22. Sang Pangeran

2.4K 309 12
                                    


"Kamera siap...."

"Tunggu, tunggu!" Simonetta Palazzo menepuk-nepuk rambut bop-nya menjadi lebih mengembang. "Nah, begini sudah oke."

"Baiklah," gerutu si juru kamera. "Satu... dua... tiga!"

Senyum lebar khas Palazzo otomatis mengembang. "Hari yang cerah dari Calondria! Waktu sudah menunjukkan pukul satu lebih lima puluh lima menit. Tak lama lagi upacara pelantikan Eugene L'alcquerine—si pangeran yang hilang—akan segera dilaksanakan!"

Suara terompet bergema lewat lusinan pengeras suara yang dipasang di ujung-ujung halaman membuat Palazzo terlonjak kaget dan hampir menjatuhkan mikrofonnya. Dia buru-buru menguasai diri. "Ada banyak keluarga bangsawan dari seantero dunia yang hadir dalam acara hari ini atas undangan Raja George. Kisah Pangeran Eugene yang dramatis telah menyita perhatian semua orang! Selama bertahun-tahun, Eugene L'alcquerine tak sadar bahwa dirinya adalah seorang pangeran. Dibesarkan sejak kecil di panti asuhan dan sempat bekerja sebagai operator telepon di Prancis, Pangeran Eugene tidak tahu menahu hubungan kekeluargaan yang dimilikinya dengan Raja George sampai ia mengunjungi Calondria beberapa waktu lalu."

Palazzo masih nyerocos dengan bersemangat, menceritakan kisah hidup Eugene bagi para pemirsa dan terkesan sengaja dibuat setragis mungkin. Liputan pada tayangan itu kini sudah berganti ke suasana di dalam Royal Chamber tempat pelantikan berlangsung. Di sisi kiri depan, sejumlah undangan penting sudah memenuhi deret-deret bangku itu. Putri Beatrice dan Putri Eugenie dari Inggris Raya duduk di deretan terdepan, bersama Putri Mathilde dari Denmark, Putri Astrid dari Swedia, Putri Victoire dan Pangeran Arsbjørn dari Norwegia, Pangeran Philippe dari Spanyol, serta Putri Fatimah dari Yordania. Para pria tampak agung dalam setelan hitam lengkap dengan selempang berwarna biru yang menyilang di dada, sementara para wanita kelihatan anggun memakai berbagai topi-topi berbentuk cantik yang mempesona. Di sisi kanan, kesepuluh Valione Calondria duduk sambil mengenakan jubah kebangsawanan mereka yang berwarna merah darah dan mahkota kecil berkubah.

"Raja George sudah tiba di halaman depan," Palazzo mengumumkan. "Beliau naik kereta kencana."

Sorotan kamera bergerak ke pintu Royal Chamber. Sebuah kereta kencana yang ditarik empat pasang kuda putih memasuki gerbang depan. Terompet-terompet kembali berseru, meredakan bisik-bisik tak sabar diantara para hadirin.

Seorang pengawal membuka pintu kereta. Raja George keluar dengan megah. Dia memakai jubah kerajaan, tongkat dan mahkota emas. Meski penampilannya begitu luar biasa, orang yang mengenal George pasti tahu dia tidak nyaman dengan busananya itu. Ratu Janesse menyusul di belakang sang raja, memakai gaun sutra berwarna biru yang menjuntai sampai lantai, mahkotanya bertabur berlian warna-warni. Lalu kereta raja bergerak pergi, memberikan tempat pada kereta lain yang mengantar Ratu Raquelle. Mahkota ratu senior Calondria bentuknya lebih klasik dan bernuansa perak, berbeda dengan mahkota George atau mahkota Janesse yang keemasan.

Uskup Calondria, Kardinal Anselmus, menyambut Raja George di depan pintu. Mereka bersalaman dengan hangat dan berbincang-bincang sejenak, memberi waktu bagi para tamu untuk berdiri menyambutnya. Akhirnya sang Kardinal berbalik dan mulai berjalan. George meluruskan jasnya dengan tidak kentara dan mengikuti sang Kardinal, Janesse ikut di belakangnya.

"Celestin Eugene belum terlihat. Beliau seharusnya sudah tiba sekarang..." kata Palazzo, suaranya bergetar karena terbawa suasana. "Oooh...."

Palazzo bukanlah satu-satunya yang berseru kaget. Semua orang yang berada di depan katedral juga ikut berseru.

Sebuah kereta kencana lain telah berhenti di halaman istana dan menurunkan sosok lain yang menjadi inti acara hari ini.

Seruan oooh itu semakin menjadi-jadi ketika sang pangeran baru turun dari kereta. Kemiripan luar biasa antara Eugene dan saudara kembarnya lah yang memicu gelombang kekagetan itu. Selama beberapa detik semua orang mengira mereka sedang melihat Edward L'alcquerine— sosok paling dibenci di Calondria—melangkah memasuki Royal Chamber untuk dilantik sebagai pangeran. Lalu akal sehat mereka mengambil alih: Edward tidak mungkin berada di sini.

The Lost Prince [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang