005 - Acacio Academy

481 128 43
                                    

"Elsi Wirasana terdaftar sebagai Tentara Langit."

Tunggu sebentar. Tunggu sebentar.

Elsi berusaha mengendalikan napas yang terengah-engah. Dia menurunkan telapak tangannya dari poster berlambang Tentara Langit. Peluh menggurat pelan lehernya dari arah bawah telinga.

Barusan, mendengar kata pulang, entah bagaimana Elga langsung merasuki pikirannya seolah Elsi sedang kesetanan. Elsi yang terus merasa ada yang terlupakan sejak semalam, tiba-tiba langsung paham apa yang telah dia tinggalkan. Dalam detik yang cepat, semua kilasan ingatan kembali ke dalam kepalanya begitu saja seolah air yang dituang dari ember, membanjiri isi memori.

Elsi harus pulang. Tidak ada waktu untuk bermain sekolah-sekolahan di dunia asing ini. Ada hal yang lebih penting untuk dia urus. Elga. Elga. Dan Elga

"Elsi?"

Elsi menoleh, menatap Alka yang masih terlihat terkejut akan tindakannya.

"Kamu ingin pulang?" tanya Alka. Esli menelan ludah, tidak mengatakan apapun selain menatapnya, seolah dengan itu sudah tersampaikan jawabannya. Bukan, Elsi bukan tidak ingin menjawab pertanyaan Alka. Tetapi isi kepala Elsi rasanya berkecamuk dan Elsi tidak yakin akan dapat berbicara dengan tanpa suara yang bergetar.

"Kenapa?" tanya Alka lagi. Elsi tetap diam, kemudian menjawab setelah mengambil napas panjang.

"Karena ini bukan duniaku."

Elsi bisa melihat Ergo tersenyum puas mendengar jawabannya.

"Dia benar. Sebenarnya, tidak seharusnya kalian ada di sini. Ini bukanlah dunia kalian, dan masing-masing dari kalian punya kehidupan yang kalian tinggalkan. Tapi, semua kembali kepada diri kalian masing-masing. Memilih untuk tidak kembali pun, pilihan itu ada di tangan kalian," ujar Ergo.

"Kapan aku bisa pulang?" tanya Elsi dengan suara yang berubah serak di ujung kalimat.

"Seperti yang sudah kukatakan. Ketika kamu bisa lulus, kamu akan pulang," jawab Ergo.

"Kapan aku bisa lulus?" tanya Elsi lagi, setelah mengambil napas yang cukup panjang.

Ergo kembali tersenyum menanggapi kekerasan kepalanya. "Aku akan mengulang jadwal kalian. Dalam tiga bulan, kalian adalah murid Acacio yang mempersiapkan ujian memasuki jurusan. Jika kalian berhasil lulus dan menjadi murid Tentara Langit, kalian akan dibina hingga lulus dan menjadi Tentara Langit sejati, dan saat itulah kalian bisa kembali ...."

Kepala Elsi menjadi terasa lebih pening mendengar penjelasan Ergo. Tiga bulan. Ujian masuk jurusannya saja masih menunggu tiga bulan. Jadi, kapan tepatnya Elsi akan lulus dan bisa kembali pulang?!

Tanpa sadar tubuh Elsi menjadi limbung. Dia berjalan mundur, terus menjauhi teman-temannya yang masih memperhatikan detail penjelasan Ergo.

Seluruh kepala Elsi kini hanya dipenuhi tentang Elga.

Bagaimana keadaan rumah sekarang? Bagaimana keadaan Elga? Apa Ayah melakukan hal buruk lagi pada Elga? Apa Elga akan masuk rumah sakit lagi seperti waktu itu? Kalau iya, Elsi sendiri yang akan membunuh tua bangka tidak jelas yang dulunya dia anggap ayahnya.

Bagaimana Elga? Apa dia sudah sembuh? Semalam, lukanya cukup parah. Tunggu, semalam? Semalam kan Elsi tidak kembali.

Benar juga, hari sudah berganti.

Apa Elga sudah makan? Lukanya seharusnya membaik. Apa hari ini dia berangkat sekolah? Bagaimana dengan kemarin? Apa Elsi dan Elga dianggap tidak masuk sekolah tanpa keterangan? Bagaimana hari ini?

[Para] Tentara LangitDär berättelser lever. Upptäck nu