Bagian 6 💕

Mulai dari awal
                                    

R yakin kalau firasat dia dan Bayu benar, bahwa ada yang mengancam Luna. Jika itu benar, pasti hari ini Luna dalam bahaya.

R terus mengendap-ngendap mengikuti Luna, semua orang memandangnya aneh tapi R tidak perduli, dan hanya memberikan seringai tajamnya yang membuat semua orang jadi bungkam.

Ternyata kecurigaan R dan Bayu benar, belum sampai 5 langkah R melangkah, Luna sudah hilang dari hadapannya, dibawa oleh tiga orang cewek yang R sangat kenal siapa mereka; Vita, Dina dan Tia membawa Luna ke lorong kampus yang sepi dan mengurungnya dalam lingkaran mereka.

"Ada apa nih kak?, gue mau masuk kelas, kalau ada urusan nanti aja."

Luna mulai melangkahkan kakinya untuk meninggalkan ketiga kakak kelas kejamnya itu, namun mereka menarik Luna kembali dengan keras hingga terbentur tubuh Luna di dinding "Awww".

R yang menyaksikan itu dari kejauhan sudah mulai geram saat melihat Vita cs sudah mulai bermain fisik, tapi kemudian tangan seseorang menghentikan R.

"Bay apa-apaan sih lo?" Tanya R dengan nada emosi

"Sabar man, kita harus liat dulu sejauh mana si Vita cs bertindak."

"Tapi mereka udah mulai main fisik Bay!"

"Udah percaya sama gue, si Luna pasti bisa lawan mereka."

R mencoba untuk meredam emosinya yang hampir pecah dan hanya mengawasi Luna dari jauh.

"Berani lo hah sama kita?" Vita membentak Luna

"Walaupun gue salah, gue nggak akan takut dan berani hadapin." Jawab Luna tegas.

"Berani banget yah lo!" Tia menyambar tangan Luna dan menariknya lalu mendorong Luna kembali ke dinding, "Awww" Luna meringis kesakitan hingga terbatuk-batuk dan R sudah merasa semakin geram menyaksikannya.

R baru akan melangkahkan kakinya, tapi kemudian...

"Please yah kak kalian itu udah senior disini, seharusnya bisa lebih bijak, dan gue, oh nggak, maksud gue kita buka anak SMA lagi yang beraninya main keroyokan kalau ada masalah, jadi sebaiknya lo jelasin ke gue apa masalahnya?"

"What, lo bilang kita kaya anak SMA?" Dina baru akan menampar Luna tapi tangan Vita menghentikannya.

"Cukup Din." Vita memandang Luna lekat

"Gue cuma mau lo jauhin R, kalau sampe gue masih liat lo di samping R, bukan cuma tamparan Dina yang akan mendarat di pipi lo, tapi lo harus siap tunggu setiap kejutan dari gue."

Vita menarik tangan Luna dan membuat jarak mereka semakin dekat "Camkan itu!" lalu mendorong Luna hingga jatuh dan pergi begitu saja.

"Awww shit, jadi ini yang dibilang Rara dan Riri kalau hidup gue bakal sekarat kalau dekat kak R." Gerutu Luna sambil menggibas-gibaskan telapak tangannya yang sedikit luka karena terjatuh.

"Norak banget sih mereka, memperebutkan cowok kaya dia, kaya nggak ada yang lain aja." R yang mendengar celotehan Luna dari kejauhan hanya bisa tersenyum.

💓

Si kembar Rara-Riri bengong dengan mata melotot melihat sahabatnya itu masuk kelas dengan muka dan penampilan yang kusut, sungguh seperti bukan Luna yang biasanya.

Luna lunglai dan langsung duduk lemas di kursi dan menjatuhkan kepalanya diatas meja, tubuh mungilnya terlihat semakin kecil karena duduk melengkung.

"Lo kenapa Lun?" Riri bertanya sambil menggoncangkan tubuh Luna.

"Lo baik-baik aja kan Lun?" Rara menyambar
"Gue tahu, pasti karena si tiger itu kan?"

Luna mengangkat kepalanya lalu menopang wajahnya dengan kedua tangan, membuat wajahnya terlihat semakin imut.
"Ternyata apa yang kalian bilang itu benar, kalau gue akan mati karena dekat kak R."

My Mr R is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang