6.2

451 137 43
                                    

"Kapten! Aku melihat kapal!"

Aalisha mendongak, menatap dua orang yang berada di tiang pengintai yang salah satunya baru saja berteriak.

"Aneh, kupikir baru tadi siang kita berlayar."

Kali ini Aalisha mengalihkan pandangan pada seseorang yang berdiri di sampingnya. Sedikit mendongak, karena pria dewasa itu lebih tinggi dari Aalisha. Tangan kiri pria itu memegang cerutu dengan asap masih terus menguar, ribut diterbangkan angin laut. Pria dewasa itu mengangkat tangan kanannya. Memeriksa angin.

"Putar haluan. Malam ini kemungkinan akan badai, kita tidak akan menganggu kapal apapun," ujar pria itu.

Jeeha mengangguk setelah menyingkirkan rambut panjangnya yang digerai hingga mengganggu wajahnya sendiri. Angin malam ini bertiup lebih kencang dari biasanya. Dia lalu masuk ke ruang kendali, memberi tahu perintah kaptennya kepada nahkoda.

Aalisha hanya diam. Dia tau maksud kapten sebenernya. Kaptennya itu hanya tidak mau ada kapal dagang yang terlambat masuk ke dermaga dan dihancurkan badai karena mereka cegat di lautan.

Aalisha melirik cahaya di lautan nun jauh di sana, muncul menghilang bersama gerakan ombak yang meninggi. Bukannya kaptennya sedang memikirkan nasib calon mangsanya, meski sebenarnya memang begitu. Kapten yang umurnya masih kepala empat itu—belum tua meski Aalisha memanggilnya tua bangka—tidak suka melihat kapal karam. Semerugi apapun mangsa perompakannya, tidak pernah kaptennya hancurkan sampai kapalnya hancur dan tenggelam. Kapten sangat membenci itu. Puing-puingnya hanya akan merusak terumbu karang yang suka dipandanginya saat menyelam.

Aalisha menyipitkan mata saat melihat sesuatu yang asing. Dia mendongak, lalu meneriakkan nama salah seorang pengintai. Yang di panggil menunduk, lalu mengangguk mengerti akan kode yang diberikan Aalisha. Dia memakai lagi teropongnya dan mengarahkan pandangannya ke arah objek yang dimaksudkan oleh sang calon kapten.

Objek putih itu terus bergerak mendekat dan Aalisha mendapatinya adalah burung hantu. Burung hantu dengan bulu-bulu seputih salju. Dia menjatuhkan sesuatu yang sejak tadi dicengkeram kakinya, dan sesuatu itu jatuh tepat di depan Aalisha.

Gagak hitam milik kapten.

"Kapten," bisik Aalisha sembari menoleh, menatap kaptennya yang juga terpaku menatap bangkai peliharaan kesayangannya. Kapten dan Aalisha bersamaan mendongak, memperhatikan burung hantu putih yang kini terbang menjauh.

"Itu burung milik kapal di depan!" Itu suara pengintai.

"Mereka perompak!!" Suara pengintai yang lain menyahut di antara angin. Memancing perhatian setiap orang yang ada di geladak kapal.

Kapten menggeram, namun dengan segera kembali tenang.

"Jeeha, kita akan menahan perompaknya memasuki dermaga," ujar Kapten.

"Arahkan kembali kapalnya ke rute sebelumnya."

Jeeha yang baru saja kembali dari ruang kendali, mengangguk lagi setelah dengan kasar berusaha memilin rambut panjangnya, lalu segera berjalan menuju ruangan kendali lagi.

"Aalisha, seperti biasa. Kamu yang akan mengambil alih jika terjadi sesuatu," ujar Kapten.

Aalisha mengangguk seadanya, sembari meyakinkan diri sendiri untuk memastikan kaptennya tidak kenapa-kenapa. Karena jujur saja, mengurus kapal adalah hal yang sangat merepotkan. Aalisha tidak suka menjadi kapten. Aalisha suka menjadi bayangannya.

"Aku akan mengabari yang di lantai bawah," ujar Aalisha. Dia lalu turun melalui sebuah tangga kayu menuju lambung kapal. Ratusan tong kayu tersusun rapi meskipun acak, dengan beberapa api penerangan di beberapa pilar.

"Aalisha, ada apa?" tanya Airin. Perempuan itu baru saja menggerakkan bidak catur pada papan catur yang diletakkan di atas salah satu tong kayu.

"Kita akan mencegah sebuah kapal perompak masuk dermaga," jawab Aalisha, mengundang perhatian dari pria-pria yang berada di lantai bawah.

"Perompak? Ada perompak di wilayah kita?" tanya seorang pria dengan terkejut. Kapal mereka baru berlayar tadi siang. Belum terlalu jauh dari dermaga, belum sampai bahkan batas terluar teritorial kekuasaan mereka.

Memang, sesuatu yang baru. Selama belasan tahun Aalisha bergabung dengan kapal, tidak pernah mereka bertemu perompak di wilayah tenang mereka. Mereka hanya menjarah kapal-kapal dagang maupun perang yang melintas. Merampas bahan makanan, pakaian, obat-obatan, dan senjata yang mereka bawa. Namun belum pernah mereka menemukan kapal perompak.

"Segera siapkan yang terbaik dari kalian. Ini akan menjadi malam yang panjang." Tobi, pria berbadan besar yang senang menjahili Aalisha, berdiri lalu mengambil kapaknya yang tergantung rapi selama banyak tahun di dinding kapal. Tak pernah dia sentuh sebelumnya. Mungkin sesekali, untuk dia asah agar tidak tumpul dan berkarat mata kapaknya.

Aalisha mengangguk. Dia tahu Tobi benar. Dia pernah mendengar kisahnya. Beberapa tahun sebelum Aalisha lahir, kapal mereka pernah melawan perompak dengan hasil kemenangan namun kerugian yang sangat besar. Dan Tobi ada di sana, bertarung bersama kapten hingga mendapat bekas baretan panjang di otot besar lengan kanannya. Meski tentu saja, saat kejadian itu Tobi belum mempunyai otot yang sebesar sekarang. Bahkan, percaya tak percaya, dulunya tubuh Tobi hanya sekecil dan sekerempeng tubuh Aalisha.

Kapal bergoyang seolah menabrak sesuatu, membuat Aalisha langsung memasang kuda-kuda menahan keseimbangan. Dia cekatan mengambil cukup kunai hingga memenuhi sela-sela jarinya di tangan yang menggenggam.

Dan Aalisha mendengarnya. Seruan Kapten sebagai tanda di mulainya malam panjang kali ini.

|°|°|

Fun fact:
Uyeaaaahhhh!!!
Ayo kita bertempur !!!

Fun fact kali ini adalah bahwa bagian perkenalan Aalisha tidak memiliki banyak revisi. Entah kenapa, saya sudah suka aja gitu sama versi aslinya. Yah, mungkin tambahan ini itu dan tambalan di sini situ. But, 80% bagian yang kalian baca adalah versi asli Aalisha.

Bagaimana Aalisha menurut kalian?

Setelah saya baca ulang, saya baru sadar bahwa saya tidak terlalu banyak menjelaskan tentang Aalisha, selain bahwa dia punya sangat banyak teman. Tapi sejauh ini saya merasa tidak ada masalah. Kepribadian Aalisha memang sangat transparan bahkan untuk saya sendiri.

Semoga kalian menikmati chapter ini ^^


120420-rev

Another funfact: ini bener-bener lucu karena saya update lagi dalam dua hari berturut-turut. Padahal sebelumnya naskah ini teronggok dengan kejamnya hingga penuh debuk awokwkw

[Para] Tentara LangitWhere stories live. Discover now