38. Kebohongan Besar

2.4K 105 35
                                    

Dhilla mengambil buku jurnal di ruang kerja Jammil. Dan membacanya tanpa sepengetahuan Jammil.

Dhilla membuka lembar demi lembar buku jurnal itu. Air mata Dhilla tidak berhenti berderai. Isak tangis mengiringi setiap kata yang di baca olehnya. Setiap kata yang terangkai di dalam buku itu seperti jarum yang menusuk nusuk hati Dhilla.

Kepala Dhilla terasa berat. Dhilla benar
benar merasakan sakit yang teramat sangat. Sudah sangat jelas semuanya bagi Dhilla saat ini.

Dhila sudah mengingat semuanya. Rasa penasaranya selama ini perlahan sedikit demi sedikit menarik kembali semua ingatan tentang Hanan.

Dan buku jurnal ini sudah sangat menjelaskan semua masalalunya dengan Hanan.

Tapi Dhilla harus memastikan satu hal lagi, agar semuanya semakin jelas. Siapa sebenarnya Jammil. Kenapa dia tiba tiba datang dalam kehidupanya. Dan entah kenapa Dhilla bisa merasakan kehadiran Hanan saat dia di dekat Jammil suaminya.

Dhilla bergegas menuju rumah Arsy dan Adam. Hanya mereka yang bisa menjawab semua ini, dan Dhilla benar benar ingin menyudahi semuanya saat ini juga. Dhilla ingin kejelasan, yang dua tahun lalu dia dapat hanya lewat surat yang Hanan berikan. Dan jika benar Hanan di London, Dhilla yakin Adam pasti tau di mana Hanan tinggal.

*****

"Mas aku mau nanya sesuatu sama kamu." Ujar Arsy.

"Apa lagi? Sudah Mas bilang Mas tidak tau apa apa!" Tegas Adam.

"Bohong! Mas. Kamu pasti meyembunyiin sesuatu soal Hanan kan Mas?" Desak Arsy.

"Engga Sayang." Ujar Adam bersi keras.

"Apa yang sebenarnya terjadi sama Hanan Mas? Dhilla terus terus nanyain soal Hanan. Aku kasian sama Dhilla Mas." Ujar Arsy hilang kesabaran.

"Sy. Mas memang tidak tau apa apa." Ujar Adam. Arsy tersenyum picik.

"Kalau kamu nggak tau apa apa. Terus ini apa?!" Arsy mengangkat amplop di tanganya.

"Apa maksud kamu?" Tanya Adam bingung.

"Aku tau Mas. Surat ini, surat yang kamu bawa dari Mesir dua tahun lalu untuk Dhilla. Ini bukan dari Hanan kan Mas?!" Tajam Arsy.

"Mas gak ngerti kamu ngomong apa."

"Ini tulisan kamu Mas! Aku tau, aku kenal ini tulusan kamu, kamu kan yang nulis surat ini, bukan Hanan! Kenapa kamu nulis surat ini Mas?!" Hardik Arsy. Adam tertunduk lemah.

"Iyah. Iyah, memang benar itu bukan tulusan Hanan! Surat itu Mas yang tulis." Ujar Adam jujur.

"Kenapa kamu ngelakuin ini? Apa yang sebenarnya terjadi?" Tanya Arsy bingung.

"Mas ngelakuin ini karena..." Adam menggantungkan ucapanya.

"Karena apa?" Arsy terlihat sangat penasaran.

"Karena Mas tidak mau melihat Dhilla terus terusan mengharapkan Hanan! Mas tidak tega melihat Dhilla nenderita karena cintanya pada Hanan!." Ujar Adam. Arsy mengerti betul, Arsy pun membenarkan semua itu.

"Terus di mana Hanan sebenarnya?" Tanya Arsy. Adam terdiam membisu.

"Di mana?!" Tanya Arsy lagi.

"Dia sudah meninggalkan Dhilla." Ujar Adam.

"Ke London?"

"Iyah." Adam mendekat memeluk lembut istrinya. "Sudah jangan di bahas lagi yah. Yang terpenting saat ini adalah Dhilla sudah bahagia hidup bersama Jammil." Ujar Adam lembut.

"Satu lagi Mas. Jammil itu tadinya adalah seorang Dosen di Mesir. Mas tau siapa Jammil kan?" Tanya Arsy. Adam mengangguk.

"Jammil adalah Dosen di Universitas Al- Azhar. Dan nama asli Jammil adalah. Alfath Mujammil Hasbalah. Selama di Mesir Hanan tinggal bersamanya." Ujar Adam menjelaskan.

Love Hanan (Complete)Where stories live. Discover now