35. 胖姥姥瘦姥姥-Nenek Gemuk Dan Nenek Kurus

1.2K 119 2
                                    

[胖姥姥瘦姥姥 - pàng lǎolao shòu lǎolao, adalah cerita lawakan karya 郭德纲 - guōdégāng. Yang menceritakan sebuah keluarga yang selalu memakai pakaian secara bergantian]

----------------------- Maaf jika penjelasan saya masih keliru ----------------------------

Pagi ini cuaca sedikit mendung, Gu Hai merasa tangannya kedinginan saat mengayuh sepeda. Ketika dia tiba di depan pintu masuk rumah Bai Luoyin, terlihat dia sudah berdiri menunggu Gu Hai dengan barang bawaannya.

Ini adalah pertama kalinya Gu Hai melihat dia memakai pakaian santai. Biasanya dia selalu mengenakan pakaian seragam sekolah. Ini kesempatan langka bagi Gu Hai yang melihat Bai Luoyin mengenakan baju santai berlengan panjang, Gu Hai siap menggodanya.

"Jadi sekarang kamu sudah tahu bedanya musim dingin dan musim panas? ternyata kamu adalah manusia seperti kita".

Bai Luoyin menunjukkan senyum masam, kemudian dia mengambil alat pancingnya sambil menendang Gu Hai dengan keras.

Gu Hai langsung menghela nafas merasakan panas di betisnya, sementara Bai Luoyin mendorong sepedanya ke halaman rumah dan mereka berencana untuk berjalan.

Sepanjang perjalanan, Gu Hai dengan sengaja melambat mengikuti punggung Bai Luoyin sambil memperhatikannya untuk waktu yang lama. Gu Hai sering melihat pakaian itu di jalanan, itu pakaian biasa yang sangat umum dipakai banyak orang. Bai Luoyin masih terlalu muda untuk mengenakannya tapi ada kesan yang berbeda.

"Bajumu cukup bagus, di mana kamu membelinya?".

"Ini punya ayah saya".

Tidak heran terlihat lebih dewasa, tampak lebih......

"Kamu masih memakai baju ayahmu?".

Bai Luoyin menjawab ringan, "Pakaian kami sama, ayah dan anak satu pakai, saya tidak suka belanja, apa yang ayah beli itu yang saya pakai".

Gu Hai tersenyum,"Jangan katakan kau dan ayahmu hanya punya pakaian lengan panjang seperti ini, sementara kau pakai untuk pergi, bisa-bisa ayahmu bekerja tanpa baju......".

Bai Luoyin mendekat, dengan optimis berkata, "Kau jangan terlalu merendahkan kami, jika keluarga kami ada empat orang, dan hanya mempunyai sutu pakaian musim dingin, lalu yang seorang mengenakannya pergi, yang tiga orang itu akan segera membuat lubang dibawah tanah untuk menghangatkan diri".

"Berarti kamu memiliki nenek gemuk dan nenek langsing?". Pernyataan ini membuat hati Bai Luoyin tersenyum.

"Kamu pernah mendengar cerita guōdégāng bagian ini juga?".

Keduanya berjalan sambil mengobrol. Gu Hai menyadari bahwa Bai Luoyin adalah orang yang dominan, dia terus bicara dengan pintar, Gu Hai menjadi harus berhati-hati agar bisa mengimbanginya. Setiap perkataannya yang singkat dan jelas, tapi si pendengar harus berpikir maksud dan tujuannya kemana. Menyebabkan Gu Hai harus tetap mengontrol otaknya agar tetap berdetak saat berbincang dengan Bai Luoyin.

"Sampai".

Bai Luoyin duduk di atas rumput. Dia mengambil tali pancing lalu mengurainya, membuka kaleng umpan, lalu menempelkannya ke kail pancing. Kemudian dia mencari tempat yang nyaman dan tenang, lalu duduk sambil melemparkan pancingannya ke tengah danau.

Gu Hai menghampirinya.

Ini untuk memancing ikan, tidak terlalu besar, tapi kualitas airnya bagus. Ikan di sini tidak dipelihara, tidak ada yang pernah memberi pakan, jadi hanya ikan liar dengan ukuran sepuluh sentimeter.

"Setelah kita memancing, apakah kita harus membayar?".

Bai Luoyin melirik ke arah Gu Hai. "Kamu pikir ini adalah kolam pemancingan ikan? Sampai jarak tiga mil saja tidak ada orang. Kau akan membayar ke mana?".

Tiba-tiba Gu Hai pura-pura kesal lalu mencubit pipi Bai Luoyin, "Bisakah kau memberi tahuku dengan sikap yang lebih baik? setiap kali mulutmu terbuka, mukamu begitu jelek".

Bai Luoyin mengusap pipinya yang terasa sakit karena jepitan jari Gu Hai, perlahan memutarkan kepalanya, "Saya beri tahu, saya paling benci jika ada orang yang mencubit pipiku".

Tiba-tiba Gu Hai mencubit pipinya lagi.

Bai Luoyin kesal, lalu memarahinya, "Ah... Dasar sakit".

Kemudian Gu Hai membuka kancing kemejanya, memperlihatkan delapan otot perutnya, sambil mengangkat sudut bibir kirinya dengan bangga dan nakal, "Apa kau merasa saya seperti itu?".

Bai Luoyin memasang ekspresi jijik, "selain memamerkan otot-otot badanmu, apa lagi yang bisa kau lakukan?".

"Mencubit pipimu".

"......".

Setelah lima menit, Bai Luoyin pindah ke tempat yang lebih jauh dari Gu Hai, lebih dari sepuluh meter, lalu dia mulai memancing lagi. Bai Luoyin merasa tenang, jauh dari gangguan, kini tatapannya semakin fokus pada pelampung kail.

Tiba-tiba, pelampungnya bergerak, ikan melompat.

"Dahai.... Dahai.... Ini adalah tempat tinggalku. Angin laut bertiup, ombak bergelombang...".

Ponsel Gu Hai tiba-tiba berdering kencang, mengejutkan rerumputan di sekitarnya hingga bergoyang beberapa kali. Bai Luoyin yang merasa kaget, membuat tangannya hilang kendali. Menyebabkan ikannya kembali lepas, pelampung kail menghilang.

"Halo, Li Shuo? Oh iya, saya lupa menghubungimu. Bahwa hari ini saya tidak bisa pergi, Lulu sakit. Jadi saya harus melihatnya... Apa...?! Lulu sedang bersamamu? ...".

Bai Luoyin yang kecewa, menahan rasa kesalnya tapi dia dengan sabar menunggu Gu Hai menyelesaikan teleponnya, kemudian dia mulai memancing lagi.

"Dahai.... Dahai.... Ini adalah tempat tinggalku. Angin laut bertiup, ombak bergelombang...".

"Halo, Huzi? Apa kau tidak bersama Li Shuo?..... Sedang bersamanya? Kalau kau sedang bersamanya untuk apa kau menghubungiku?. Kau sengaja ya ingin menggangguku? saya beritahu, kalau saya benar-benar sedang sibuk......".

Bai Luoyin terus menunggu di depan pelampung kail yang tidak bergerak.

KECANDUANWhere stories live. Discover now