Omong kosong

23 1 0
                                    

Gue dan lainnya sedang sibuk sendiri, karena guru yang akan mengajar tidak masuk. Biasa kalau anak kelas unggulan, kalau tidak ada guru pada sibuk sendiri. Ada yang membaca buku, ngisi soal, nyoret nyoret gak jelas dibuku dll.

Suasana yang sunyi, yang menurut gue membosankan. Karena gue tidak melakukan apa apa. Hampir tidak ada suara tiba tiba ada yang ngomong :

" Cie.. Sarah, jadi lo chatan sama Irfan difacebook. " Ucap Linda.

Gue yang sedang melamun, karena bosan tidak melakukan apa-apa kaget dengan omongan itu.
Gue langsung lihat orang yang bersangkutan, terlihat diantara Irfan dan Sarah mereka senyam senyum gak jelas. Bahkan mereka saling pandang dan melempar senyuman.

Degg..

Hatiku oh hatiku. Baru kemarin dia bilang gue istimewa, sekarang dia chatan sama orang lain. Mungkin chatannya sudah lama, tapi kenapa dia bilang kayak gitu ke gue. Bikin gue ba....... eh gak, gue mah biasa aja.

Kenapa semua cowok gampang banget bilang suka. Emang hati gue permainan apa, yang gampang bilang suka lalu gampang juga pergi.
Ternyata omongannya hanya omong kosong.

Gue jadi teringat yang kemarin waktu gue pulang sekolah.

Flashback on

Teettttttt bel sekolah berbunyi.

Gue pun pulang dengan sedikit desekan, biasa ramai banget. Pulang pun berebut kayak ada bagian sembako.

Dan ada yang bilang " eh.. Irfan nge chat gue loh difacebook, dia minta nomer HP gue " ucap seseorang itu.

Ko suaranya deket banget, gue pun nengok kesamping kiri dan ternyata yang bicara tadi adalah Sarah.

Sarah teman sekelas gue. Dia bilang kayak gitu ke temannya. Terus apa artinya tadi irfan bilang gue istimewa. Maksudnya apa.

Flashback off.

" Irfan lo minta nomer nya Sarah ya.. ni nomernya" ucap Linda yang iseng sambil mencatat nomor dipapan tulis.

" Eh.. Linda jangan.. " ucap Sarah.

Gue yakin linda hanya bercanda mana mungkin nyebarin nomer orang gitu aja, dan gue yakin itu bukan nomor Sarah, Linda hanya menulisnya asal.

" Fan.. tuh nomernya Sarah.. catet gih " ucap Arga.

" Apaan sih.. " ucap Irfan.

” cowok gampang ya.. berubah ubah seperti bunglon, seperti nya lain di mulut lain dihati. Cowok gampang berkata manis tapi dihati lain, dan yang digombalin bukan satu orang, mungkin lebih dari satu.. ” ucap gue dalam hati.

Teettttttt bel istirahat berbunyi.

Gue jadi malas buat ngapa-ngapain, gue hanya duduk ditempat duduk gue, gue males kekantin.
Gue lihat sekeliling kelas, pasti sepi banget.

Dan terlihat ada Irfan dan Sarah yang saling pandang dan melempar senyuman tapi duduknya masih ditempat nya tidak bergerak sekalipun.

Gue yang melihat itu muak, dan dikelas hanya ada gue, Irfan dan Sarah. Seakan gue jadi pengganggu mereka yang lagi berbunga bunga.

Gue pun berusaha menghindar, ingin gue ke toilet. Tapi nanti mereka berdua dong. Kalau mereka melakukan sesuatu " pikir gue.

” Ahh.. bomat, dari pada gue panas luar dalam, panas fisik dan panas hati, mereka kan udah dewasa. pasti tau lah mana yang bener dan mana yang salah ” gumam gue.

Gue pun melangkah kan kaki menuju toilet.
Setelah gue ke toilet, gue ingin balik ke kelas.

Gue berjalan santai, tapi mata gue menangkap wajah Irfan yang sedang celangak celingukan. Sepertinya ia mencari seseorang.

Irfan berjalan mendekat kegue, gue pun berusaha biasa saja. Gue berjalan melewatinya tanpa melihatnya. Tiba tiba tangan gue dicekal olehnya.

" Nin.. tunggu " ucapnya.

Tanpa kata gue menepis tangan nya. Gue baru melangkah kaki, lagi lagi tangan gue dicekal oleh nya.

" Nina.. gue mau bicara " ucapnya.

" Apaan sih.. lepasin tangan gue gak..? " Ucap gue sedikit marah.

" Nin.. gue...

" Fan cukup gue mau ke kelas, lepasin tangan gue " ucap gue memotong ucapnya.

" Nin.. lo itu istimewa, gue mau lo jadi ...

" Jangan panggil gue istimewa lagi, kenyataannya gue gak se istimewa itu, gue banyak kekurangan nya fan. Buktinya gue gak punya teman banyak. Mungkin gue buruk, jadi gue gak pantas dijadikan teman.

" Kenapa lo ngerendahin diri sendiri sih, biar orang mau bilang apa, yang penting lo jangan ngerendahin diri sendiri, lo itu istimewa Nin.. "

" Cuih. Gue yakin kata kata lo bukan dari hati lo sendiri. Lo ngomong istimewa kesemua cewek kan. Menurut lo istimewa itu apa sih..?

" Istimewa itu beda dari yang lain Nin..

" Cukup, gue gak mau bicara lagi, omongan lo hanya omong kosong, lepasin tangan gue, gue mau kekelas, bukannya lo udah ada Sarah, kasihan sarah..

Irfan pun melepaskan tangan nya. Gue pun langsung pergi dan menuju kelas.

Setelah gue duduk dikelas, sudah banyak yang berada dikelas. Tiba tiba Irfan datang kekelas membawa es teh.

Irfan mendekat ke sarah dan..

" Sar.. ini pesanan lo.. " ucap Irfan sambil memberikan es teh yang ia pegang.

Sontak semua murid berteriak.

" Cie.. cie... suit ... suit.. sarah irfan ni ye.. " ucap  semua murid kecuali gue.

Gue hanya menghela nafas. Berusaha melupakan kejadian tadi.

Gue jadi ingat Rafa, Rafa beda dari yang lain, ia cowok yang tulus. Gue bisa lihat perjuangan nya yang begitu besar, tapi apalah daya gue.

Gue sudah terlanjur janji sama nyokap dan sudah terlanjur menolak Rafa.

perjalanan cinta seorang pelajarWhere stories live. Discover now