka berdua berjalan menuju ke kamar masing-masing, Vallan tersenyum senang mengingat kamar mereka yang letaknya berhadapan.

Vallan memperhatikan Mia, memastikan bahwa gadis itu baik-baik saja sampai di dalam kamarnya, setelah itu dia masuk ke dalam kamarnya.

Di sana ada sebuah cermin hias, Vallan berdiri di sana lalu mengambil sebuah kertas yang baru dia temui beberapa jam lalu sebelum keberangkatannya ke Bali.

Vallan tersenyum miris, cepat atau lambat semuanya akan terjadi.

Entah takdir yang mempermainkan Vallan dengan selalu memisahkan pria itu dengan orang yang dia sayangi ataukah ada pihak lain yang berperan?

Vallan menggengam kotak cincin, disana ada sepasang cincin yang salah satunya akan terpasang di jari manisnya.

Vallan meletakkan cincin itu di atas nakas, lalu dia membanting tubuhnya ke arah kasur, pikirannya saat ini sedang sangat kacau.

Di dalam batinnya dia harus memilih antara terus melangkah maju atau memilih mundur dan melupakan semua janjinya terdahulu, dan jika Vallan memilih untuk maju maka akan ada orang yang tersakiti.

Dan Vallan benci melihat tangisnya.

Vallan ngusap wajahnya frustasi, lalu dia memejamkan matanya, jika boleh memilih Vallan ingin hidup normal, hidup seperti remaja pada umumnya.

Namun takdir berkata lain.

Hidupnya tidak semudah itu, jadi Vallan memilih untuk menutup matanya terbang ke alam mimpi.

***

Pagi hari menjemput, dengan cerianya sang surya menampakan diri memberikan sinar hangatnya untuk menyinari bumi dan menghilangkan kegelapan malam.

Vallan mengetok pintu kamar Mia, membangunkan gadis itu dan sekedar mengajaknya berkeliling pantai.

Setelah tertidur selama beberapa jam, Vallan akhirnya menentukan keputusannya yaitu tetap bersama Mia walaupun dia akan melanggar semua janjinya kepada Mamanya.

Dalam hati, Vallan terus memohon maaf kepada sang Mama karena telah mengecewakannya.

Akhirnya Mia keluar dari kamar, Vallan tersenyum lalu menggenggam tangan Mia pergi menuju ke arah pantai.

Disana Vallan dan Mia berjalan dengan santainya, sesekali Vallan melirik ke arah Mia.

"Gue kesana sebentar ya?" Pinta Vallan, Mia mengernyitkan dahinya.

"Kemana?"

"Tunggu sebentar." Vallan pergi ke suatu tempat, sedangkan Mia memilih duduk di pasir sambil menikmati udara pagi yang masih sejuk.

Milan [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang