21

8.3K 644 49
                                    

01 Juni 2018, 04 : 00 WIB.

Iqbaal memeluk erat tubuh mungil istrinya yang terbalut dalam satu selimut bersama dirinya, Iqbaal menyingkirkan sejumput rambut yang jatuh di atas dahi istrinya ini dengan lembut, Iqbaal mengecup dengan sayangnya dahi (Namakamu).

(Namakamu) merasakan usapan lembut di punggung telanjangnya ini, ia bahkan perlahan-lahan membuka kedua matanya akibat gangguan kecil Iqbaal di .. di pagi-pagi buta?

"Udah bangun?" bisik Iqbaal dengan suaranya yang terdengar ciri khas bangun tidur. (Namakamu) dengan kedua matanya yang sayu-sayu."Masih ngantuk," gumam (Namakamu) dengan kedua matanya kembali tertutup kemudian ia menenggelamkan wajahnya di dada bidang Iqbaal.

Iqbaal tertawa kecil melihat istrinya ini begitu menggemaskan ketika masih seperti ini. Ia mengusap rambut istrinya dengan sayangnya, terkadang ia juga menganggui istrinya dengan kecupan-kecupan kecilnya.

"Kamu kalau udah bangun suka ganggu orang tidur, ya? Iqbaal ... haaa ... jangan ganggu, ih!" rengek (Namakamu) yang tidak suka dengan Iqbaal yang tertawa mendengar istrinya merengek.

"Iqbaal nanti jam 1 siang penerbangannya, jadi puas-puasin dong ketemu istrinya dulu. Kamu nggak mau habisin beberapa jam sama Iqbaal?" ucap Iqbaal yang akhirnya dengan gemas menggigit pipi (Namakamu).

Dan, seketika Iqbaal merasakan tendangan di kakinya, itu tidak sakit hanya saja geli karna istrinya ini tidak pernah kuat saat melakukan kekerasan kepadanya. "Rese, ih! Kamu mau aku jambak? Ha?!" Kini keluarlah sisi premanisme istrinya ini, Iqbaal tertawa kembali.

(Namakamu) pun melepaskan pelukannya dengan Iqbaal, ia bahkan menarik tubuhnya menjauhi Iqbaal, ia membelakangi Iqbaal dengan kedua matanya kembali ia pejamkan. Pasalnya, sejak pagi tadi hingga pagi ini, Iqbaal dan kegigihannya ingin memiliki replika dirinya itu, membuat dirinya cuti hanya untuk itu.

Iqbaal membatalkan semua jadwalnya kemarin, ia bahkan mendengar suara desah napas pasrah sekretarisnya saat si Bos kembali berulah seenaknya. Memang terkadang mempunyai suami seperti Iqbaal harus disleding biar tidak kebiasaan.

(Namakamu) merasakan tangan besar Iqbaal melingkar di perutnya, Iqbaal bahkan mengecup bahu (Namakamu) dengan lembutnya. "Kamu ikut Iqbaal ya, ke Surabaya. Kamu tahu, Iqbaal nggak bisa tidur kalau nggak ada kamu. Mau ya, sayang?" bisik Iqbaal dengan suara beratnya yang lembut itu.

(Namakamu) sudah mendengar tawaran itu lebih dari 10 kali dalam beberapa jam belakangan ini, Iqbaal dan kemanjaannya yang hakiki itu tidak ingin jauh darinya. "Tiketnya udah dipesan, kamu kan cuma beberapa hari. Kita selalu video call, yang," balas (Namakamu) yang masih memejamkan kedua matanya.

Terdengar helaan napas Iqbaal di tengkuknya, Iqbaal menenggelamkan wajahnya dirambut istrinya ini. "Aku bisa pesan berapa tiket hanya untuk kamu. Kamu tahu kenapa aku selalu berusaha keras untuk kamu selalu ikut dengan aku? Karena aku, nggak bisa tanpa adanya kamu. Aku nggak bisa nahan rindu ke kamu, itu yang selalu kuucapkan agar kamu percaya. Tapi, kamu sepertinya santai-santai aja kalau aku pergi keluar kota. Berarti hanya aku yang punya rindu di sini." Terdengar suara berat Iqbaal yang serius, Iqbaal memang terdengar kesal tetapi ia tidak pernah berteriak kepada (Namakamu) dalam menyampaikan kekesalannya bahkan bermain kasar.

Ketika ia kesal, ia akan membawa (Namakamu) ke dalam pelukannya kemudian membisikkan kata-kata dalam mengungkapkan kekesalannya, atau menatap penuh (Namakamu) agar (Namakamu) tahu ia kesal.

(Namakamu) membalikkan tubuhnya menghadap Iqbaal yang ada di belakangnya, Iqbaal menatap istrinya dengan tatapan dalamnya, ia masih terlihat kesal dengan kernyitan halus di dahinya.

"Kepergian kamu ke luar kota itu bukan suatu hal yang perlu kita ributkan di tempat tidur, kamu dan pekerjaan kamu adalah hal yang harus bisa aku terima. Kamu dan tanggung jawab kamu adalah resiko aku yang harus rela ditinggal pulang pergi luar kota. Kamu dokter, kamu memiliki perusahaan yang harus kamu tanggung lagi, aku nggak mau menjadi beban-"

Me and My Broken HeartWhere stories live. Discover now