01.Selamat Hanan

13.3K 303 12
                                    

Gemuruh tepuk tangan dari semua siswa mengiringi langkah Hanan menuju ke depan lapangan. Muhammad Hanan Albi, begitu pemuda ini di kenal di sekolahnya. Pemuda yang dikenal sopan dan pandai dalam berbagai mata pelajaran, pemuda dengan perawakan tinggi dan wajah rupawan menjadikanya sosok yang sempurna untuk menjadi ketua Osis.

Hanan hari ini resmi terpilih sebagai ketua Osis di sekolahnya. Semua siswa bertepuk tangan atas resminya Hanan di lantik sebagai Ketos. Namun di antara ratusan siswa yang bertepuk tangan untuknya terselip bidadari cantik yang dengan bangga melihat Hanan menjadi Ketos.

Dia adalah Dhilla Fadhillah, gadis manis berwajah polos dengan lesung pipi di kedua pipinya,Dilla adalah gadis penyuka sastra terutama dalam bidang puisi dia sangat tertarik pada hal itu. Dhilla menatap Hanan dari jauh, Hanan adalah laki laki yang diam diam dia taksir selama ini.

"Selamat Hanan." Ucapnya dalam hati .

"Ciee.. si Aa Shaleh jadi Ketos." Arsy menggoda Dilla yang sedari tadi terus menatap Hanan.

"Ihh.. apa sih,udah aku bilang kamu jangan sebut Hanan dengan sebutan itu lagi." Dilla sedikit berbisik pada Arsy .

"Ohh.. iyah.. iyah.. aku lupa itu kan panggilan sayang kamu buat dia." Ejek arsy

"Hushhh.... " Fadhillah mencubit arsy .

"Awwwwww... " refleks arsy berteriak .

Seketika alien alien yang berjejer rapi menatap ke arah Arsy dan Dhila .

"Arsy! Ada apa?" Tanya salah satu guru di depan.

"Eh anu... Pak, tadi ada semut." Arsy menjawab dengan sedikit gugup.

"Ada ada saja kamu ini." Ujar sang guru sedikit kesal.

"Hehehe.maaf ya Arsy." Dhilla memeluk Arsy. Arsy hanya tersenyum kecut pada sahabatnya ini.

Seandainya Dhilla tahu seketika itu juga Arsy begitu malu sampai sampai berharap untuk bisa menghilang layaknya jin tomang, atau pingsan sekalian agar bisa kabur ke ruang UKS .

*****

"Kring..... " bunyi bel membubarkan para alien dari kandangnya, eh maksudnya para murid dari kelasnya.

"Ehh, ayo buruan." Dhilla menarik Arsy.

"Mau kemana sih? buru buru amat, si Amat juga nyantai aja tuh." Jawab Arsy seraya menunjuk laki laki yang duduk di pojok kelas bernama Amat.

"Aduhh.. cepetan entar telat." Dhilla menarik tangan Arsy.

Arsy berjalan dengan terkatung katung mengimbangi langkah kaki dhilla yang tergesa gesa.

Dan akhirnya langkah mereka berhenti di depan mushola sekolah . Bergegas Dhilla duduk di teras dan melepas sepatunya, ketika tanganya sibuk melepas tali sepatu yang terbelit di kakinya, lain hal nya dengan matanya yang sibuk menatap Hanan yang sedang membasuh wajahnya dengan air wuduhu. Tetes demi tetes air yang terjatuh dari wajah Hanan membuat gadis ini semakin mengagumi Hanan.

"Heh. Zinah mata woy." Ujar Arsy mengusap wajah Dhilla. Dhilla tetap tak bergeming atas perlakuan sahabatnya.

"Kamu gak bosen apa? Tiap hari liatin Hanan mulu." Ujar Arsy.

"Hah... apaan sih, siapa juga yang lagi liatin Hanan." Ujar Dhilla sedikit malu.

"Idihh dasar CPR." Ujar Arsy kesal.

"Apaan tuh CPR?" Tanya Dhilla penasaran .

"(Cewe Pengagum Rahasia) "
Arsy mengejek Dhilla .

"Huuhhh dasar Nenek Lampir kamu yah. Bisa ajah, buruan ambil wudhu Aa Shaleh udah mau adzan tuh."

Dhilla bergegas mengambil wudhu, terdengar suara Hanan dari pengeras suara , asma Allah yang terucap dari bibir Hanan mengiringi setiap debit air yang membasahi wajahnya, bagi Dhilla ini adalah suara terindah yang pernah dia dengar, mengalahkan suara lembut Afgan, mengalahkan suara lantang milik Judika dan mengalahkan suara lembek Nazar .

*****

"Dhilla.... " Seseorang memanggil nama dhilla dari belakang.

Dengan perlahan Dhilla memalingkan wajahnya berusaha mencari sumber suara itu, tapi menurutnya suara ini terdengar akrab di telinganya.

"Ya tuhan Hanan." Ujarnya dalam hati.

Perlahan Hanan melangkah semakin dekat pada tempat Dhilla berdiri mematung, setiap satu langkah kaki Hanan mendekat " Dukk." Setiap kali itu juga hati Dhilla berdetak " Dukk.".

"Ada apa ya?" Dhilla bertanya dengan sangat gugup.

"Oh ini, aku di suru Pak Bandi memberikan ini pada mu." Ujar Hanan seraya memberikan selembar kertas di tanganya.

"Apa ini?" Tanya Dhilla terlihat kikuk.

"Ini adalah Formulir untuk perlombaan mengarang puisi." Ujar Hanan menjelaskan.

"Oh iyahhh." Dhilla bergegas mengambil kertas dari tangan Hanan.

"Kamu yang mewakili sekolah kita untuk lomba? " Hanan bertanya .

"Ahh... iyah." Jawab Dhilla dengan pipi memerah .

"Wahhh hebat, kamu memang berbakat menulis Puisi. Aku sudah membaca beberapa puisimu di mading. Semoga kamu berhasil yah." Hanan tersenyum manis menatap Dhilla.

Ya tuhan, tangan Dhilla mendadak bergetar, wajahnya merah redam, dan jantungnya berdebar lebih cepat.

"Kalau gitu aku duluan yah." Ujar Hanan hendak pergi.

"Tunggu.... ! " Dhilla sedikit berteriak.
Hanan membalikan kembali tubuhnya berhadapan dengan Dhilla.

"Terima kasih Hanan. Dan selamat juga untuk mu telah terpilih sebagai ketua Osis, semoga kamu bisa memberikan yang terbaik untuk sekolah kita." Ujar Dhilla menatap Hanan dengan lembut.

"Iyah. Kamu juga Dhilla berikan yang terbaik untuk sekolah kita." Hanan tersenyum pada Dhilla. Dhilla membalas senyum Hanan dan perlahan Hanan melangkah jauh meninggalkanya.

Dhilla masih terpaku dengan seribu bahasa membayangkan senyum Hanan untuk nya.

"Oyyyy... " Arsy menepuk bahu Dhilla yang membuat Dhilla terkejut.

"Ihhhhhh... Arsy.... " Dhilla sangat terkejut.

"Kenapa sihhh, muka kamu kaya gituh banget. Tadi kamu ngobrol sama siapa? Apa jangan jangan kamu abis liat Hantu." Tanya Arsy penasaran.

"Iyah, aku abis liat hantu."

"Hah. Serius Kamu? Di mana? " Arsy penasaran.

"Serius lah. Nih hantunya di depan aku." Jawab Dhilla seraya berlari menjauhi Arsy.

"Ahhh.... dasar Kamu!"

"Dhilla... awas kamu yahh!"

"Dhilla....... "

Love Hanan (Complete)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin