20. 刮一场恶斗风-Menciptakan Pertarungan

1.2K 117 1
                                    

Pagi hari, sebelum Gu Hai memasuki ruang kelasnya, tiba-tiba seorang anak berkulit gelap berdiri di ambang pintu dan memandang Gu Hai dari awal sampai akhir. Ketika Gu Hai berjalan melewatinya, anak itu cepat meraih tangan Gu Hai. 

"Gu Hai, ada satu hal yang mau saya tanyakan padamu".

Gu Hai meliriknya, dan melihat wajah yang mengerikan. 

"Ada apa?".

"Mari kita ke sana, agar tidak ada orang lain yang mendengar".

Gu Hai mengambil beberapa langkah dengan sabar. 

"Saya bertanya padamu...", hawa panas bocah itu melewati telinga Gu Hai. "Apakah kamu keluaran militer? Apakah kamu mengganti identitasmu dengan sengaja, untuk datang ke kelas kami?".

"Hah...!!!". 

Sebuah desahan panjang dan panik, menggema di lereng koridor. 

Ketika Gu Hai masuk ke kelas, dia merasa seperti sedang bermain taruhan. Hari ini, Bai Luoyin tidak datang terlambat. Dia tengah duduk tegak di tempatnya, dia menekan bukunya di bawah tangannya, dan matanya mengembara ke setiap sudut ruangan.

"Tidak biasanya? kamu naik kendaraan ya?".

Kemudian Gu Hai duduk di kursinya sendiri sambil tersenyum.

"Saya bangun jam tiga pagi".

Gu Hai tiba-tiba terhenyak, dan tidak menganggapnya dengan serius.

"Lalu jam berapa kamu tidur?".

"Dua lima puluh".

"Kamu semalam begadang?"

Tubuh Bai Luoyin mulai tumbang, kedua lengannya terkulai, pipinya melekat pada meja. Mata kusamnya menatap kuku-kuku yang menggantung di dinding putih, matanya tampak kusam, seolah nyawanya telah melayang.

Walau Gu Hai tampak sedang merapikan barang-barangnya, tapi matanya tak lepas memperhatikan Bai Luoyin.

Garis matanya yang hitam, bola mata yang merah, terlihat bahwa tadi malam benar-benar tidak tidur.

Bai Luoyin membungkuk lebih dalam, rasa kantuk telah menyapunya, iapun segera menyesesuaikan posisinya agar lebih nyaman. 

(Suara mendecit)

Suara itu tiba-tiba membangunkan Bai Luoyin. Tepat dari arah belakang punggungnya. Sebuah meja menabrak sangat keras, membuat Bai Luoyin tersentak seketika. 

Gu Hai bersuara, "Saya mengambil sesuatu".

Dia sengaja mendorong mejanya hingga menabrak punggung Bai Luoyin. Gu Hai mengambil penggaris yang sengaja ia jatuhkan, lalu kembali ke meja. 

Saki terasa di punggung Bai Luoyin, dia tahu kalau Gu Hai memang disengaja, tapi karena tidak ingin ambil pusing Bai Luoyin berusaha untuk tidak peduli. Isi dalam pikirannya, hanya ingin tidur, Bai Luoyin menjatuhkan kepalanya ke meja dan tertidur. 

"Hei, Xiaobai".

Tangan Gu Hai mengacak rambut Bai Luoyin, kemudian Bai Luoyin segera menarik kepalanya. 

"Katakan, kau tidak tidur tadi malam, karena bersenang-senang ya?".

Bai Luoyin perlahan memutarkan kepalanya, terlihat tatapan mata yang yang tajam dibalut dalam lingkaran matanya yang hitam. Dengan samar berkata, "Saya beri tahu kamu, kalau suasana hati saya saat ini sedang tidak baik, jadi kamu jangan cari masalah dengan saya".

Gu Hai seolah tidak mengerti, "Suasana hati sedang tidak baik?". 

Bai Luoyin menggertakan giginya lalu menyambar kerah Gu Hai, dengan mata yang melotot, "Apa kamu tidak mengerti bahasa manusia?". 

KECANDUANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang