18. Kesempatan Untuk Atha

94 10 0
                                    


Pukul 16.00 WIB, Thalia baru saja pulang dari sekolah dengan mengayuh sepedanya. Tidak melelahkan bagi Thalia sendiri, karena ia sudah terbiasa.

Semenjak turunnya Thalia dari rooftop, ia tidak menceritakan tentang kejadian yang dialaminya. Thalia tidak ingin membuat Tasya kecewa barang sedikit pun.

"Assalamualaikum," salam Thalia pada Bundanya.

"Waalaikumussalam, eh, Lia udah pulang?"

Thalia mencoba untuk menyunggingkan senyumannya, "Iya nih, Bun. Lia ke kamar dulu ya, kalo gitu."

"Yaudah sana. Mandi, ganti baju, habis itu turun lagi, kita makan."

"Siap Bun!"

***

Sejak masuk kamar setelah pulang sekolah tadi, Thalia enggan untuk keluar kamar. Pikirannya semrawut tidak menentu. Apakah ia egois, karena tidak mau membantu Atha dan juga Tasya secara bersamaan?

Hanya itu yang sekarang terpikirkan di kepalanya.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu rupanya membangunkan Thalia ke alam nyata. Dengan segera ia beranjak untuk membuka pintu itu.

"Kenapa, Bun?" tanya Thalia.

Bundanya menatap Thalia dengan tatapan tajam, seperti sedang mengintrogasi, "Ini udah jam 19.00 WIB, kamu dari sore belum keluar kamar. Bunda kan udah bilang, kalo udah beres langsung turun, kita makan bareng," ujar Bunda Thalia dengan nada yang semakin mengecil di akhirnya.

Thalia hanya bisa menundukan kepalanya, belum juga masalah Tasya dan Atha selesai, kini muncul masalah baru. Ia malah mengecewakan Bundanya sendiri.

"Maafin Lia, Bun. Lia ngantuk, makanya habis beres-beres, Lia langsung tidur."

"Kamu nggak Shalat?"

"Lagi nggak, Bun."

Bunda Thalia menganggukan kepalanya, "Yaudah, sekarang turun. Itu ada teman kamu di bawah."

Thalia menegakan punggungnya, teman siapa? batinnya.

"Habis nemuin temen kamu, langsung makan!"  seru Bundanya.

Thalia tidak mengindahkan seruan sang Bunda. Ia terlanjur terlena dengan rasa penasaran terhadap sosok yang bertandang ke rumahnya malam-malam begini. Ya, meskipun tidak terlalu malam.

Apa mungkin Tasya? Jika Tasya, ia pasti akan memberitahu dulu kepadanya lewat pesan ataupun telepon langsung.

Bunda Thalia yang menyadari dirinya hanya terdiam menghela nafasnya, karena akhir-akhir ini, ia selalu memergoki Thalia yang sedang melamun.

"Ayo turun, kasian temen kamu nunggu lama."

"E-eh, iya Bun. Bentar, Thalia ngambil HP dulu. Bunda duluan aja."

"Yaudah," kemudian Bunda Thalia melangkahkan kakinya menuruni tangga.

Thalia kembali masuk ke dalam kamar, dengan segera ia mengambil ponselnya yang sedang dicharger. Mungkin dugaannya akan benar, yang mampir ke rumahnya itu Tasya. Semoga saja!

Dengan cepat Thalia menyalakan ponselnya, namun sayang tidak ada pesan ataupun panggilan dari Tasya. Apa mungkin bukan dia yang datang ke rumahnya? Lalu siapa?

***

Setelah mengambil ponselnya, Thalia langsung menghampiri Bundanya. Tanpa memerdulikan pakaiannya kali ini, yang hanya memakai celana jeans di atas lutut dan atasan kaos biasa.

Comblang! Onde histórias criam vida. Descubra agora