2

2.6K 495 113
                                    

              MAKAN MALAM YANG bukan diharapkan oleh Christa akhirnya datang juga

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

              MAKAN MALAM YANG bukan diharapkan oleh Christa akhirnya datang juga. Bagaimana tidak; siapa sih yang mau duduk melempar pandang dengan orang yang telah mencabulimu?

"Ngapain lo ngeliatin gue?"

Salah tingkah, Jimin malah memasang cengiran konyol─lagi. "Habis kamu cantik, sih. Om jadi betah."

"Paman Seok Jin!" Christa merengek, yang segera disahuti oleh pelototan tajam kepada Jimin dari Seok Jin. Jimin hanya terkekeh, menyuap kembali santapannya yang sempat tertunda.

"Cepet habisin makan kamu."

Christa mengangguk, tetapi begitu kepalanya menunduk rasanya jadi begitu menyebalkan. Kenapa menu malam ini harus sosis berukuran jumbo, sih; Christa kan jadi inget hal yang tidak-tidak. Apalagi waktu tangannya──


"Argh ... tau ah!!!"


──ia memilih untuk bangkit, meninggalkan meja makan sesudah puas menggebrak dengan rasa kesal. Jangan lupakan bagaimana ia menatap tajam dan nanar ke arah Jimin.

"Ta, makan dulu──"

BRAK!

"HAHAHA!"

TUK!

"Awh ..." Meringis, Jimin mengusap kepalanya yang baru saja digetok oleh Seok Jin. Namun, Jimin tetap melanjutkan kekehannya. "Gue jadi suka sama sepupu lo, Bang."

"Nggak usah ngelindur, kebanyakan nyolo sih."

"Kali ini serius." Jimin menyingkirkan piringnya, "Ngeliatin dia aja gue bisa ereksi."

Menghela napas, "Kalian beda sepuluh tahun. Masih bocah dia."

"Ya karena masih bocah, makanya gue yang bakal bikin dia dewasa." Jimin berapi-api dengan khayalannya. "Badannya yang kurus itu bakal jadi lebih berisi kalau gue remes gemes-gemes manja. Iya nggak, sih?"

"KAGAK!"

© ikvjou ©


"NGAPAIN LO KE KAMAR GUE?!"

Jimin yang baru membuka knop pintu tertahan, tidak berkedip ke arah Christa, "Tapi ini kan kamar saya."

"Pergi!"

"Saya mau ambil laptop, Christa. Memang kamu aja yang perlu ngerjain tugas."

Christa merasa keki sendiri, sehingga dia memilih diam. Sementara Jimin menyeringai, melangkah masuk menuju nakas di mana ia meletakan laptopnya.

"Ngerjain tugas apa, Dek?"

"Bukan urusan lo!"

"Nanti juga akan jadi urusan, om. Soalnya kan kamu cantik."

"Nggak ada hubungannya."

"Jelas ada." Christa menaikan sebelah alisnya, "Kamu cantik, sih. Om minta maaf yang tadi sore."

"Nggak!"

"Nggak apa? Nggak puas sama yang tadi?"

"Jimin!" Christa berteriak dengan geram, sampai-sampai giginya bergemeletuk. "Keluar!"

"Keluar? Tapi om belum pemanasan, lho."

"Jimin!"

"Oke." Jimin mengangkat tangan ke udara. "Jadi mau mulai pemanasannya dari mana?"

Meniup poninya ke dahi, Christa memutuskan bangkit. Ia berjalan ke arah Jimin seraya bersidekap, "Keluar dari kamar gue. Se-ka-rang!"

Jimin tersenyum, "Cium dulu sekali, ya?"

"Keluar!!!"

Jimin makin terkekeh, "Jangan jerit-jerit. Nanti dikira kita abis ngapa-ngapain, lho."

"Ih, keluar!"

Tak tahan, Christa mendorong tubuh Jimin. Namun, bukan Jimin namanya kalau nggak keras kepala. Sehingga ia memutuskan untuk stagnan, lalu dengan tiba-tiba berbalik, menyebabkan dadanya dengan dada Christa bertumbukan.

"Waw, kenyel, ya?"

Christa segera menutupi kedua dadanya dengan tangan, "Mesum banget, sih!"

"Itu namanya saya terbukti mampu menafkahi batin kamu," ujar Jimin percaya diri. "Jangankan batin, nafkah apa pun saya sanggup, kok. Makanya, kawin yuk sama om?"

"Hah? Kawin?" Christa terkekeh, "Daripada ngajak gue kawin mending lo tinggian aja dulu badan lo."

Seketika Jimin bungkam. Kalau urusan tinggi badan Jimin ngaku kalah. Tetapi, Jimin nggak hilang akal. Ia malah menyeringai dengan lebar, membuat sekujur tubuh Christa meremang. Apalagi Jimin menunduk, mempersempit jarak di antara mereka. Hingga terpaan napas itu terasa hangat di permukaan wajah sang gadis, "Tinggi badan itu nggak penting. Yang penting panjang itu."

Baik Christa dan Jimin sama-sama menunduk ke bawah; memerhatikan sesuatu yang naik dari dalam celana.

"PAMAN JIN OM JIMIN MESUM LAGI!!!"

>>>

Om Jimin ✔Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu