45~Persiapan Gencatan Senjata~

Start from the beginning
                                    

Disebelahnya Olyn hanya menunduk tak ingin bicara. Ia malu, tapi itu dilakukannya agar harga dirinya tidak jatuh. Itu saja, tidak lebih.

Mereka berdua yang sudah berwajah lemas justru berbanding terbalik dengan Riana yang masih mengukir senyum. "Sudahlah, tidak apa-apa." Ucapnya mengibaskan tangan sambil mengulum senyum. "Lagipula yang dilakukan Olyn udah bener kok, aku suka."

Seketika Olyn mendongak mendapat dukungan Riana. Wanita itu tersenyum simpul. "Sekali-kali Julian harus diberi pelajaran."

Bravooo! Tim pro Gue! Tengkis Tante Riana!

Olyn senyum-senyum sendiri merassa senang ada yang membela dirinya. Untung saja Riana dapat mengerti perasaannya dan semoga juga Diana dapat cepat memahami apa yang dilakukannya tidaklah salah.

"Aku jadi gak enak Mbak,"

"Gak apa-apa. Calon besan jangan gitu," Kekehnya tanpa tau perubahan raut Olyn.

"Besan?"

Spontan keduanya menoleh dan berkata bersamaan, "Bukan apa-apa..." balas mereka mengulung senyum.

Olyn membuang pandangan dan berpikir keras. Calon besan? Maksudnya aku sama Julian, gitu? Yang benar aja.

Olyn mencebikkan bibir melihat bayangan Julian yang menyeringai jahil itu. Sangat menyebalkan.

Gadis itu masih berpikir disaat kedua wanita itu tengah mengobrol. Membiarkan Olyn larut dengan pikirannya. Gadis itu masih berpikir hal wajar tanpa tahu maksud sebenarnya di balik kalimat Riana.

"Besok aku berangkat pagi, Mbak. Jam 6 sudah harus ada di sekolah."

"Mau aku suruh supir jemput?"

Diana langsung mengibaskan tangannya. "Gak usah. Lagian ada bus jemputan khusus guru." Jelasnya membuat Riana mengangguk.

Wanita itu melirik Olyn yang masih diam, lalu menatap balik Diana sambil mengedipkan sebelah matanya.

Diana yang tahu kode tersebut tersenyum usil dan mengangguk. "Sekarang aku lagi bingung, Mbak. Dari sekolah nya minta stand by jam 6. Mungkin, jemputannya sekitar jam 5 lewat dikitlah. Terus, kasihan Olyn gak sempat sarapan dan aku tinggalin dia gitu aja."

"Maklum anak gadis suka telat bangun."

Olyn menajamkan pendengarannya, saat aibnya terbongkar di depan Riana. Wajahnya memerah menahan malu karena wanita itu tertawa pelan.

Aduh si Mama bikin imej aku buruk aja. Pikirnya yang ingin menenggelamkan wajahnya dalam tumpukan bantal sofa.

"Kalau gitu Olyn langsung menginap di rumah aja, ya?"

Secepat kilat ia menoleh ke arah Riana dengan mata terbelalak kaget. "Menginap? Sekarang?" ucapnya spontan tanpa sadar membuat Riana menaikkan sebelah alisnya.

"Iya, sayang."

Ia alihkan pandangannya ke arah Diana yang hanya tersenyum tipis. "Ma?" tatapannya memohon untuk membatalkan ucapan itu.

"Tapi yang dikatakan Tante Riana itu bener lho, Lyn."

Olyn melongo mendengar ucapan yang terdengar begitu santai.

Gadis itu memang sering ditinggal Diana, entah tour atau ada pekerjaan yang tidak bisa ditinggal. Jika hanya beberapa jam ia tak apa, dan jika bisa seharian atau lebih, kedua sahabatnya akan dengan senang hati menemani.

Tapi masalahnya ada pada ucapan yang meluncur begitu saja oleh Riana. Ia harus memikirkan cara lain. "Tante, di sana ada Julian. Dia gak suka sama Olyn, nanti Olyn cuma mengganggu dia aja."

SOMPLAK PLUS GESREK (SELESAI)Where stories live. Discover now