20. Thalia, Atha dan Darel

102 11 4
                                    


Semalaman Thalia selalu memikirkan tawaran Atha perihal mengajaknya jalan. Sekarang Thalia bingung, harus menolak atau menerimanya? Jika Thalia menolak, maka ia akan merasa tidak enak hati pada Atha dan jika menerimanya, maka bagaimana dengan Tasya?

Kenapa hidup gue jadi serba salah begini sih?

Tangan Thalia terus menggenggam ponselnya kuat-kuat. Saat ini ia sedang berada di ruang TV dan menikmati acara berita bersama Bundanya.

"Lia, kenapa?" tanya Bundanya. Saat melihat wajah Thalia yang terlihat sedang memikirkan sesuatu.

Thalia melihat ke arah Bundanya, "Nggak kenapa-kenapa kok, Bunda..."

Bundanya hanya menganggukan kepala, kemudian ia mulai fokus ke acara TV lagi.

Drt drt drt

Ponsel Thalia bergetar menandakan ada panggilan yang masuk. Dengan cepat ia berdiri untuk mengangkat panggilan tersebut.

"Hallo, assalamualaikum?" salam Thalia pada seseorang di seberang sana.

"Waalaikumsalam, enak ya kalo lo dijadiin calon gue, sopan bener," kekeh seseorang di seberang sana.

Thalia mengernyitkan dahinya, kala mendengar jawaban ngaco dari seseorang di seberang sana, "Ini siapa ya?" tanya Thalia.

"Ya ampun, ini gue Atha. Emangnya lo belum ngesave nomor gue?"

Mata Thalia membulat kala mendengar jawaban seseorang di seberang sana yang ternyata adalah Atha. Ia segera menurunkan ponsel dari telinganya dan melihat nama yang tertera di layar. Benar saja, tertera nama 'Atha' dalam layar ponselnya. Thalia langsung merutuki kebodohannya sendiri. Jika Atha yang meneleponnya, seharusnya ia tidak bermanis-manis saat mengucapkan salam tadi.

"Kenapa telepon pagi-pagi?" tanya Thalia dengan nada yang sedikit tidak woles.

"Lo itu ya, baru juga semalam baik sama gue, sekarang udah jutek lagi aja. PMS, Buuu?" ejek Atha.

Thalia mendecak kesal, susah sekali ngomong dengan makhluk macam Atha, "To the point aja, Tha!"

Terdengar suara gelak tawa dari seberang sana, membuat Thalia semakin kesal saja.

"Gimana jawaban atas tawaran gue kemarin malam?" 

Ah, ternyata perihal jalan bersama, yang ingin Atha tanyakan. Sekarang Thalia bingung sendiri, menjawab antara harus menolak atau menerima?

"Kalo lo takut gue apa-apain, tenang aja, gue bawa Adik," lanjut Atha.

Adik? Atha memiliki Adik? Ah, ternyata cowok itu adalah sosok seorang Kakak. Baiklah, jika Atha membawa Adiknya, maka ia akan menerima tawaran itu, lagipula jika Tasya mengetahuinya, maka ia bisa menjelaskan, bahwa dirinya tidak hanya berduaan dengan Atha, namun ada adiknya juga.

"Gimana, Thal?" tanya Atha.

"Iya, iya. Dasar cerewet ya, lo!" jawab Thalia malas.

Comblang! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang