Mos

19 1 0
                                    

Kali ini gue mos SMA, iya.. SMA.

Gue sudah lulus dari SMP. Sekarang waktunya gue masuk di SMA.

Mos di SMA nggak kayak SMP. Mos SMA gak rempong dan gak ribet. Hanya sederhana yaitu peralatan nya name next, topi kerucut sama tas kardus berlogo SMA tersebut.

Masih mending lah, dari pada mos waktu SMP.

Hari ini gue masuk di kelas 10.3. Biasa kakak OSIS datang. Ia menyuruh untuk mengenal kan diri masing masing didepan. Dan lanjut kegiatannya.

                                    ***

Hari ini hari ketiga MOS, yaps hari terakhir gue MOS. Setelah baris dilapangan yang guru bicarakan tanpa henti. Membuat gue merasa pegal karena berdiri terus. Setelah itu disuruh untuk masuk kelas masing-masing.

Karena ini hari terakhir MOS, kakak OSIS menyuruh untuk menjawab pertanyaan yang ada dipapan tulis. Karena semua murid pasti tau nama kakak OSIS nya. Jadi pertanyaan nya adalah...

1. Siapa kakak yang paling cuek.?

2. Siapa kakak yang paling cerewet?

3. Siapa kakak yang paling ganteng?

4. Siapa kakak yang paling cantik?

5. Siapa kakak yang paling lucu?

6. Siapa kakak yang paling galak?

DLL.

Gue mengisinya berdasarkan yang gue tahu, walau ada kakak OSIS yang gue gak kenal sih.

Setelah mengisinya dan mengumpulkan nya. Tiba saatnya guru yang masuk dikelas untuk memperkenalkan diri, walau bukan semua guru ya.. hanya beberapa. Kalau semua guru bisa bisa dua hari dua malam perkenalannya.

Kali ini guru yang masuk dikelas gue yaitu guru cewek yang kelihatan nya menakutkan apalagi melihat tatapannya. Matanya melotot dan tajam.

Awas Bu matanya copot.

Sangat menakutkan.

Guru itu memperkenalkan dirinya dan ia mengajar pelajaran kimia.

Guru itu mendekat ke gue, membuat gue sedikit takut. Guru itu duduk dimeja gue dengan tatapan yang tajam.

Lalu guru itu menanyakan pertanyaan Untuk dijawab. Yang ditujuk Sama dia harus menjawabnya. Guru itu masih melihat sekeliling seperti mencari korban untuk santapannya.

Gue Menunduk, Dengan pikiran yang entah kemana.

Setelah guru itu melihat sekeliling orang lalu ia berhenti didepan gue. Tatapannya masih menakutkan.

" Kamu?

" Hah...

" Jawab pertanyaan saya?

" I.. itu.. a...n...nu.. Bu...?

" Apa? jawab yang benar.

Gimana mau jawab Bu pertanyaan nya aja lupa

" I...itu... Bu..

" Nyerah, nggak tahu.. yasudah kamu berdiri didepan.

" Iya Bu " ucap gue pasrah.

Guru itu tau aja gue lagi ngelamun.

Mangsanya sudah ada tiga yaitu gue, Yuni, dan aldo.

" Apa ya.. hukumannya? Menurut kalian apa hukumannya? " Tanya guru itu ke semua murid yang ada di kelas.

Semua murid diam, tidak ada yang bicara mungkin mereka takut.

Untung gak ada yang membuat usul hukuman

" Gimana kalian menyanyi lagu anak tapi.. huruf vocalnya diganti dengan huruf O.

" Jangan Bu.. nggak.. Bu... " ucap gue dan Yuni berbarengan.

" Terus kalian mau dihukum apa? Ayo cepet nyanyi.

Gue malu, kenapa gak ada yang memulai duluan. Masa iya harus berdiri terus.

" Siapa dulu?

" Kamu? " Ucap guru itu ke aldo

Aldo diam.

" Kamu? " Ucap guru itu ke Yuni.

Yuni juga diam

" Yasudah kamu duluan " ucap guru itu ke gue.

Mau tak mau gue harus mengiyakan supaya hukumannya cepet selesai.

" Kamu mau nyanyi lagu apa?

Gue mikir sebentar, lagu anak yang gua apal " hmm.. balonku deh Bu " ucap gue.

" Ok. Kamu nyanyi lagu balon ku huruf vocalnya diganti sama o ya..

Gue mengangguk pasrah.

Gue pun mulai menyanyi nya.

Bolonko odo lomo ropo ropo worno nyo hojoo

konong kolobo moroh mo Dodo boro.

Dan seterusnya sampai selesai.

Gue merasa mulut gue monyong beberapa Senti saat menyanyi kayak gitu.

Gue baru sadar gue tambah malu maluin nyanyi lagu itu.

Semua murid menahan tawanya, ada yang kelepasan tertawa.

Jahat banget tau gak, gue lagi kesusahan malah diketawain.

Ya ampun baru mos gue udah dihukum, jangan lagi deh gue dihukum kayak gitu.

Setelah gue, lalu aldo. setelah aldo lalu Yuni.

Setelah selesai dihukum gue dan lainnya disuruh duduk ketempat masing-masing.

Setelah guru itu berbincang bincang, guru itu pergi dari kelas gue.

Guru itu pergi dengan pandangan lurus ke depan tapi matanya melirik tajam ke gue.

Gue kaget, sudah Sono lu pergi.

Akhirnya guru itu pergi, gue menghela napas dan merasa lega.

perjalanan cinta seorang pelajarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang