"Simpan segala macam buku, kita akan Ulangan!!"
Kata bapak itu singkat padat dan jelas. Seketika semua siswa mengeluh.
Memang pantas dikatakan Fisika yaitu FIKIRAN TERSIKSA, Okee Author lebay.
"Haaaa... Kok mendadak?"
"Gawatt... Gue belum belajar!!"
"Uda isi aja sebisa loo... "
"Bapak ini Guru apa malaikat pencabut nyawa sih!!...."
"Yang mengeluh KELUAR sekarang!!!" Bentak bapak itu sambil menggebrak meja dengan Rol besi. Seketika semua hening, Mau tak mau mereka harus melaksanakan ulangan harian.
Bak mencari air di luasnya padang pasir, Ulangan berjalan sangat tidak begitu baik, Dimana siswa siswi hanya mampu menyerahkan diri kepada yang di atas.
Hazel mendesah dia tidak terlalu paham dengan soal soal ulangan ini.
Dengan segala kemampuannya Hazel mengerjakan soal soal yang ia mengerti saja. 5 Soal tetapi sangat begitu mematikan.
5 Menit....
10 Menit...
15 Menit....
20 Menit...
25 Menit...
Ssssrrrrrttttttttthhhhhtt... (Suara kursi).
Pandangan semua siswa langsung tertuju pada Hazel yang sudah berdiri ingin mengumpulkan tugasnya, Hazel langsung melirik dengan risih.
"Hazel bagi dong?..."
"Hazel nomor 3 Apaan?... "
"Hazel...."
"DIAM!! Kalian tidak memiliki banyak waktu, Waktunya hanya tersisa 5 menit lagi" Kata Pak Herman, Seketika semua siswa mengeluh. Hazel langsung melangkah dan mengumpulkan tugasnya.
"Hazel kamu sekarang boleh keluar..." Kata pak Herman sambil mengoreksi tugas milik Hazel, Hazel langsung tersenyum dalam hati
Tetapi... "Ehh... Tapi kamu harus belikan bapak Starbucks di Persimpangan sekolah kita" Hazel langsung mendesah pelan
"Baik pak" Tutur Hazel, Dan mengambil uang yang diberikan pak Herman.
"Sebelum itu kamu permisi ke piket dulu ya" Kata pak herman memberi tahu, Hazel hanya mengangguk dan permisi untuk keluar.
Hazel berjalan malas sambil memegangi sikunya yang masih terasa sakit, Di temani dengan Matahari yang bersinar kuat menembus pori pori kulitnya. 'Dimana ya tempatnya' Batin Hazel, sudah hampir dua tahun hazel menempati sekolah ini, namun tak sama sekali dia mengenali sekitarnya.
Sambil mengedarkan pandangannya kesemua arah, Seketika Hazel terkejut, Ia Refleks berhenti, Degup jantungnya mulai berpacu seolah olah ingin pergi dari tempatnya, Apa yang harus ia lakukan.
Sudah 7 Menit Hazel berdiri tegak menghadap jalan memandangi Zebra cross (tempat penyeberangan jalan). Mobil dan motor berlalu lalang, Membuat Hazel merasa Dejavu.
Dilangkahkannya kakinya sebelah, namun beberapa detik kemudian ia langsung memundurkannya. Sampai kejadian itu terulang ulang. Lampu lalu lintas terus menerus berganti namun Hazel belum ada kemajuan.
'Apa yang harus kulakukan...' Batinnya meringis, Keringatnya bercucuran dan rasanya Pasokan oksigen menipis.
Tetapi tiba tiba "Ehh..." Hazel terkejut, "Apa yang kau lakukan?" Tanya Hazel ketakutan, Pasalnya lelaki yang di hadapannya ini memegang tangannya dan ingin membantunya menyeberang jalan.
Walaupun lelaki ini tidak ada mengatakan akan membantu, Hazel pasti yakin lelaki ini ingin membantu, Pasalnya sudah banyak pasang mata yang melihat aktifitasnya sedari tadi, Termasuk lelaki yang dihadapannya ini.
Laki laki itu Refleks menoleh "Lo mau nyeberangkan?" Tanya laki laki itu, Bukan,
lebih tepatnya pernyataan. Hazel langsung terdiam "Udah ayoo..." Katanya dan ingin berjalan.
Tetapi Hazel malah melumpuhkan kakinya. Refleks laki laki itu menoleh dan menaikkan sebelah alisnya, Hazel memberanikan diri melihat lawan bicaranya.
DEGHH!!!....
Tatapan mereka bertemu, Hazel merasakan ada yang janggal dengan laki laki ini, "Aku tidak bisa" kata Hazel sambil menundukkan kepalanya, "Apa susahnya nyeberang jalan?" Tanya laki laki itu.
"A-aku gak bisa" Jawab Hazel dengan suara bergetar "Lo bisa tapi lo gak mau mencoba" Grep!!! Rasa mengganjal ini semakin menjadi jadi.
"Uda ayoo... Kalau lo takut lo bisa tutup mata lo dan Nyanyi sekeras kerasnya, Anggap aja lo ini seakan gak nyeberang jalan" Kata laki laki itu.
Dan langsung memegang tangan Hazel. Hazel secepat mungkin menutup matanya. "Sinar Bulan... Sinar matahari... Kau pelita hidupku, Terang bulan terang Matahari... "
Nyanyinya sambil menggenggam tangan laki laki itu erat.
"Terangi hidupku sinari jalanku..." Hazel terus menerus bernyanyi, Sampai dia tidak sadar bahwa mereka sudah sampai di seberang jalan.
"Kapan lo lepas tangan gue?" Tanya laki laki itu sambil menatap Hazel.
"Ehh..?" Bingung Hazel langsung membuka Matanya, Dilihatnya tangannya yang masih setia menggenggam erat lengan lelaki ini
"E-ehh... Maaf" Kata Hazel melepaskan genggamannya.
"Uda lo cepat beli apa yang mau lo beli" Perintahnya sambil memasukkan kedua tangannya ke saku celana 'Ha? Dia kok tau aku mau beli' Batin Hazel, "I-iya... " Kata Hazel dan langsung membeli Starbucks pesanan pak herman.
5 Menit kemudian, Hazel sudah membeli secangkir Starbucks milik pak herman.
"Hmm..." Dehem Hazel memberi kode, Refleks laki laki itu menoleh "Uda siap?" Tanyanya dengan wajah yang datar, "Udah" jawab Hazel tak menatap lawan bicaranya.
Tak sengaja Hazel melirik Bad nama laki laki ini, Seketika raut wajah Hazel terkejut
"M-makasih ya..." Kata Hazel langsung pergi berlari tanpa mendengarkan sepatah katapun dari Azlan.
___________________________________________
HAPPY READING 🌼
YOU ARE READING
INFALLIBLE
Teen FictionHAZEL, Semua orang ANTI dengan nama itu. Bukan seorang Bad Girls maupun Cewek Nerd, Dia adalah Hazel Arbellia. Sesosok gadis SMA yang penutup. Disaat anak seusianya berbondong bondong ingin menikmati masa remajanya, Ia hanya memilih untuk menyendiri...
Part 1
Start from the beginning
