19. Kisah Crassulacea

2.6K 320 13
                                    


Fakta bahwa penyerang Crassulacea berhasil masuk tanpa diketahui siapa pun telah mengubah Istana Faranfareza menjadi sebuah benteng. Keamanan diperketat ke level darurat, sekarang mustahil keluar masuk tanpa ketahuan.

Alfred uring-uringan karena dia merasa kecolongan. Setiap kali membahas topik Mark L'alcquerine, si perdana menteri memicing seolah matanya kelilipan dan langsung mendadak galak. Bukan hanya Alfred yang meradang, George juga. Elisa mengamati kalau sang raja lebih sering berbisik-bisik memberi perintah lewat interkom kepada para pengawal. Janesse juga tidak senang dengan kejadian-kejadian ini. Dia termasuk yang paling ingin tahu soal Mark L'alcquerine dan mengapa bisa mantan narapidana semacam itu berkeliaran di Calondria.

Elisa yakin yang tahu jawabannya adalah Ratu Raquelle. Tapi Prime Celestine juga tak mau membahas masalah penyerangan itu. Dia sibuk bolak-balik ke rumah sakit dan hanya memberi jawaban-jawaban singkat kalau ditanya tentang apa yang terjadi pada Crassulacea. Tapi desas-desus sudah beredar di kalangan pelayan: Craz dihajar dengan kandil lilin dari kamarnya dan dahinya robek.

Yang paling menderita akibat semua itu adalah Eugene. Respon para Valione langsung berubah dingin terhadapnya. Nyaris mustahil mencoba menjelaskan bahwa Eugene berbeda dengan Edward, karena semua orang kini menganggap Eugene mewarisi darah penjahat yang dimiliki ibu, saudara kembar dan ayahnya.

Elisa mencoba membesarkan hati Eugene, tapi sahabatnya itu tetap muram. Dia langsung menegang setiap kali ada yang menyebut soal Mark L'alcqurine.

Meski begitu, rencana George tidak berubah. Besok Eugene akan dilantik, dan jika dia berubah pikiran akibat segala tekanan ini, sekarang saatnya Elisa bicara. Namun Elisa kesulitan mencari waktu yang tepat untuk bicara. Selain huru-hara yang ditimbulkan keluarganya, Eugene juga harus memikirkan berbagai macam hal, mulai dari tata krama konyol soal peralatan makan hingga peraturan memberi hormat.

Hari ini Elisa menawarkan diri untuk menemani Eugene ke rumah sakit. Edward masih dirawat karena kelelahan. Penjara telah melemahkan fisik Edward.

Mereka berjanji untuk bertemu di garasi (Elisa tak bisa menolak ketika Jo mengusulkan limusin) jadi Elisa turun ke sana ditemani Kitty yang sekarang tak henti mengekornya ke mana pun dia pergi. Meski Elisa menganggap dirinya tak mungkin diserang, George tak mau mengambil risiko.

Di depan elevator, Kitty menyerobot masuk saat pintunya terbuka.

"Hei, kau buru-buru sekali," pekik Elisa. Kitty baru saja menabrak bahunya. "Ini hanya elevator."

"Aku tahu," balas Kitty. "Tapi siapa saja bisa bersembunyi di dalam sini. Seorang pria gila bersenjata kandil, misalnya."

"Dan seandainya aku diserang, apa yang akan kau lakukan?"

"Aku bisa bela diri. Aku terbiasa hidup di jalanan."

"Di jalanan?"

"Ya. Kau tentu tak mengira aku bebas berkeliaran setengah telanjang seperti ini tanpa sanggup mempertahankan diri, bukan?"

Kitty tak pernah bercerita tentang masa lalunya, tentang apa pekerjaannya sebelum menjadi lady's maid. Elisa tak pernah berani bertanya-tanya karena dia takut dianggap lancang. Eugene bercerita kalau Jo juga tak pernah menyebut-nyebut masa lalunya. Mereka berdua pernah mencoba menebak-nebak. Eugene menebak kalau Kitty sebelumnya adalah pembunuh bayaran, sementara Elisa yakin kalau Jo dulunya tukang kebun.

Mereka keluar di lantai dasar dan berjalan menuju garasi di bagian belakang. Suasana istana tampak lengang dan agak mencekam. Elisa merasa aneh karena dia terbiasa melihat para pelayan lalu-lalang atau Alfred yang mondar-mandir sambil mengomeli George.

The Lost Prince [TAMAT]Where stories live. Discover now