11.Meledak

1.9K 129 21
                                    

"Aku... " ujar Dhilla gugup.

"Aku..."

"Kenapa kamu melakukan ini?" Tanya Hanan memotong omongan Dhilla.
Dhilla diam berusaha memahami pertanyaan Hanan.

"Kenapa kamu nemakai hijab hanya karena aku?" Hanan memperjelas pertanyaanya.

Dhilla diam. Berusaha sebisa mungkin untuk tidak menangis. Dhilla mengangkat wajahnya menatap Hanan.

"Jawab Dhilla!"

Dhilla menarik napas panjang. Dhilla mengepalkan tanganya kuat dan menggigit bibir bawahnya. Dhilla menatap Hanan.

"Itu karena aku suka sama kamu Hanan! Aku cinta sama Kamu!" Dhilla akhirnya mengatakan secara langsung perasaan yang selama ini dia pendam sendiri.

Semua siswa yang mendengar pernyataan Dhilla akhirnya mendapat pengakuan langsung dari Dhilla. Dan mereka menunggu apa yang akan Hanan katakan.

"Kamu bodoh Dhill ! Kamu bebar benar bodoh!" Ujar Hanan penuh penekanan.

Hanan tersenyum miris pada dirinya sendiri.
"Aku pikir kamu gadis yang berbeda. Aku berharap tadi kamu tidak akan mengakuinya. Ternyata aku salah menilai kamu..." ujar Hanan kecewa.

Dhilla tidak bisa menahan air matanya lebih lama lagi semuanya tumpah keluar. sarap sarap sedih dalam tubuhnya bergetar hebat.

"Kamu bilang ini bodoh?" Ujar Dhilla lirih. "Kamu pikir perasaan yang aku simpan sama kamu selama ini adalah suatu kebodohan." Dhilla semakin terisak. "Aku..."

"Cukup Dhilla..." Hanan kembali memotong ucapan Dhilla.
"Seharusnya kamu katakan bahwa kamu melakukan ini atas dasar kesadaran kamu sebagai wanita muslim. Dan bukan karena aku" ujar Hanan. Sekali lagi Hanan tersenyum miris pada dirinya "Ternyata mereka benar..." Hanan menatap ke arah anak anak yang sedang mengelilingi mereka.

"Apa yang benar?" Tanya Dhilla terisak.
"Apa menurut kamu aku cewek murahan cewek munapik, Hah? "

"Apa yang salah dengan semua ini Hanan? Aku melakukan semua demi kamu!"

"Semua yang kamu lakukan salah! Kamu seharusnya tidak melakukan ini." Ujar Hanan seraya membalikan tubuhnya hendak pergi menjauh dari Dhilla.

"Tungu!" Dhilla mencegah langkah Hanan.

"Dhill.. udah Dhill cukup." Arsy berusaha mencegah Dhilla.

"Engga Sy aku harus selesaikan semuanya hari ini juga!" Tegas Dhilla.

Dhilla berjalan mendekati Hanan. Kali ini air matanya telah kering terusap oleh tanganya. Dhilla menatap Hanan tajam. Langkah Dhilla berhenti tepat di depan Hanan. Bola mata mereka bertemu cukup lama. Dan anak anak yang lain menunggu apa yang selanjutnya terjadi.

"Kamu bilang semua ini salah?" Tanya Dhilla. "Kamu bilang ini adalah sebuah kebodohan?" Dhilla kembali bertanya kali ini dengan nada sedikit tinggi.

"Hanan...." Dhilla menatap Hanan lekat.

"Kamu bilang seharusnya aku memakai hijab atas ketaatan ku pada Allah kan? Bukan menjadikan mu alasan dari semua ini?" Tanya Dhilla dengan air mata yang kembali terjatuh.

"Jawab Hanan!"

Hanan tidak tau harus menjawab apa. Dia hanya mengangguk mengiyakan.

"Sekarang akan aku katakan pada mu." Dhilla menatap Hanan dengan tatapan nanar. " Aku memakai hijab karena aku mencintai mu. Dan aku mencintai kamu karena Allah Hanan!" Ujar Dhilla ikhlas. Air matanya menetes dengan deras. Suaranya terisak. Semuanya meledak saat ini juga Dhilla benar benar tidak bisa menahanya lagi. Dhilla benar benar merasakan sesak yang teramat sangat pada dirinya.

Love Hanan (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang