Part 1

607 157 17
                                        

Sinar Matahari menerobos masuk dari Celah celah lubang kamar Hazel, Ditemani dengan Alaram alami yaitu kicauan Burung di pagi hari, Hazel mendesah, karena ia harus bangun dari tidur singkatnya.

Bagi Hazel, Mimpi adalah kehidupan Nyatanya, Dan ia ingin tidur sedikit lebih lama agar ia tidak merasakan kerasnya kehidupan. Hazel langsung tersadar dari lamunannya dan bergegas untuk mandi.

18 Menit berlalu Hazel sudah siap dan beranjak untuk turun, "Pagi..." Sapa Hazel sambil duduk di kursinya. Bunda, Maria dan anak anak panti sudah Stand by di kursinya masing masing, "Pagi...!!" Sapa mereka balik.

"Tumben banget kamu lama" Tanya Bunda Shety selaku pengurus panti, "Hehehehe Zeze gak bisa tidur bun" Kata hazel sambil tersenyum menampakkan deretan giginya yang rapi "Kamu mimpi lagi?" Tanya kak Maria anak bunda Shety.

"Hemmm.......Begitulah" Kata Hazel dan tersenyum kasihan kepada dirinya sendiri, "Sudah sudah... cepat sarapan nanti kalian terlambat ke sekolah" Kata Bunda Shety sambil menuangkan lauk pauk kepiring Hazel.

Beberapa menit berlalu Hazel langsung bergegas untuk pergi, "Bunn Zeze berangkat dulu ya" kata Hazel sambil mengecup tangan Bunda Shety, "Hati hati ya sayang " Kata Bunda Shety sambil mengelus rambut indah Hazel.

Hazel hanya mengangguk dan bergegas pergi menuju Sekolahnya. Hazel tidak memilih jalan Umum karena ia menghindari sesuatu. Sesuatu yang dirinya sendiri tidak bisa mengontrolnya."5 menit lagi... "

Gumam Hazel langsung berlari secepat mungkin, Tetapi tiba tiba.

BUGHH...!!!!

"Awww...!!!" Ringis Hazel sambil terjatuh, Di lihatnya siku lengannya berdarah. "Aw... Perih" Gumamnya sambil meniup niup lengannya. "Lo gak papa?" Tanya seorang Laki-laki dengan suara yang terkesan dingin, Hazel langsung menegang.

"Lo berdarah" Kata laki laki itu sambil mengeluarkan sapu tangannya, Lalu menaruhnya ke lengan hazel. Hazel tersadar dan langsung berdiri "Maafkan aku, aku tidak sengaja.." Kata Hazel tidak menatap lawan bicaranya.

"Maafkan aku... Maafkan aku" Kata Hazel langsung pergi berlari meninggalkan seorang laki-laki yang sudah kebingungan.
"Aromanya... sangat Familiar" Gumam anak laki laki itu dan langsung pergi.

Hazel terus menerus berlari, Sambil memegang sikunya dengan sapu tangan milik laki laki tadi. Napasnya tersenggal senggal dan ritme degup jantungnya di luar kendali, Sebelumnya Hazel tidak pernah seperti ini.

Hazel sudah tiba di sekolahnya, 'Hufttthh Syukurlah gerbang masih terbuka,' Gumamnya dan melangkah masuk ke sekolah. Hazel tiba di kelas XI Ips 3, kelas dimana yang tadinya bising kini sudah senyap ketika kehadiran Hazel diketahui.

Ini yang Hazel tidak sukai, Dimana orang orang sekitarnya menganggap dirinya aneh. Hazel melangkah masuk dengan kepercayaan diri yang masih tersisa, Semua orang menatap Hazel dari berjalan sampai duduk di kursinya.

Menjadi murid yang terkenal Aneh, Bukanlah suatu hal yang membanggakan bagi Hazel.

'Aku benci suasana ini' Batin Hazel.
Bel berbunyi mengisyaratkan bahwa pelajaran akan segera dimulai, 20 menit kemudian Guru Fisika datang dengan membawa benda kematian, Yaitu Rol Besi yang berukuran 1 Meter.

Yah!!! seluruh siswa tau mengenai hal itu.
"Pagi anak anak!!" Sapa Pak Herman yang berkepala plontos.

"Pagi pak..." Jawab mereka bersamaan.

INFALLIBLE Where stories live. Discover now