7.1

472 145 50
                                    

Atreo menyilangkan kedua tangan di depan dada, berpikir keras. Sejak beberapa hari yang lalu dia memang sudah berpikir keras, tetapi melihat layar yang terpasang di pos kota membuat Atreo menjadi harus berpikir lebih keras. Setelah beberapa waktu, dia akhirnya memutuskan untuk pulang karena menyadari tidak akan ada yang dia dapat dengan tinggal lebih lama. Setelah berpamitan dengan Kepala Kota, pemuda itu meninggalkan pusat kota, berjalan menuju rumahnya. Mungkin dia akan tiba menjelang petang datang.

Atreo sangat membencinya. Pengorbanan. Saat salah satu warga harus dikirim keluar kota, dibiarkan mati di luar sana.

Atreo membencinya. Dan sejak tiga tahun lalu, kebenciannya menjadi berpuluh kali lipat.

Mengecilnya ruang lingkup atmofer sangat berpengaruh pada kelangsungan hidup di dalam kota. Oksigen yang mampu dihasilkan dan ditahan kota mulai berkurang. Persediaan air juga berkurang. Menanam lebih banyak pohon akan menghasilkan ketidakseimbangan. Menurunkan lebih banyak hujan akan menyebabkan ketimpangan.

Layar yang terpasang di pos kota sebenarnya hanya diagram agar bisa dibaca lebih banyak orang, tetapi Laplace's Demon yang sebenarnya ada di ruang bawah tanah rumah Atreo. Semua sistem alat pengendali atmosfer juga berada di tempat yang sama. Dan meski Atreo benci mengakuinya, tetapi Laplace's Demon selalu benar. Dia menghitung segala partikel yang ada di dalam atmosfer, bahkan menghitung partikel dalam dirinya sendiri. Laplace's Demon melakukan perhitungan yang akurat, membuat prediksi yang tepat.

Laplace's Demon menghitung partikel yang fluktuatif, tidak stabil, dan hampir dipastikan tidak akan ada di ruang dan waktu yang sama setiap saat. Dia menentukan posisi dan momentum segala partikel dengan tingkat kesalahan kurang dari 0.001%. Laplace's Demon mengetahui segalanya. Laplace's Demon adalah Tuhan di kota ini.

Atreo tidak bisa melakukan apa-apa pada sang demon, yang bisa dia usahakan hanya memperluas jangkauan kubah atmosfer. Tetapi sejak tiga tahun lalu, dia tidak mengalami perkembangan.

Dulu, saat kakaknya masih hidup, mereka bekerja bagai duo yang tidak terkalahkan. Mereka berdua mampu mengundurkan waktu penyempitan atmofer dari yang awalnya setiap bulan, menjadi setiap tahun, menjadi dua tahun sekali, dan terakhir menjadi tiga tahun sekali. Bekerja hanya dengan Atreo sendiri tidak akan menghasilkan sesuatu yang berarti.

Itu dulu, saat kakaknya masih hidup.

Sebelum kemudian, tiga tahun lalu, kakaknyalah yang dikorbankan.

Dan yang lebih parah, tahun ini, Laplace's Demon memilih Atreo sebagai orang yang paling tepat untuk disingkirkan.

Tidak ada bantahan. Tidak ada tapi-tapian. Tidak ada penundaan. Dalam waktu tiga bulan, Atreo harus keluar.

Pengorbanan tidak bisa digantikan. Jika yang lebih tua menggantikan, keseimbangan akan surplus. Itu berpengaruh pada atmosfer dan membuatnya mengecil lebih cepat. Jika yang lebih muda menggantikan, keseimbangan akan menjadi defisit, dan itu akan membahayakan seluruh warga kota.

Yang bisa menggantikan hanyalah yang mempunyai total perhitungan kehidupan yang mirip sehingga tidak akan membuat masalah yang terlalu besar. Dan Atreo tidak melihat orang yang seperti itu di data yang dia punya.

Pilihan terbaiknya adalah pengorbanan Atreo. Meski itu juga beresiko. Tidak ada lagi yang akan bisa melanjutkan pekerjaan menjaga dan meneliti atmosfer buatan. Meski layar di pos kota menampilkan diagram yang lebih mudah dibaca, tetapi tidak ada yang bisa membaca Laplace's Demon sesungguhnya. Hanya Atreo satu-satunya yang tersisa di kota ini yang bisa melakukannya.

Dan jika Atreo keluar, maka dipastikan bahwa sejak saat itu juga, setiap tiga tahun, akan selalu dilakukan pengorbanan hingga tidak ada lagi manusia yang tersisa. Atau kota ini justru menghilang duluan, menewaskan seluruh warga kota yang tersisa dalam sekali kesempatan.

[Para] Tentara LangitWhere stories live. Discover now