"trus kenapa?" sewot Karin.

"ih lo adek kelas kurang ajar banget yah" ucap salah satu teman Inna.

"emang" ucap Karin santai tetapi tak sesantai detak jantungnya. Sebenarnya Karin juga takut tapi dia kan wonder woman, tak takut apapun. Kecuali Allah tapi.

"ihh lo tuh yah" ucap Inna menggerakkan tangannya ingin meninju wajah Karin tetapi tertahan karena temannya menahan tangannya.

"awas lo deketin pacar gue lagi" ucap Inna mengacungkan jari telunjuknya memberi peringatan.

"mau gue sih gitu tapi yah pacar lo yang nyuruh jadi gimana dong?" Karin mengendikkan bahunya.

"cih, ngga mungkin pacar gue nyuruh lo. Lo nya aja yang cabe cabean"

"kalo ngga percaya tanya aja" ucap Karin membalikkan badannya meninggalkan Inna dengan pasukan cabenya di ambang pintu.

"lo akan dapat akibatnya" teriak Inna yang dibalas Karin dengan acungan jempol tanpa menoleh.

~~***~~

Air didalam gelas bergetar ketika Karin menjadikan meja kantin berubah profesi jadi drum. Karin memukul meja dengan tangannya sambil menyanyikan lagu balonku ada lima.

Tenri yang pendengar setia Karin hanya menganggukkan kepalanya mengikuti alunan lagu Karin dengan sedikit ikut bersenandung.

Ditengah asyiknya Karin menyanyi seseorang langsung duduk didekatnya sambil membawa semangkok bakso dan meletakkannya diatas meja.

"eh kak Reza" Karin memamerkan deretan gigi putihnya pada Reza.

"lanjut aja nyanyinya" ucap Reza dengan senyumannya yang terkenal dapat melelehkan para wanita.

Sekedar info jika Reza juga adalah most wanted disekolah ini walau tak dapat menggeserkan posisi Alvin sebagai posisi pertama most wanted disekoah harapan bangsa ini.

"hehehe, udah selesai kok" ucap Karin lembut sambil menatap Reza yang sedang mengunyah baksonya.

"gue kekelas dulu yah Rin" ucap Tenri berdiri dari duduknya.

"ih cepet banget sih, itu aja bakso lo belum habis" kata Karin melihat mangkok bakso milik Tenri masih tersisa empat bakso.

"gue mau kerja pr biologi dulu, dah" Tenri langsung pergi meninggalkan Karin berdua dengan Reza.

"perasaan ngga ada pr biologi deh" ucap Karin dalam hati bingung dengan sikap Tenri.

"kok malah bengong sih" ucap Reza sambil memencet pipih Karin.

Karin tersentak kaget ketika pipinya disentuh oleh Reza, sebenarnya Karin punya rasa sama Reza tetapi Karin pendam karena Reza hanya menganggapnya sebagai adek kelas dan tak akan pernah lebih.

"kak Reza kok makan bareng gu?" tanya Karin penasaran.

"emang ngga boleh?"

"eh ngga gitu, maksud gue. Kak Reza kan punya banyak temen kok ngga gabung bareng mereka?"

"karena gue nyaman didekat lo"

Sentak tubuh Karin serasa ingin terbang menuju surga, kata-katamu itu loh maz.

"ikut gue" tiba tiba seseorang menarik tangan Karin membuatnya tak bisa mengelak dan pasrah. Reza yang melihat Karin ditarik begitu saja sentak membuatnya memegang tangan satu Karin menahannya agar pria itu tak dapat membawa Karin.

Alvin menatap tajam tangan Reza yang memegang tangan satu Karin.

"lepasin!" suara datar Alvin terdengar agak menekan.

60 days with youNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ