1

7.2K 610 33
                                    

**

21 Maret 2010, 12:30.

"Gue harap acara untuk amal itu berhasil." (Namakamu) dengan cekatan mengetik semua pembahasan rapat itu. (Namakamu) kembali menyimak apapun yang dibahas di dalam rapat tersebut.

"Dan untuk penerimaan siswa baru, kita sudah membahasnya kemarin. Program-programnya juga sudah disetujui dengan Pembina osis kita. So, we will do it," ucap ketua osis itu dengan senyuman manisnya.

(Namakamu) yang melihat senyuman ketua osis itu membuatnya kembali jatuh cinta untuk kesekian kalinya. Alkar Valdino, si Ketua osis idola sekolah. Siapa yang tidak kenal dengan pria tampan satu ini? Sudah lah tampan, keren, stylish, humoris, ramah, dan cinta-able. (Namakamu) adalah satu penggemarnya.

(Namakamu) akan sanggup menjalankan hari-hari terburuknya jika Alkar selalu berada di hadapannya, seperti saat ini. (Namakamu) menghela napasnya dengan lega sembari tersenyum manis menatap Alkar.

Osis di SMA Cambridge Creative School ini bukan sembarangan orang untuk dapat menduduki jabatan ini. Minimal harus memiliki prestasi di dalam akademik maupun non akademik, nilai minimal 8 disetiap mata pelajaran yang ada, dan tidak ada catatan merah di buku pelanggaran.

Osis di dalam sekolahnya adalah orang-orang yang dipandang kelas atas, mereka disegani, dan menjadi bahan pujian oleh guru-guru. Itu sebabnya, banyak yang berbondong-bondong untuk dapat menjadi jajaran osis, tetapi hanya beberapa yang dapat masuk.

Dan (Namakamu), adalah salah satunya. Ia masuk dalam jajaran osis bukan untuk menjadi popular, bukan untuk disegani, tetapi untuk dapat berdekatan oleh Alkar Valdino.

Rapat telah usai, (Namakamu) masih tersenyum manis saat ia mulai berkemas untuk pulang.

"Woi!"

Suara kurang ajar itu menganggetkan (Namakamu) yang tengah tersenyum-senyum manja, charger laptop-nya seketika terjatuh – membuat (Namakamu) mendelik tidak suka.

"Ngapain sih lo di sini?!" pekik (Namakamu) tidak suka.

Alwan- si suara kurang ajar- itu pun menggaruk kepalanya yang tidak gatal, ia tersenyum serba salah kepada (Namakamu).

"Sori...sori... ," ucap Alwan dengan suaranya yang terdengar bass.(Namakamu) kembali memasukkan barang-barangnya ke dalam tas, ia tersenyum manja kembali.

"Untung gue cantik, coba kalau enggak? Gue oplas burung lo!" sambung (Namakamu) dengan kedua matanya menatap tajam Alwan.

Alwan yang mendengar itu, seketika merapatkan kedua kakinya. Ia menutup mulutnya seketika, (Namakamu) tersenyum dengan manis sembari memberi semua barang bawaannya kepada Alwan, Alwan yang menerima itu pun sedikit oleng namun kembali dapat menguasainya.

"Cus! Kita caw!"

Alwan pun mengikutinya dengan cengiran bodohnya.

**

20 April 2019, 13:02.

(Namakamu) tersenyum saat kembali melihat foto-fotonya dulu. Teman-temannya, jajaran osis, dan Iqbaal – yang kini menjadi suaminya. (Namakamu) dengan perlahan-lahan membuka foto-foto kebahagiaannya dulu. Sungguh, ia ingin kembali ke masa-masa mudanya dulu.

Tiba-tiba saja, ia merasakan kecupan singkat di rambutnya bagian belakang, ia menghidu aroma aftershave itu, (Namakamu) tetap fokus kepada album foto itu. "Aku pikir kamu pergi, ternyata di sini," bisik Iqbaal dengan lembut. (Namakamu) tersenyum ketika suaminya telah duduk di sisinya, ia menyandarkan tubuh munginya ke dalam dekapan Iqbaal, Iqbaal memeluknya dengan erat.

"Aku kangen sama masa-masa SMA dulu. Aku buka album foto-foto kita dulu. Dan kamu masih tetap Iqbaal yang dulu," bisik (Namakamu) tepat di depan wajah Iqbaal. Iqbaal mengusap pipi istrinya dengan lembut, perlahan-lahan ia mendekatkan wajahnya untuk mengecup bibir istrinya.

"Tapi kamu tetap mesum seperti dulu juga! " Dan Iqbaal terhenti saat mendengar ucapan istrinya yang tidak di waktu yang tepat. Wajah Iqbaal sudah sangat dekat sekali dengan wajah istrinya, tinggal sedikit lagi dicium.

"Kan sekarang udah sah, jadi? Kita bisa—"

"Walaupun! Udah deh, nggak usah dekat-dekat." (Namakamu) mendorong wajah Iqbaal dengan tangan mungilnya. Iqbaal menghembuskan napasnya dengan pelan, ia dengan gemas membawa kedua tangan istrinya lalu mengecupnya dengan penuh kasih sayang.

"Eh.. tahu nggak sih, Baal? Kamu dulu ganteng banget, aku kok nggak suka ya, sama kamu?"cerita (Namakamu) sembari menepuk dada bidang Iqbaal dengan tangan mungilnya.

Iqbaal menatap istrinya yang menggemaskan itu sembari mengusap pipi yang berona merah itu, kesukaan Iqbaal."Sayang, aku dari dulu memang udah ganteng, kamu aja yang baru sadar," sahut Iqbaal dengan suaranya yang berat.

(Namakamu) memutar kedua bola matanya dengan malas, lalu kembali bersemangat saat ia mendapatkan topik obrolan baru." Eh.. Baal.. kamu tahu nggak, sih? Dulu aku waktu suka sama Alrka, aku tuh pengin banget jadi lalat. Kenapa? Karena aku pengin lihat dia mandi.. hehehe... ." (Namakamu) mengingat itu dengan cengiran mesumnya.

Iqbaal seketika memberhentikan aktifitas mengusap pipi istrinya, ia menatap (Namakamu) dengan tatapan kesal. "Oh gitu, jadi dulu kamu mau ngintip dia mandi, iya ? Ya udah, Iqbaal bakal minta nomor Alrka ke Alwan, terus suruh Alrka mandi di rumah kita. Biar kamu puas, kalau bisa dijadikan snapgram terbaru kamu." Iqbaal dengan kesal mendorong tubuh mungil istrinya agar tidak berdekatan dengannya, dia mendorongnya dengan lembut.

Iqbaal yang akan berdiri dari duduknya seketika tertahan oleh istrinya, Iqbaal masih kesal. " Ya Allah, suami hamba kenapa pencemburu sekali? Apakah ini yang dinamakan talak 3?"

Dan dengan cepat pula, Iqbaal menatap istrinya dengan wajah semakin kesal. (Namakamu) terdiam seketika, ia menutup mulutnya rapat-rapat." Kamu bilang apa?! Ha?! Talak? Kamu kira...--" Iqbaal terdiam seketika saat (Namakamu) mengecup bibirnya sekilas.

"Gemes lihatnya kalau lagi marah-marah, kepengin cium terus," bisik (Namakamu) dengan senyuman manisnya.

Iqbaal berdecak kesal, "Aku lagi marah, dan aku mau cium kamu." Iqbaal menuntun kedua tangan (Namakamu) melingkar di lehernya, lalu mulai mencium istrinya dengan lembut. (Namakamu) tersenyum di dalam ciuman itu, Iqbaalnya tidak pernah berubah. Dulu, sekarang, dan selamanya.

"I love you, Sayang." Iqbaal mengucapnya di sela-sela ciumannya.

Dan sekali lagi, (Namakamu) beruntung untuk yang satu ini.

**

Bersambung..

P.S : VOTE 40 COMMENT 20 MINIMAL.

Me and My Broken HeartWhere stories live. Discover now