Bianca melotot. Tangannya sudah terayun hendak mencubit lengan Tania, namun Dhimas dengan cepat mencekal dan menggenggam tangannya.
"Tuuuuh, berubah jadi anggun dong Bi. Ada cowoknya juga, masih aja bar-bar. Sedikit jaga image gitu loh."
"Halah. Dia mah sudah tahu segala ke'bar-bar'an gue. Jadi percuma gue sok manis, dia malah bakalan syok. Ngira gue kerasukan jin putri keraton."
"Hush! Ngomongnya loh." Dhimas memperingatkan Bianca.
"Dhim, sesuai perjanjian kemarin. Lo mesti apa?"
Bianca menatap Tania lalu menoleh ke arah Dhimas yang garuk-garuk kepala.
"Kalian bikin perjanjian apa?"
"Um...mmm, itu. Cuma perjanjian kecil kok." Jawab Dhimas.
"Apa?" Desak Bianca.
"Cuma janji traktir Tania kok, Bi."
"Heh? Lo minta PJ gitu ke Dhimas? Pajak Jadian?"
Tania mengangguk. "Iya dong. Gue yang selama ini berperan penting. Minta bayaran dong gue."
"Wooohh, dasar matre! Ya udah sekarang gue traktir. Semangkuk siomay spesial cukup kan?"
Tangan Dhimas bergerak merangkum tangan Bian, meminta atensi pacarnya itu. "Bi? Bukan itu perjanjiannya."
"So?" Bian makin penasaran.
"Um...mmmm, Hanamasa." Jawab Dhimas sedikit ragu.
Bianca menganga kaget.
"It's OK, never mind. Kita tentukan saja kapan kita ke sana."
"BRI-TA-NI-A RA-YA... LO PALAK PACAR GUE?"
🐻🐻🐻🐻
Ponsel Bianca bergetar dan nama Rendy yang terpampang di layar membuat Bianca buru-buru meraih benda pipih itu lalu menekan tombol hijau untuk menerima panggilan tersebut.
"Assalamu'alaikum, ya Bang? "
"..."
"Ya sudah gapapa, nanti Bian pulang naik taksi saja."
"..."
"Lo kira pacar gue tukang ojek? Nyebelin banget sih punya sodara macam lo!"
Bianca menoleh ke arah Dhimas karena lelaki itu menepuk punggung tangannya. Bianca menarik handphone nya menjauh dari telinganya dan menutup mic dengan tangannya agar pembicaraannya tak didengar oleh Rendy di line seberang.
"Udah biasa kok Dhim, kita emang gini kalo ngobrol."
"Gak sopan Bian." Tegur Dhimas. Bianca menanggapinya dengan mengerucutkan bibir, lalu mengangguk. Ia pun melanjutkan pembicaraannya dengan Rendy.
"Iya abang, nanti Dhimas anterin Bian sampe rumah dengan selamat. Tanpa kurang suatu apapun."
"..."
"What? Ga usah! Abang gak usah bikin malu deh. Bianca bukan anak umur 7 tahun yang masih harus dikhawatirkan terus ya."
"Ada apa? Abang kamu mau bicara sama aku?" Mendengar omelan Bianca, Dhimas bisa menyimpulkan kalau Rendy ingin berbicara dengan dirinya. Bianca mengangguk menjawab pertanyaan Dhimas. Ia lalu menyerahkan ponselnya itu ke Dhimas.
"Hallo bang, ini gue Dhimas"
"..."
" Iya nanti Bian gue antar pulang, lo tenang aja."
"..."
"Santai aja Bro. Keselamatan Bian juga jadi tanggung jawab gue sekarang."
Mendengar penuturan Dhimas membuat Bianca memutar bola matanya. Dhimas mengembalikan ponsel kepada yang punya. Namun saat melihat wajah cemberut Bianca, Dhimas jadi punya ide untuk menjahili Bianca.
STAI LEGGENDO
BRITANIA -Intact but Fragile- ✅ TAMAT
Storie d'amoreRendy Aditya Irawan, yang sebenarnya entah siapa yang pertama kali memberinya cap seorang "playboy" karena ia memungkiri pernyataan itu. Tapi kenyataannya, dia selalu dipepet cewek-cewek tanpa ia perlu tebar pesona dan dengan mudahnya ia menerima pe...
PART 7
Comincia dall'inizio
