22

1.6K 431 56
                                    

                SEOK JIN TERCENGANG saat seseorang menaruh sebungkus plastik di atas meja kerjanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

                SEOK JIN TERCENGANG saat seseorang menaruh sebungkus plastik di atas meja kerjanya. Mendongak, matanya nyaris copot sewaktu tahu bahwa gadis itu nyata, benar-benar datang menemuinya di kantor jam dua pagi.

"Makan dulu," katanya, seraya membuka bungkusan yang berisi makanan. "Wajah kamu udah pucet, Mas."

Seok Jin tentu tidak bisa menahan senyumnya. Ia mengangguk, sesekali mencuri pandang ke arah berkas-berkas yang berceceran di atas meja, "Suapin tapi."

Dengan senyum lembut, gadis itu mengangguk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan senyum lembut, gadis itu mengangguk. Tangannya telaten menyuapi Seok Jin, sedang yang lainnya membenarkan rambut lelaki itu yang kusut─yang mungkin tidak dicuci selama beberapa hari.

"Maaf, ya. Akhir-akhir ini aku selalu nggak ada buat kamu."

Gadis itu tersenyum maklum, "Makanya, sekarang giliran aku buat selalu ada untuk kamu."

Duh, laki-laki mana sih yang nggak gemes punya pacar kayak gini; yang sebentar lagi bakal nikah. Ayu Sarasvati tentu bentuk ideal daripada calon istri manapun di muka bumi ini bagi Seok Jin.

"Duh, coba sini peluk masnya dulu."

Ayu tersenyum malu-malu ketika Seok Jin memeluknya dengan erat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ayu tersenyum malu-malu ketika Seok Jin memeluknya dengan erat. "Jangan lama-lama, Mas. Belum muhrim."

"O, iya." Seok Jin segera melepas pelukannya, "Mas khilaf, Dek."

Ayu cuma terkekeh sembari menyuapi Seok Jin dengan lembut, "Kak Jimin yang ngasih tau aku lho, kalau dua hari ini kamu nggak pulang ke apart." Ada jeda sejenak, "Kak Jimin khawatir, makanya barusan jemput aku. Nganterin aku juga ke sini. Katanya kalau Kak Jimin yang bilangin, Mas suka ngeyel."

"Hehehe." Seok Jin cengengesan, "Mas nggak bisa pulang sebelum Yoongi bebas."

Ayu menghela napas, "Kan, bisa gantian. Ada Kak Hoseok, Kak Jimin, sama Jung Kook juga. Kalau begini kasihan semua orang, khawatir sama Mas."

"Iya, sayang. Iya." Seok Jin mengusuk pelan ubun-ubun Ayu. "Jiminnya mana?"

"Udah balik," jawab Ayu. "Dia bilang nggak tega ninggalin sepupu kamu sendirian. Soalnya, izinnya beli nasi goreng."

"Kerdus, banyak boongnya," celetuk Seok Jin, yang mau nggak mau bikin Ayu ketawa.

"Kak Jimin lucu, ya. Gonta-ganti pacar mulu, tapi nyantolnya malah sama sepupu Mas." Seok Jin menghela, "Harusnya Mas kenalin aja dari dulu. Biar Kak Jimin insyafnya cepet."


>>>

Om Jimin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang