18

4.3K 579 49
                                    

Iqbaal terlihat tidak fokus sedaritadi, saat Bryan dan Aldi yang tengah berkelahi seperti biasanya kini terdiam karena melihat sahabatnya melamun dengan sedotan yang sedaritadi ia hisap tanpa jeda.

Bryan menepuk bahu Aldi, Aldi menatap Iqbaal yang ada di hadapannya. Aldi memukul sedikit keras meja kantin itu hingga membuat Iqbaal seketika tersadar, kini ia menatap Aldi tidak suka. "Apaan sih lo! Ngagetin aja," ucap Iqbaal tidak suka.

"Lagian lo yang kenapa, melamun nggak jelas. Eh, gue nggak mau ya, Kepala sekolah manggil ustad untuk rukiayahin lo," balas Aldi dengan suara beratnya.

Iqbaal menghembuskan napasnya dengan pelan, Bryan menatap Iqbaal dengan serius. "Gue mau tanya sama lo, Baal. Sebelum lo mulai kesurupan."

Aldi berdecak heran, Iqbaal hanya melirik Bryan sekilas kemudian kembali meminum-minumannya.

"46474 itu apa?" tanya Bryan serius.

Iqbaal yang mendengar itu seketika menghentikan aktivitas minumnya, ia menyatukan kedua tangannya di atas meja. Aldi pun ikut penasaran, pasalnya Iqbaal telah lama membuat angka itu disetiap sosial media yang ia punya, baju basketnya walau hanya dua angka, dan jika sedang suntuk dengan guru yang tengah menerangi pelajaran, Iqbaal membuat tato dari pena menuliskan angka itu juga di pergelangan tangannya.

Bryan memajukkan tempat duduknya agar mengetahui informasi Iqbaal, sedangkan Aldi menatap Iqbaal serius.

Iqbaal melihat wajah sahabatnya yang sangat ingin tahu, Iqbaal pun pasrah. " Itu nama belakang kak (Namakamu)," jawab Iqbaal dengan berat hati.

Bryan mengernyitkan dahinya, Aldi menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Seakan syok dengan kabar itu.

"Memang kepanjangan kak (Namakamu) apa?" tanya Bryan dengan kernyitan di dahinya.

Aldi tidak memperdulikan pertanyaan Bryan, ia menatap Iqbaal yang terlihat malu dengan pengakuannya. "Lo sesuka itu ya, sama kak (Namakamu)?" tanya Aldi memastikan.

Bryan gemas, ia tidak tahu nama kepanjangan (Namakamu). "Gue nanya anjir! Nama panjang kak (Namakamu) siapa?"tanya Bryan penasaran.

"Agata," jawab Iqbaal dengan pelan.

Bryan menganggukkan kepalanya, "ternyata lo alay, gue jijik ..," sahut Bryan dengan santai.

Aldi berdecak kesal, ia benar-benar tidak percaya dengan perkataan sahabatnya ini. "Memang apa sih yang buat lo suka banget sama dia?" tanya Aldi dengan heran.

Iqbaal menopang dagunya dengan kedua tangannya yang terlipat di meja, ia terlihat lucu seperti itu. "Gue nggak suka, tapi cinta."

Aldi memutar kedua bola matanya dengan malas, "Yeah.. whatever. Intinya, lo punya perasaan sama dia. Dan itu kenapa?" tanya Aldi dengan nada sedikit penekanan.

Iqbaal tersenyum saat membayangkan (Namakamu) mengusap rambutnya, tersenyum manis kepadanya, bahkan akhir-akhir ini mau digenggam olehnya. Iqbaal merasakan penantiannya selama ini tidak sia-sia, ingin rasanya ia memeluk gadis itu.

"Yee... ditanyain malah senyam-senyum kayak dapat uang segepok," ucap Aldi sembari memukul meja itu lagi.

Iqbaal yang sejak tadi membayangkan (Namakamu) kini kembali menatap kesal Aldi yang selalu menghancurkan bayangannya, Iqbaal berdecak tidak suka." Bawel banget lo kayak emak-emak jualan ketoprak." Dan Iqbaal berdiri dari duduknya, ia meletakkan uang 20 ribu di atas meja kemudian pergi keluar dari kantin.

Aldi mencibir, Bryan menatap kepergian Iqbaal dengan tatapan susah untuk dimengerti. "Di, kalau gue suka (Namakamu) gimana?"

Seketika Aldi terjatuh.

Me and My Broken HeartWhere stories live. Discover now