Tasya Gania Sacita

Start from the beginning
                                    

"Acaaaaaa."

"Uhuk.. Uhuk.." teriakan dua makhluk terkutuk diambang pintu kanti membuat Aca tersedak.

Bagus dengan cepat menyodorkan minumannya pada Aca dan mengusap pelan punggung Aca.

"Eh.. Eh kenapa Aca?" tanya Billa salah satu sahabat Aca.

Aca mangap-mangap menarik nafasnya dalam-dalam, rasanya oksigen menipis dan tenggorolannya terasa perih.

"Lo sih Bill, kasiankan Aca." omel Silfi sahabat Aca juga.

Bagus terus mengusap lembut pundak Aca, Aca sedikit demi sedikit mulai tenang dan bisa bernafas lega.

"LO KENAPA SIH ANJIR, BERISIK TAU. KAN BIKIN GUE KESEDAK." omel Aca menggebu-gebu.

"Suttt Ca, udah diliatin itu." bisik Bagus.

Aca memutar pandangannya dan semua mata menatap kearahnya, Aca hanya tersenyum sambil manggut-manggut memberi maaf pada penghuni kantin yang terganggu dengan teriakannya.

"Maaf ya Ca, gue cuman mau bikin surprais buat lo." ucap Billa dengan wajah sendunya.

Oke fiks Aca sudah tidak tega melihat wajah sendu sahabatnya ini, Aca tak menghiraukannya. Ia malah kembali asik dengan makanannya.

"Em Ca, kan udah ada temen kamu tuh. Aku ke lapangan dulu ya, mau basket." ucap Bagus.

Aca melirik Bagus lalu menganggukan kepalanya, Bagus berdiri dan mengusap lembut puncuk kepala Aca kemudian ia berjalan meninggalkan kantin.

"Aaahh Bagus  so sweet ya Ca, mau deh punya pacar kayak Bagus." pekik Billa.

"Tuh si Ucup juga so sweet, suka kasih bunga sama lo."

"Idiwh, ogah ah si Ucup mah. Geli liatnya, masa ia mau nembak ngasih sebuket bunga kamboja. Gak banget deh." dan Aca hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Yaudah Yuk." Aca berdiri dan merapikan pakaiannya.

"Kemana?" tanya Billa sambil mendongkak.

"Lapangan, liat my baby sweety basket." lalu Aca segera berjalan keluar kantin diikuti kedua sahabatnya.

Aca berjalan memasuki lapangan dengan tatapan yang terus tertuju pada lelaki yang sedang mendrible bola kearah ring, ia duduk di tembok samping lapangan diapit oleh kedua sahabatnya. Bagus melirik kearah mereka lalu tersenyum membuat Aca kembali tersenyum padanya.

"Baguuuuss." teriak Aca dari samping lapangan membuat semua orang menatap kearahnya.

Tapi Aca mengabaikannya, tak heran juga toh semua orang sudah tau buhungan antara Aca dan Bagus. Terlebih Bagus adalah anak dari pemilik sekolah.

"Bagusss.." teriak Aca lagi.

Bagus melirik kearah Aca dan kemudian kembali fokus pada Ring laku menshut bola dan bola masuk, Aca berdiri dan bertepuk tangan sedang Bagus ber high five bersama teman-tamannya.

"Keren ya." gumam Selfi.

"Iya lah, Bagus selalu keren. Jago basket lagi, uh pacar siapa dulu." ucap Aca bangga.

Ya Aca selalu membanggakan Bagus di depan siapapun, Bagus tampan, keren, kece, pemilik sekolah, jago basket dan futsal, bisa alat musik apa aja dan huuu apa yang kurang dari bagus. Dan tidak salah seluruh siswa di sekolah itu mengecap mereka berdua sebagai goals couple karna memang begitu adanya.

…°°•°°…

Bel pulang sekolah berbunyi, Aca sedang merapikan buku-bukunya. Hari ini rencananya Aca kan pergi menonton dengan Bagus dan pulang bersama dengan Bagus, jadilah Aca bersemangat membereskan buku-bukunya.

Setelah selesai, Aca berjalan keluar kelas dengan menggendong tasnya sendirian karna kedua sahabatnya sudah pulang duluan. Tapi saat Aca hendak berjalan keparkiran terlihat Bagus berjalan kearahnya.

"Bagus." pekik Aca riang.

Bagus berjalan dengan tenang dan kini sudah berdiri dihadapan Aca dengan wajah datarnya.

"Bagus ayo kita-"

"Gak bisa sekarang ya Ca, aku ada keperluan."

"Loh kok?"

"Maaf Ca, next time ok."

Dan tanpa mengatakan apapun lagi Bagus berbalik dan berjalan meninggalkan Aca, Aca masih diam. Ini adalah kesekian kalinya Bagus membatalkan janji jalan dengannya, Aca heran kenapa Bagus seperti ini. Padahal dulu Bagus tak pernah membatalkan janji dengan Aca, tapi Aca berfikir positif saja mingkin urusan Bagus lebih penting dari janjinya.

Malam tiba, Aca bosan dengan kegiatannya. Hanya menonton tv, main game, main handphone dan hanya itu-itu saja. Dan sampai saat ini Bagus belum juga mengabarinya.

Karna bosan Aca segera menelpon sahabatnya, awalnya Billa tapi tak ada yang mengangkatnya. Lalu Silfi, sambungan terhubung. Tak lama suara Silfi terdengar.

"Hallo Ca."

"Hay Sil, gue BT nih."

"Bt kenapa?"

"Gak ada kabar dari Bagus hari ini, masa ni ya tadi dia batalin janji aku sama dia buat nonton. Kan bete." oceh Aca.

Tak ada jawaban, Aca mengerutkan kening lalu melihat layar ponselnya. Masih terhubung.

"Hallo, Sil. Lo masih di sana kan?"

"Ah.. Halo iya Ca masih kok."

"Oh syukur deh, dan lagi ni ya Sil-"

"Ca, udah dulu ya gue di panggil nyokap."

Dan sambungan terputus, Aca melempar ponselnya. Ia benar-benar bosan, Akhirnya Aca memutuskan untuk keluar kamar dan memilih dapur untuk menjadi pelariannya.

Aca mengambil beberapa makanan dan membawanya ke ruang keluarga rumahnya dimana disana sudah ada ibu dan ayahnya.

"Ya tuhan, kamu kenapa Ca?" ucap Hera ibu Aca yang kaget karna melihat putrinya membawa makanan yang sangat banyak.

"Aca males bu, Aca bete. Bagus juga gak ngabarin Aca dan Silfi sibuk, yaudah Aca mau makan aja." ucap Aca sambil membuka bungkusan dan mulai memakan-makanannya.

"Aca, hubungan kamu sama Baguskan udah lama. Apa kamu gak mau melanjutkan ke jenjang yang lebih serius?" ucap Yendra ayah Aca.

Aca terdiam, hubungannya sudah dua tahun dan masuk akal juga jika mereka melanjutkan ke jenjang yang lebih serius. Tapi apa Bagus mau?

"Tapi ayah gak maksa, toh kalian berdua yang bakalan menjalin hubungan."

"Nanti Aca omongin dulu sama Bagus Yah."





____________________________________________

Hallo semuanya, pertaruhan cinta aku up lagi dengan beda judul ya. Jalan cerita hampir sama, dan Yaa semoga kalian suka.

Serius mood aku lagi up and down banget, kadang d a truth  kadang ZE kadang mene mene gitu lah mohon d maklum Yoo

Voment biar Nex wkwk

Betrayal of Love [LENGKAP☑️]Where stories live. Discover now