33. 感觉开始变味-Rasa Itu Mulai Berubah

1.2K 112 0
                                    

Setelah kembali ke rumahnya, Gu Hai melipat rapi seragam sekolah pemberian Bai Luoyin itu dan menyimpannya di lemari dengan hati-hati, sempat beberapa kali dia terus menatap dan mengusapnya.

Ponsel di sebelahnya berdering sampai memekakkan telinga.

"Dahai... Dahai!". Setelah dia mendengar suara itu, dia langsung tahu bahwa itu suara dari Li Shuo si pemalas.

"Dahai, apa kau sibuk? Kenapa kau tidak pernah menghubungi saudaramu lagi?". Kata-kata Li Shuo membuat tubuh Gu Hai kaku selama beberapa detik. Memang, dia sudah lama tidak menghubungi teman-temannya lagi. Sejak ponsel dan komputernya dijual, tidak ada lagi koneksi internet. Ponselnya juga tidak canggih, maka dari itu Gu Hai menjadi malas menghubungi orang lain.

"Tidak sibuk. Saya hanya pergi ke kelas lalu pergi tidur, hanya itu".

"Bagaimana kalau sabtu ini kita keluar, kita ajak Huzi, dia telah membeli mobil baru. Apakah kamu mau datang ke sini atau apa kami yang menjemputmu?".

Mata Gu Hai tiba-tiba penuh dengan kehati-hatian.

"Biar saya datang ke tempatmu. Mulai sejarang, jangan datang mencariku. Kalau kamu ada hal penting, telepon saya dulu. Setelah saya mengatakan padamu boleh, maka kau boleh datang".

"Kamu kenapa?".

Gu Hai dengan tenang menepisnya, " tidak apa-apa, ingat kata-kataku ya. Sampai jumpa di hari sabtu".

kemudian dengan cepat menutup telepon.

Tidak lama kemudian, telepon berdering lagi.

"Gu Hai!!".

Suara keras ponselnya mampu membuat kesal Gu Hai.

"Kamu masih belum punya inisiatif untuk menghubungiku?".

Gu Hai menarik nafas dalam-dalam. Apa yang saya lakukan ini salah, dan mengapa semua orang mencariku, seperti menagih hutang?.

"Bukankah kita menelepon setiap hari?".

Suara Jin Lulu terdengar begitu tegas.

"Iya, tapi aku yang selalu memanggilmu terlebih dahulu, kau tidak pernah mempunyai inisiatif untuk menghubungiku! Sebelumnya kau tidak seperti ini, kau yang selalu menghubungiku terlebih dahulul, apakah ada sesuatu...... Apa kau selingkuh?".

Siapa yang selingkuh?". Gu Hai menjawab dengan marah. "Bisakah kamu tidak terus curiga sepanjang hari? Pikiranmu begitu sempit! Jika akubenar-benar selingkuh, aku tidak akan menjawab teleponmu".

Jin Lulu terisak. "Lantas kenapa kau tidak pernah meneleponku?".

Kebenarannya adalah menelepon itu memerlukan biaya dan kalau menjawab telepon tidak memerlukan biaya. Sebelumnya Gu Hai tidak pernah peduli dengan hal ini, bahkan jika malam hari menjelang tidur, ponselnya akan terus terhubung hingga fajar. Tapi sekarang dia hanya berusaha menerima panggilan saja, kalau dia berinisiatif harus melakukan panggilan, maka akan merasa terbebani dengan masalah biaya. Apakagi jika ponselnya terlalu lama digunakan, itu akan memanas, Gu Hai khawatir bahwa ponselnya akan mati dan tidak bisa digunakan selama beberapa hari. Mencegah hal itu dia banyak tidak menggunakan ponselnya. 

"Akhir-akhir ini saya sibuk karena harus pindah ke tempat baru, jadi saya belum sempat menghubungimu".

Jin Lulu menghela nafas. "Kau Indah kemana lagi?".

Gu Hai menatap langit-langit yang terlihat kulitnya sudah terkelupas, lalu terdiam lama. "Di sebuah apartemen yang tidak jauh dari sekolah. Kalaupun saya beritahu alamatnya kau pasti tidak akan bisa ingat". 

"Kau Katakanlah, saya akan mengingat semua apa yang kamu katakan dan nanti disaat hari libur saya akan mengunjungimu".

Wajah Gu Hai tiba-tiba berubah tapi nadanya masih stabil. 

"Jangan, kau adalah seorang gadis, datang kesini sendiri, maka saya akan benar-benar khawatir ".

"Jin Lulu menghela nafas, "Tapi saya ingin menjengukmu. Dari awal kau masuk sekolah sampai sekarang, saya sama sekali belum mengunjungimu. Bahkan saya juga tidak tahu apa saja yang kau lakukan di sana".

"Saya tidak apa-apa. Selama kamu baik-baik di sana, saya merasa senang".

"Gu Hai, kamu benar-benar sudah berubah".

"Apanya yang berubah".

"Sebelumnya kau tidak pernah berkata seperti ini. Apakah kamu punya pacar baru di sana?".

Gu Hai segera menutup teleponnya, lebih baik tidak mendengarkan apa-apa daripada mengganggu suasana hatinya, dia tidak mengerti mengapa tiba-tiba tidak ada lagi kesabaran untuk gadis itu yang dia anggap sempurna. 

Setelah beberapa saat, telepon berdering lagi dan suaranya masih memekakan telinga seperti sebelumnya. Dinding ini sangat tipis, ada orang lain yang tinggal di sebelahnya. Gu Hai merasa takut mengganggu maka dia mematikan teleponnya.

Saat terbaring di tempat tidur, hati Gu Hai merasa tidak tenang.

Tiba-tiba dia membayangkan satu hal. Menurut sikapnya, jika dia dan kekasihnya melakukan perang dingin, itu pasti dia yang tidak bisa tenang. Apa maksudnya?. Itu berarti bahwa dia akan datang jauh-jauh ke sini untuk menemuinya, dan dia akan membongkar semua identitas dan status keluarganya yang sebenarnya.

Tidak!.

Gu Hai turun dari tempat tidurnya, melangkah ke arah meja dan segera mengangkat ponselnya.

Tepat ketika ponselnya diaktifkan, ponselnya langsung berdering, dan Gu Hai juga dengan cepat menekan tombol jawab. Akibatnya, karena respon ponsel yang lambat, dan respon Gu Hai yang terlalu cepat, menyebabkan ponsel yang baru saja diaktifkan menjadi macet.

KECANDUANWhere stories live. Discover now