27.Akhir Sebuah Cerita

1.8K 100 12
                                    

Mentari memancarkan sinarnya pagi ini.
Cahayanya menyelinapa masuk ke sela sela tirai. Mengusik mata dan membangunkan tubuh Dhilla.

"Ayah..." panggil Dhilla. Ayah mengangkat wjahnya yang terbenam di tangan Dhilla.

"Iyah sayang. Kamu sudah bangun?" Ayah tersenyum kecil. Dhilla merubah posisinya menjadi duduk.

"Hanan di mana?" Tanya Dhilla pada Ayah. Ayah diam saja.

"Hanan di mana Ayah?" Masih tidak ada jawaban dari Ayah.

"Ayah. Hanan di mana?" Tanya Dhilla sekali lagi. Ayah mendesah berat, kemudian mengangkat kedua sudut bibirnya membentuk senyum kecil.

"Sayang." Ayah mengusap lembut puncak kepala Dhilla. "Tadi pagi Arsy berangkat ke bandara untuk menjemput Adam. Nanti kita tanyakan sama Adam yah." Ujar Ayah menjelaskan.

"Adam pasti pulang sama Hanan kan Ayah?" Tanya Dhilla.

"Iyah sayang." Ujar Ayah berbohong. Ayah sendiripun tidak tau apa yang sebenarnya terjadi pada Hanan. Dan apakah Adam hari ini pulang bersama Hanan. Ayah hanya tidak mau Dhilla melakukan hal seperti kemarin.

"Ayo kita sarapan. Ibu sama Mira sudah menunggu." Ajak Ayah lembut. Dhilla mengangguk kecil.

Meja makan masih terisi penuh oleh masakan masakan kemarin. Yang masih utuh dan belum terjamah siapapun. Ibu sengaja tidak merubah apapun, takut Dhilla akan berbuat nekat lagi, kalau tau semua masakanya di buang. Jadi Ibu memilih membiarkan saja.

"Ayo sarapan dulu sayang." Ajak Ibu.

"Ibu, Ayah sama tante sarapan ajah." Suruh Dhilla. "Dhilla mau menghangtkan semua masakan ini. Hanan kan mau datang hari ini dan sedang di jemput Arsy di Bandara." Dhilla terlihat sangat senang.

Dhilla meraih beberapa piring. Dan mulai memasak menghangatkan kembali masakan masakan yang Ibu buat untuk acara pertunanganya dengan Hanan.

"Dhilla..." panggil Ibu.

"Biarkan saja Bu." Cegah Ayah. Ibu mendesah berat, membiarkan saja apa yang putrinya lakukan. Meskipun Ibu tau nantinya Dhilla akan sangat merasa kecewa.

*****

Arsy sudah berada di bandara. Arsy duduk menunggu kedatangan Adam, kepala Arsy di penuhi begitu banyak pertanyaan. Apakah Adam pulang bersama Hanan? Apakah yang terjadi pada Hanan?
Di mana Bunda? Dan masih banyak lagi.

30 menit Arsy menunggu. Sampai akhirnya sosok laki laki yang dia tunggu melambaikan tanganya. Arsy tersenyum, namun senyum itu tidak bertahan lama, seketika sirna begitu saja. Saat Arsy mendapati Adam hanya sendiri, tanpa ada Hanan ataupun Bunda di sana.

Arsy melangkah dengan langkah berat.
Setiap satu langkah Arsy, ada satu pertanyaan yang menyertai langkahnya.
Kenapa Adam sendiri? Di mana Hanan? Kenapa dia tidak melihat Hanan bersama Adam? Apa yang terjadi? Pertanyaan pertamyaan itu terus menghujani pikiran Arsy. Sampai akhirnya langkah terakhirnya di depan Adam, berharap lelaki yang berdiri di hadapanya ini mampu menjawab semua pertanyaan itu.

Adam mentap Arsy dan tersenyum kecil. Mata Adam terlihat memerah berusaha menahan sesuatu di dalamnya. Adam memeluk hangat Arsy. Arsy membalas pelukan Adam.

"Ada apa Mas? Apa yang terjadi?" Tanya Arsy.

"Ikut aku sayang." Adam menarik tangan Arsy. Menuntunya ke sebuah resto kecil di sana, keduanya duduk berhadapan.

"Di mana Hanan Mas?" Tanya Arsy sekali lagi. Adam menatap Arsy.

"Maafkan Mas. Mas tidak berhasil membawa Hanan." Adam meraih tangan Arsy dan merasa sangat menyesal.

Love Hanan (Complete)Where stories live. Discover now