Kelas baru

14 1 0
                                    


Yups... entah bagaimana gue bisa melewati nya. Gue udah ngejauhin Rama. Dan sekarang gue sama Rama seperti biasa yang baru kenal dan tidak pernah dekat.

Sekarang gue sudah kelas sebelas. Gue memilih jurusan IPA. Dan gak tahu kenapa Rama juga sama, Dia memilih jurusan IPA sama kayak gue.

Kelas gue ada 4 kelas. Bisa jadi 2 kelas untuk ips dan 2 kelas untuk Ipa.

Mudah mudahan gue gak sekelas dengan Rama. Sebenarnya dari dulu, saat gue tahu semuanya, gue gak mau satu kelas dengan Rama. Cukup kelas sepuluh saja gue bisa melewati semuanya. Sekarang kelas sebelas gue gak mau sekelas dengannya.

Sementara Tika dan silmi ia memilih jurusan IPS. Mungkin mereka sadar diri, apalagi mereka gak pandai dan gak suka sama pelajaran kimia dan fisika. Tapi belum tentu, bisa jadi Tika dan silmi bisa masuk Ipa. Tergantung nilainya dan kemauan nya.

Bisa jadi gue masuk IPS. Belum tentu juga sih. Kalau hanya dikasih pilihan tapi ditentukan nya oleh guru berdasarkan nilai nya.

Saat setelah absen kelas dipanjang dijendela kelas masing masing langsung semua murid mengerumuni nya. Mencari nama mereka yang ada di jendela kelas masing-masing. Kalau bukan kelas satunya cari kelas yang lain dan seterusnya sampai ketemu namanya.

Sementara gue, gue hanya duduk sampai orang tidak berkerumunan lagi. Saat sepi baru gue melihat absen satu persatu dijendela kelas sampai ketemu.

Gue cari dulu kelas di ips 1 ada nama silmi, tapi tidak ada nama gue. Lalu gue cari ke kelas ips
2 ada nama Tika tapi juga tidak ada nama gue.

Sayang banget Tika sama silmi pisah. Gue juga pisah, mungkin gue masuk di IPA. Lalu gue mencarinya.

Dilihatnya satu persatu nama absen, lalu gue tersenyum melihat nama gue tertera disitu. Tapi seketika mata gue membulat saat melihat urutan nama dibawa gue.

" Gak mungkin " gumam gue.

Yups.. nama yang tertera dibawa nama gue yaitu Muhammad Ramadhan.

Kenyataan yang gue gak inginkan. Kenapa gue harus satu kelas lagi sama Rama. Sudah cukup gue satu kelas waktu kelas sepuluh.

Akhirnya gue masuk kelas. Dikelas tidak begitu banyak orang. Sehingga gue bisa memilih tempat yang gue ingin kan.

Gue.. gue duduk sama Sarah. Gak bisa dibayangkan, padahal hubungan gue sama dia sedikit renggang. Itu karena Sarah yang meminta gue untuk satu duduk sama dia. Dia juga yang maksa buat buru buru kekelas. Sebenarnya gue gak mau ke kelas dulu karena gue kira dikelas sudah ada Rama tapi ternyata tidak. Dikelas tidak ada Rama.

Gue sih, duduk sama siapa aja jadi. Kelas gue yang masuk IPA ada 6 orang doang. 3 cewek dan 3 cowok.

Gue masuk di 11 IPA 2. Gue melihat ke sebelah barisan, tepat nya dibarisan cowok. Tidak begitu banyak orang hanya beberapa orang. Beda dengan cewek yang berebut tempat duduk tapi kalau cowok biasa saja, tidak mempermasalahkan dimana saja jadi.

Pas gue melihat ke barisan cowok, ada cowok yang ngeliatin gue mulu. Gue pun gak mau kalah gue lihat orang nya dengan tatapan sinis. Seolah gue berbicara" ngapain sih.. ngeliatin mulu ". Gue pelototin tuh cowok yang tinggi nya gak seberapa, gue sama dia aja tinggian gue lah.

Gue pun memalingkan muka. Buat apa lihat orang yang gak jelas. Tapi hati gue mencari keberadaan seseorang. " Kalau dia satu kelas sama gue tapi kenapa tuh orang gak muncul muncul di kelas. Apa nama absen itu salah kali ya " hati gue.

" Ko gue malah mikirin tuh orang, kalau benar dia gak sekelas sama gue harusnya gue seneng " gumam gue.

Sampai beberapa saat kemudian semua orang yang termasuk kelas 11 IPA 2 masuk bersamaan juga dengan guru.

Mata gue menatap tak percaya, ternyata benar gue sekelas sama RAMA.

" Astaga... " ucap gue pelan dan sedikit terkejut.

Untung si sarah tidak mendengar keterkejutan gue.

Guru pun masuk dan berbicara panjang lebar. Tapi entah kenapa gue malah tidak mendengar nya. Otak gue berfikir kemana mana. Gue merasa ada yang memperhatikan gue, siapa lagi pasti Rama. Tapi gue tidak mau melihatnya dan tidak mau tau. Lama lama gue penasaran apa benar Rama ngeliatin gue, soalnya gue ngerasa gak nyaman kalau dilihatin. Akhirnya gue nengok ke Rama. Tapi...

Ternyata dia gak ngeliatin gue, gue nya aja terlalu berharap atau gue ingin Rama ngeliatin gue.

Tiba tiba datang seorang cewek dikelas.

" Eh, udah masuk ya.. pak.. maaf ya.. saya telat " ucap seorang cewek itu.

Dia asal duduk aja didepan, dan kursi keduanya gue dan Sarah. Maklumlah gak ada yang berani duduk didepan.

Akhirnya guru itu memberhentikan bicaranya. Lalu cewek yang duduk didepan itu nanya ke gue. Pake nanya segala lagi gak tahu apa gue lagi ngelamun yang gak jelas.

" Eh.. gue tanya doang, wali kelasnya siapa ya.?" Tanya cewek itu.

" Hah.. apa... wali kelas ya.. hmm... " ucap gue sambil mikir.

" hmm.. itu.. kayaknya guru ... eh.. gak tahu deh " ucap gue takut salah nyebut nama wali kelas.

" Lo bukannya dari tadi dikelas ko lo gak tahu sih. Emang lo gak ngedengerin " ucap cewek itu. Gue gak tahu namanya.

" Heem.. hehehe iya " ucap gue.

" Dasar.. " ucap nya.

" Pak.. wali kelasnya siapa ya.. pak " ucap cewek itu keguru yang masih didepan.

" Kamu ... gak tahu wali kelas nya siapa? Saya wali kelasnya. Masih nanya lagi " ucap guru itu.

" Huhuhuhu... " teriak murid meneriaki cewek itu.

Gue jadi ngerasa bersalah, sampai cewek itu diteriaki oleh seluruh murid.

" Hehehe maaf pak, tadi kan saya baru masuk jadi gak tahu " ucap cewek itu.

" Kamu nanya lah keteman kamu " ucap guru itu.

Cewek itu hanya menghela nafas. Untung  cewek itu tidak bicara lagi dan tidak memberi tahu tentang gue.

perjalanan cinta seorang pelajarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang