32

1.3K 424 47
                                    

               JIMIN MENGERJAP PELAN dari atas ranjang; bunyi gaduh yang samar memaksa pemuda itu membuka matanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

               JIMIN MENGERJAP PELAN dari atas ranjang; bunyi gaduh yang samar memaksa pemuda itu membuka matanya. Tubuhnya masih sedikit lemas, namun tidak sepayah kemarin.

Ada kurva di sudut bibirnya saat otaknya menangkap sebuah penampakan yang begitu lucu. Dalam diam, ia memerhatikan Christa yang tengah mengancingkan seragam sekolahnya di depan lemari─sesekali membenarkan tatanan rambutnya.

Kemudian arah matanya bergerak ke arah meja, di mana Christa mempoles make-up di wajahnya. Jimin ingin melarang, namun ia tidak punya energi. Jadi hanya diam seraya mengembuskan napas berat.

"Lo udah bangun?" Jimin mengerjap, enggan membalas ucapan Christa, "Udah baikan?"

Christa menghampiri Jimin, meletakan punggung tangannya di dahi pemuda itu, "Mau makan apa, Om?"

"Kamu jangan cantik gitu kalau ke sekolah, Dek. Hati saya nggak tenang."

"Najiiisss," maki Christa, "Lagi sakit masih sempet-sempetnya."

"Itu bibir kepedesan apa gimana merah gitu."

"Cepetannn. Mau makan apa? Gue mau berangkat, nih."

"Ganti, Dek. Pakai warna nude atau yang lebih kalem."

"Gue ke dapur ya, gue bikinin teh aja."

Jimin ngerasa Christa ini emang susah banget buat dimonopoli, nggak kayak bocah-bocah ingusan yang bisa dia akalin. Jadi, Jimin cuma pasrah. Berharap sambil nyumpahin siapa aja yang berani macam-macam dan modusin calon jodohnya supaya selamanya nggak bakal dapet jodoh, kena siallah paling ringan.

"Ngapain lo?!" Christa tertegun sewaktu Ayu berdiri di depan pintu kamarnya dengan sebuah nampan. "Lo semalem nginep di sini?!"

"Kak Jimin udah bangun?"

"Ngapain nanya-nanya?!"

"Mau ngasih sarapan sama obat──"

"Biar gue aja!" Christa merebut paksa nampan yang dipegang Ayu, "Sana ... sana. Nggak usah masuk-masuk kamar gue, nggak sopan!"

Begitu saja Christa masuk, meninggalkan Ayu yang termenung di depan pintu. Sementara Jimin yang masih berbaring mengernyitkan dahi, "Kok, cepet?"

"Nih, sarapan!"

"Suapin dong!"

"Manja!" celetuk Christa, "Gue mau berangkat. Lo makan sendiri aja!"

Jimin menghela, nggak banyak bicara dan memilih untuk bangkit. Baru ingin menjumput piringnya, Ayu tiba-tiba masuk. "Kak ... lho, mau Ayu suapin, Kak?!"

"Boleh," balas Jimin. "Badan kakak masih lemes banget, nih."

Christa yang tadinya menyiapkan buku pelajaran langsung sewot. Sambil menghentak dia menggeser posisi Ayu, bodo amat sama Ayu yang nyaris tersungkur, "Keluar dari kamar gue!!!"

"Tapi ... Kak Jimin──"

"Keluar!!!"

"Dek, nggak sopan!"

Kicep, Christa langsung menoleh ke arah Jimin, "Emang dia siapa gue sampe gue harus sopan ke dia?!"

"Dek, kamu──"

"Yaudah, aku keluar." Ayu menengahi, "Kalau Kak Jimin butuh apa-apa panggil aja. Hari ini aku disuruh Mas buat jagain Kak Jimin."

"Nggak perlu! Lo bisa pulang!"

Jimin geleng-geleng kepala liat sikap arogan Christa; untungnya Ayu orangnya sabar, jadi dia cuma senyum sambil keluar kamar.

"Kamu tuh kenapa, sih? Katanya mau berangkat sekolah."

Sambil mengambil bubur di nampan, Christa duduk di tepi ranjang, "Nyuapin lo dulu nih, baru berangkat sekolah."


>>>

Om Jimin ✔Where stories live. Discover now