Seketika Rara dan Riri langsung sibuk memasang kedua matanya untuk mencari sosok yang baru mereka ingat, dan sosok itu belum kembali, Luna.

Mereka langsung panik, Rara dan Riri langsung mengangkat tangan kanannya dengan kompak, dan karena panik dua cewek kembar itu dengan kompak meneriakkan satu kalimat "Kak, Luna belum kembali!"

Semua orang seketika melihat kearah Rara dan Riri, dan beberapa detik kemudian menjadi panik mendengar informasi itu, termasuk Bayu sahabat R yang posisinya sebagai pembimbing kelompok Luna.

"Gimana nih R?" Tanya Bayu cemas.

"Biar Luna jadi urusan gue, gue yang cari dia."

R mencoba menutupi rasa paniknya dengan sedikit kepura-puraan tenang "Oke semuanya jangan panik dan tenang, biar Luna saya yang akan cari, untuk kalian semua tolong jangan pergi kemana pun, istirahat dan siapkan tenaga kalian untuk nanti malam."

R langsung pergi setelah mengucapkan itu, mengambil tas kecilnya yang berisi air minum, dan pergi memasuki hutan.

Karena cemas, dia sampai tidak memperdulikan teriakkan Bayu yang menawarkan diri untuk menemaninya.

💓

Luna tersadar dan mendapati dirinya terbaring dibawah tebing memandang cahaya sore yang masuk lewat celah-celah dedaunan dan ranting pohon, badan yang terasa remuk dan seolah sulit bergerak, jeans dan bajunya robek-robek karena tersangkut ranting-ranting pepohonan tebing, Luna hanya bisa menangis, mencoba untuk bangun meski rasa lemas seolah mencekat tubuhnya.

Teriakkan permintaan tolong yang seakan hanya menjadi sia-sia dan membuang-buang sisa energi.

Karena tidak terdengar satu pun sahutan dari teriakkan itu, yang ada hanya suara burung yang sedang menyambut malam yang akan segera tiba.

Tiupan angin senja membuat tubuhnya terasa dingin dan perih.

Luna baru menyadari bahwa bukan hanya bajunya saja yang robek, tapi juga dahi dan lengannya penuh dengan luka.

Itu semakin membuat Luna khawatir dan akhirnya menangis, karena saat ini bukan hanya suasana hutan yang mulai gelap, tapi juga darah, iyah darah, karena Luna takut dengan darah.

"Luna.... Kamu dimana?" suara teriakkan seseorang akhirnya mengejutkan Luna, reflek dia mengangkat kepalanya yang sedari tadi terkelungkup di dua kakinya, dan dia menghapus air matanya, mencoba berkonsentrasi untuk memastikan suara yang memanggilnya benar-benar suara manusia, dan setelah beberapa kali mendengarkan suara itu, dia mulai yakin kalau itu suara manusia.

"Hallooo siapapun disana, aku Luna, aku disini!" sahut Luna meneriakkan suaranya dengan sisa-sisa tenaga yang masih berlaku

"Siapapun itu tolong aku, aku disini." dan kali ini dia setengah berteriak sambil menangis.

R yang mendengar suara Luna, langsung menghampiri asal suara itu, dan terkejut saat melihat kondisi Luna yang sudah tak berdaya, tepat dibawah tebing yang ia pijak.

Dengan lampu senter yang ia pegang dengan tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya mencoba membantu kedua kakinya yang sedang dengan hati-hati meraba sesuatu yang bisa dia pijak untuk turun kebawah, dan akhirnya dengan kemampuan panjat tebing yang dia miliki, R berhasil.

My Mr R is YouWhere stories live. Discover now