"27" Masa Lalu

1.3K 73 30
                                    

Hari senin adalah hari yang paling membosankan bagi seluruh siswa dan siswi di Aditama High School karena setiap hari senin, mereka harus sudah tiba di sekolah pukul 07.00 WIB.

Mia berjalan dengan malas menuju kelasnya, moodnya masih hancur karena kejadian malam minggu lalu ketika Vallan menjemput Agnes dan baru pulang hampir larut malam.

Entah apa yang dilakukan mereka tapi yang paling nyata di pikiran Mia bahwa dia tidak senang melihat kedekatan Vallan dan Agnes yang semakin hari semakin terpampang nyata di matanya.

Rena yang dari tadi asik mendengarkan lagu menggunakan earphone sambil membaca novel yang dia bawa melirik ke arah belakang tepat setelah Mia berjalan melewatinya tanpa menyapa berbeda dari hari-hari sebelumnya.

Sebenarnya Rena telah menyadari perbedaan yang terjadi pada sahabatnya itu, namun dia masih Rena yang sama yaitu Rena yang tak mau memaksa Mia menceritakan masalahnya, biarkanlah itu menjadi urusan pribadi Mia mungkin gadis itu masih bisa mengurusi masalahnya jika tidak Mia pasti akan menangis di hadapannya, Rena hanyalah sahabat, Rena sadar tugas sahabat hanya mendengarkan keluh kesah dari sahabatnya yang lain ketika sedang menghadapi masalah dan mendampinginya dalam suka dan duka tapi Rena sadar ada batasan-batasan yang tidak boleh dia lewati.

Rena kembali melanjutkan acara membaca novelnya setelah melihat Mia yang melipat kedua tangannya di atas meja lalu menenggelamkan wajahnya di atas kedua tangannya.

Tanpa sadar Rena melihat sebuah dompet di bawah meja Cakra, Rena melirik sekitar, masih sepi.

Rena memilih mengambil dompet itu lalu kembali duduk di mejanya, perlahan tangannya membuka dompet itu untuk memastikan siapa pemiliknya, ketika membukanya Rena menemukam KTP atas nama Cakra Wardhana, namun satu hal yang membuatnya terkejut yaitu terdapat sebuah foto Cakra yang sedang memeluk gadis yang mirip sepertinya tanpa sadar tubuh Rena membeku di tempat ketika membaca tulisan di belakang foto itu.

"Rana dan Cakra."

***

Dengan keringat yang bercucuran dari pelipisnya Mia masih menghormat ke arah bendera ketika terik cahaya matahari masih bersinar.

Rutinitas setiap pelajar di hari senin adalah melaksanakan upacara bendera, di sebelahnya Agnes juga sama menghormat ke arah bendera.

Setiap kelas membentuk 4 barisan, 2 barisan putra dan 2 barisan putri.

Panas matahari semakin terik dan menyengat kulit, Mia memegangi kepalanya yang berdenyut sakit namun di tahannya karena sebentar lagi upacara akan selesai dilakukan.

Mia melirik ke arah Agnes, moodnya mendadak tambah hancur lagi ketika melihat Vallan pindah barisan ke depan Agnes agar cahaya matahari tidak mengenai tubuh Agnes.

Mia meremas ujung roknya, hatinya sakit seperti terkena tusukan jarum tak kasat mata, Mia mengalihkan kepalanya menghadap arah lain hingga tiba-tiba semuanya mulai nampak buram dan seketika gelap.

Vallan yang berada di depan Agnes, melihat tubuh Mia yang sempoyongan dengan cepat mendorong Agnes ke samping dan berlari ke arah Mia dan menangkapnya.

Dengan cepat Vallan menggendong Mia ala bridal style lalu membawanya pergi ke arah UKS tanpa memperhatikan banyak siswa dan siswi yang cengo yang perbuatan Vallan barusan bahkan ada beberapa siswa yang menyoraki tingkahnya.

Setiba di UKS, Mia ditangani oleh dokter yang menjaga ruang UKS, Vallan menatap dari dari kejauhan, dokter itu lalu menghampiri Vallan, "Dia hanya kelelahan dan mungkin tidak sarapan tadi pagi, nanti kalau sudah bangun tolong di beri sarapan," Dokter itu tersenyum kecil ke arah Vallan lalu pamit undur diri.

Milan [Completed]Onde histórias criam vida. Descubra agora